"Besok adalah ulang tahun ku yang ke 17, semoga mamah, papah, bisa mengucapkan nya untuk ku," ucap Virtsya dalam hati.
Hari sudah tiba, matahari pun terbit, yang menyinari tubuh Virtsya yang masih terlelap tidur, setelah dia bangun Virtsya langsung buru-buru bangun, dan berharap semua yang di ingin kan nya terjadi, Virtsya pun langsung bersia-siap untuk pergi ke sekolah dengan kecereriaan nya.
"Pah, mah, Visrtsya berangkat sekolah dulu ya," ucap Visrtsya dengan muka ceria nya itu.
"Yaudah hati-hati ya sayang," ucap Pandi sambil mengecup dahi Virtsya.
"Mah.."
"Iyah sanah cepat berangkat itu supir udah nungguin," ucap Rere dengan ketus.
"Yauda kalo gitu Virtsya berangkat dulu ya, mah, pah," ucap Virtsya sambil melambaikan tangan nya.
"Re kamu kenapa si sama anak sendiri kaya engga sayang gitu, itukan anak kamu sendiri," ucap Pandi.
"Oh jadi sekarang kamu lebih mementingi anak kita dari pada aku," Jawab Rere sambil sambil cemberut.
"Lah bukan nya gitu Re tapi bagaimanapun juga Visrtsya juga anak kita yang patut kita sayangi," ucap Pandi menjelaskan.
"Yauda deh terserah kamu," jawan Rere sambil meninggalkan Pandi.
Virtsya melihat kedua orang nya yang beramtem, hati nya sangat sakit ketika melihat mereka berantem, dan mereka sama sekali tak mengingat hari ulang tahun nya, jalan kan memberi hadiah dan kado, mengucapkan saja mereka tak ingat, tetesan air mata Virtsya terjatuh lalu dia bergi meninggalkan rumah itu.
"Re.. re... lah jangan ngambek dong," kata Pandi sambil mengejar Rere.
"Yaudah sekarang kamu pengen nya apa? tapi asal jangan ngambek lagi," bujuk Pandi
"Pokonya aku pengen make up baru, baju baru, perhiasan baru titik," jawab Rere dengan senang sambil menghitung jari-jari nya.
"Yaudah entar aku transper uang nya lewat atm, tapi sekarang aku mau berangkat ke kantor dulu udah telat ni," ucap Pandi yang merasa tenang setelah istrinya tidak marah lagi kepadanya.
"Iyah sayang kerja yang bener, biar ngehasilin banyak uang," ucap Rere dengan senyum yang mengembang.
"Nah gitu dong senyum, jangan ngambek lagi."
"Iya sanah kerja."
"Yauda aku berangkat dulu," ucap Pandi sambil meninggalkan Rere.
Setelah suaminya pergi dia sangat senang karena dia bisa shoping barang-barang mewah lagi bersama teman-teman nya.
Dia tak pernah memikirkan Virtsya anak nya sendiri, karena menurutnya dia bukan anak kandung nya melainkan anak yang dia tuker waktu di rumah sakit.
"Mohon maaf ya apabila ceritanya kurang seru karena aku masih pemula"🙏
Jangan lupa di vote ya🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Virstsya (Sad Girls)
Teen Fiction"Apakah benar semua telah ditakdirkan oleh yang maha kuasa antara bahagia dan tidak mereka hidup di dunia ini?" "apakah bener orang yang sudah meninggal akan bahagia di alam nya sendiri" "Singkat saja aku ingin seperti mereka yang memeliki keluarga...