Assalamu'alaikum
Happy Reading teman 🙏🏻
Jangan lupa tinggalin jejak❣️****
Suasana dimeja makan keluarga pondok pesantren Al Mukarramah pagi ini berlangsung khidmat. Tak ada suara yang keluar dari mulut para anggota keluarga. Semuanya sibuk dengan makanan yang tersaji dipiring masing masing. Makan tanpa berbicara sudah menjadi kebiasaan keluarga ini. Secerewet apapun pribadi seseorang, dimeja makan selalu usahakan tenang dan diam. Bahkan, Nisya yang 'ramai' saja anteng dengan makanannya.Kebiasaan satu ini bukan lagi hal baru untuk Zahra. Di rumahnya dulu, kebiasaan seperti ini juga sudah diterapkan sejak lama. Namun mengingat Zafran yang usil terhadap Zahra, setiap makan pasti ada saja satu dua keributan kecil meskipun sesudah itu hening dan khidmat kembali.
Tekad yang Zahra ucapkan didalam hati saat hari pernikahannya kemarin, bukanlah suatu tekad main main. Terbukti dengan apa yang ia lalukan pagi ini. Berusaha untuk menyiapkan segala keperluan suaminya. Mulai dari pakaian hingga makanan. Tekad Zahra sudah bulat, bagaimanapun juga mencoba berbakti dan menjalankan kewajiban seorang istri merupakan keinginan nya sejak lama.
"Mau tambah Gus?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Zahra ketika dilihatnya piring Yas hampir kosong.
Abah yang mendengar panggilan Zahra kepada Yas seketika berhenti dengan kegiatannya. Ini kali kedua dia mendengar Zahra memanggil Yas dengan sebutan Gus. Ketika ingin memberikan sedikit Nasihat kepada Zahra, Ummah menghentikannya tepat ketika mulut Abah terbuka. Sentuhan jemari Sang istri ditangannya, memalingkan pandangan Abah dari Zahra. Kedipan pelan kedua mata Ummah sudah cukup menjelaskan kepada Abah untuk tidak ambil bagian dalam hal ini. Sepertinya sang istri sudah melakukan apa yang hendak ia lakukan. Bukan ingin menegur Zahra, niat Abah hanya ingin memberitahu jikalau mungkin Zahra belum tau.
"Tidak, ini sudah cukup. Terimakasih" ucapan Gus Yas menjawab.
Bukan tidak tau, Yas tau apa yang akan dilakukan Abah tadi. Dia melihat interaksi Abah dan Ummah melalui sudut matanya. Jelas menurut mereka hal itu janggal, toh selama ini ia sering protes ketika keluarganya memanggil dengan embel embel Gus. Tapi, rasanya terlalu mengatur dan banyak pinta jika ia meminta Zahra mengubah panggilan. Pernikahan mereka baru saja berjalan 1 hari dan itu belum cukup untuk nya mengenal Zahra. Ditambah rasa segan dan masih beradaptasi dengan keberadaan Zahra disisinya. Tapi memang benar, ini salah. Zahra bukanlah orang asing untuknya, pun keluarga ini. Wajar jika ia meminta Zahra mengubah panggilan, toh Zahra adalah istrinya.
Untuk sekarang biarlah, menurut Yas. Mungkin gadis ini masih butuh waktu untuk menyesuaikan dirinya. Sekali lagi banyak hal yang berubah dari hidupnya dalam sekejap. Dan itu cukup membuat Yas merasa bersalah dan terganggu.
"Baiklah" respon Zahra menyadarkan Yas dari pikiran bak benang kusutnya. Kemudian melanjutkan makannya dengan pikiran yang kalut.
****
Setelah sarapan, Pagi ini Zahra disibukkan dengan kegiatan pribadinya. Membereskan kopernya, membersihkan kamar, dan kegiatan lain yang belum terpikirkan olehnya. Berusaha se produktif mungkin dihari pertama ia menjadi istri. Terlintas ingin mencuci pakaian kotor disudut ruangan, meskipun belum menumpuk.Dimulai dengan memindahkan baju-baju nya kedalam lemari pakaian.
"Izin buka lemari ya, Gus" ucap Zahra sebagai bentuk izinnya kepada Yas. Padahal sosok Yas sendiri tidak ada dalam ruangan tersebut. Yang penting izin dulu, kekeh Zahra dalam hati menyadari apa yang baru dia lakukan.
Tak lama sesudah izin terucap, Gus Yas masuk ke dalam kamar tanpa suara sama sekali. Kemudian memilih berdiri sambil bersandar di daun pintu yang memang terbuka daritadi. Mengamati apa yang sedang dilakukan Zahra, sekali lagi dalam diam. Seketika Yas teringat perkataan Ummah tadi sehabis sarapan, ketika berbicara 4 mata dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Gus Meet Ning
SpiritualKetika perjodohan mengawali segalanya. Pertemuan Gus Yas dengan Zahra membalikkan kehidupan keduanya. Perkenalan di awal pernikahan? Not bad. *** Cerita spiritual dan pernikahan pertama saya. Jika berkenan, boleh tolong follow akun saya, dan mohon t...