Chenle bangun dari tidur dan berjalan kekamar kedua orang tuanya, balita yang tahun ini akan genap 5 tahun itu berusaha membuka pintu penghubung antara kamarnya dan juga kamar kedua orang tuanya. Setelah terbuka ia berjalan menuju kasur kedua orang tuanya. Ia menyelinap masuk diantara kedua orang tuanya itu.
Jaehyun yang merasakan pergerakan di kasurnya pun membuka matanya terlebih dahulu. Dan mendapati sang anak yang tertidur diantaranya dan juga Haechan sambil memeluk dirinya. Jaehyun membalas pelukan anaknya itu, dan kembali menyelami alam mimpi.
Tepat pukul 6 pagi Haechan bangun, ia mengeliatkan tubuhnya perlahan dan sedikit terkejut saat anaknya ada diantaranya dan Jaehyun.
Ia dengan gemas mencium pipi Chenle dan Jaehyun. Dan teringat bahwa ayah dan anak itu akan mudah terbangun.
"tidur lagi ya,maaf mama ganggu" ucap Haechan sambil mengelus kepala Chenle dan Jaehyun.
"sayang dari pada mengelus kepala hyung lebih baik morning kiss"
Haechan mendengus mendengar ucapan suaminya itu. Walaupun begitu ia tetap mencium Jaehyun. Jaehyun menahan tengkuk Haechan dan memperdalam ciuman mereka.
"mama,papa?"
Haechan mendorong bahu Jaehyun untuk melepas pangutan mereka.
"anak mama udah bangun" Haechan nyium pipi Chenle gemas, menutupi kecanggunangan karna tadi ketahuan berciuman dengan anak itu.
Sedangkan Jaehyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"mama,Lele bosan"
Haechan terkekeh, ia memaklumi jika anaknya bosan jika dirumah terus karna biasanya ia akan bermain dengan tetangga sebelah rumahnya. Tapi semenjak penyebaran virus ini ia melarang anaknya itu keluar rumah.
"biar ngk bosan kita buat kue yuk"
Anaknya tampak menimang nimang ajakan Haechan."papa setuju dengan itu,kan udah lama ngk masak bareng papa" timbal Jaehyun. Sang anak langsung mengangguk.
"kita buat kue yey" Chenle bersorak senang, ia bangun dari tidurnya dan langsung loncat loncat di kasur.
"udah udah loncatnya, nanti pusing"
Haechan nyuruh anaknya itu buat berhenti loncat loncat."Lele" Haechan terpekik kaget saat anaknya itu ngejatuhin tubuhnya kekasur. Untung ini kasur jadi empuk.
"jagoan papa ngk boleh gitu, nanti tulangnya patah mau?" ucap Jaehyun. Chenle ngegelengin kepalanya.
"jangan ulangin lagi ya, minta maaf dulu sama mama, mama kaget tahu kamu kayak tadi" Chenle ngangguk dengar ucapan Jaehyun. Dia ngeringsut ke pelukan Haechan.
"maaf mama"
"lain kali jangan gitu ya" ucap Haechan sambil ngelus punggung anaknya itu. Chenle ngangguk, dia ngelepasin pelukannya sama Haechan.
"ma,pa lele ada pertanyaan"
"pertanyaan apa sayang?" tanya Haechan, dia ngelus rambut Chenle.
"satu tambah satu berapa?" tanyanya sambil noleh ke Haechan sama Jaehyun gantian.
"coba kamu hitung sendiri" ucap Jaehyun, Chenle ngerengut waktu dengar ucapan papanya itu.
"kan Lele nanya papa~"
"gampang gitu masa nanya papa sama mama"
"papa tinggal jawab"
"coba kamu jawab duluan"
"ih papa"
Haechan ngegelengin kepalanya lihat perdebatan ayah dan anak itu. Sama sama ngk mau ngalah.
"udah, udah jawaban 2" jawab Haechan."salah mama"
Haechan sama Jaehyun ngerutin dahinya.
"2 sayang, sini jari Lele, nih 1 tambah satu dua" Haechan ngajarin anaknya itu gitung, tapi yang diajarin ngegelengin kepalanya.
"salah mama,nih. Satu tambah satu" Chenle nunjuk Haechan baru Jaehyun.
"sama dengan tiga" dan terakhir nunjuk dirinya sendiri."dari mana kamu belajar kayak gitu?" tanya Haechan, dia padahal ngajarin anaknya itu bener bener, eh kok malah gini.
"uncle nana" jawabnya sambil senyum manis, Haechan mau marah tapi dikasi senyum kayak gitu kan jadi lemah.
"papa mau denger, uncle nana ngomong apa sama Lele"
Chenle dengan semangat mau nyeritain ke mama sama papanya itu.
"jadi waktu itu lele kan main kerumah uncle nana. Terus kata uncle nana dilumah itu hitunannya beda mama, kata uncle nana dilumah itu kayak dilumah lele, satu tambah satu itu tiga nanti kalau ada adik bayi itu jumlahnya empat, kalna mama sama papa awalnya bedua telus lele lahil jadi beltiga, nah nanti kalau adik jadi belempat"
Haechan dan Jaehyun menyimak cerita anaknya itu. Pandangan Haechan berubah sendu kala mendengar kata adik keluar dari ucapan anaknya itu. Jaehyun yang sadar sama raut istrinya itu menggenggam tangan Haechan lembut.
"Lele ingin adik ya sayang?" tanya Haechan.
"sangat mau mama" Chenle menjawab pertanyaan ibunya itu riang.
"tapi, Lele tahu kok mama ngk bisa ngasih adik. Uncle nana ngejelasin itu sama Lele. Lagi pula, kam Lele udah ada Jisungie dan juga Jeunie"
Chenle tersenyum pada sang mama,ia menghapus air mata Haechan yang sudah mengalir entah sejak kapan."mama kenapa nangis? Apa lele salah mama?" Haechan menggeleng, ia memeluk Chenle erat dan terisak.
Jaehyun yang awalnya tiduran langsung bangun dan duduk, ia duduk disamping Haechan dan memeluk istri juga anaknya itu."maafin mama ya ngk bisa ngasih lele adik" ucap Haechan disela tangisannya.
"mama ngk usah minta maaf, ini semua udah takdir. Mama pernah bilang sama Lele apapun yang terjadi dalam hidup itu telah ditentukan"
Haechan semakin terisak didalam dekapan anak dan suaminya itu."maaf"
Sekali lagi Haechan menggumamkan kata itu. Chenle merengut, ia menatap sang papa.
"sayang, hei lihat kami" ucap Jaehyun pada Haechan yang terisak sambil menyembunyikan wajah di perpotongan leher Chenle.
Haechan perlahan menatap Jaehyun dan Chenle. Jaehyun tersenyum lembut dan menghapus air mata Haechan.
"dengarkan hyung"
Haechan mengangguk pelan.
"ini bukan salahmu, dengar apa yang dikatakan Lele tadi? Ini takdir, dirimu sendiri yang mengajarkan itu. Hyung tak masalah jika dirimu tak memberikan hyung keturunan lagi, adanya Lele ditengah keluar kecil kita saja itu sudah cukup" Jaehyun mengelis pipi Haechan yang basah karna air mata."tapi...mama tahu kalian ingin, Chenle ingin adik dan hyung ingin anak kedua" jawab Haechan dengan nada serak.
"itu benar mama, tapi yang lebih Lele dan papa butuhkan adalah mama" Chenle langsung memeluk Haechan.
"Lele benar sayang, kami lebih membutuhkanmu. Kami tak mau jika ini dipaksakan akan berujung kami kehilangan dirimu. Kita pernah bahas ini sebelumnya. Jangan pikirkan ini, hyung tak mempermasalahkan jika kita tidak memiliki anak lagi. Kesehatanmu yang paling penting untuk kami mama" ucap Jaehyun.
Haechan kembali terisak, hatinya menghangat sekaligus sedih diwaktu yang bersamaan. Ia bersyukur memiliki suami dan anak yang pengertian padanya. Entah kebaikan apa yang ia lakukan, sampai dititipkan dua malaikat ini padanya.
Jaehyun kembali merengkuh Haechan kedalam pelukannya dengan Chenle diantara mereka.
"kumohon jangan menangis sayang" ucap Jaehyun sambil mencium puncak kepala Haechan.
***
Maaf pendek
Ku yang buat aku yang nangis juga😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Jungs
Fanfictionkeseharian keluarga Jung dan baby chenle. PS: Setiap Chapter tidak semuanya kelanjutan dari chapter sebelumnya.