Part 6

978 132 1
                                    

Prok prok prok

Suara tepuk tangan itu berasal dari seorang pria yang kini sedang berdiri didekat piano, membuat Jaebom dan beberapa pengunjung lainya ikut menepuk tanganya untuk menutup penampilan Seulgi di restoran sepi itu. Pria itu mendekati tempat Seulgi duduk dan memberikan bucket bunga cantik padanya.

Jaebom menatapi peristiwa itu dari sebrang...
"Ahh pacarnya?" Jaebom jadi penasaran.

***

Seulgi menerima bucket bunga yang di berikan oleh Jongin,

"Selamat atas pembukaan cabang butikmu"

"Terimakasih..."

Mereka lalu duduk, seorang pelayan pun menyajikan kopi hangat untuk keduanya.

"Sudah lama tidak melihatmu bermain piano"

Ya iyalah, bukan hanya bermain piano tapi memang kita tidak pernah bertemu, batin Seulgi.

"Susah sekali mengajakmu bertemu"

"Maaf.. aku lumayan sibuk"

"Betul juga"

Suasananya sungguh canggung, Jaebom yang sedari tadi memperhatikan mereka pun juga merasakan kecanggungan mereka.. "oh sedang marahan ya" Jaebom menyimpulkan sendiri sambil lalu meminum sojunya.

"Langsung saja Jongin-ssi.. hal apa yang ingin kau sampaikan?"

"Ehmm anu.. aku hanya ingin minta maaf dengan baik"

Seulgi yang sudah tau arah pembicaraan pertemuan ini pun membatin.. ya, minta maaf lah yang benar dan jangan ganggu aku lagi.

"Aku selalu merasa bersalah padamu, tak semestinya aku seperti itu Seulgi-ssi"

"Yahh baguslah..."

"Kami memang sungguh kekanakan dan keterlaluan saat itu, aku-aku sekali lagi minta maaf padamu"

"Aku harap kau bersungguh sungguh"

"Tentu saja... aku akan menebus kesalahanku" Katanya sambil wajahnya kini tersenyum.

"...." walaupun kau menebusnya tak akan mengubah gelarku sebagai gadis taruhan ferari bodoh. "Ya, terserah kau saja Jongin-ssi"

"Aku harap kita bisa segera kembali berteman Seulgi-ssi"

"Apa itu perlu?"

"Maksudnya?"

"Berteman denganmu?" Jawabnya ketus

"Ouh, maaf.. tak masalah kalau kau tidak bisa..."
Melihat Jongin yang tadi sempat tersenyum dan kini kembali muram Seulgi jadi merasa tak enak. Dia jadi teringat tujuan sebenarnya menerima ajakan pertemuan Jongin adalah untuk menyelesaikannya, bukan untuk semakin mengulurnya.

Dengan segera Seulgi menjawab
"Aniyaa.. kan sekarang kita memang sudah berteman, kita saling mengenal, bukankah itu sudah sangat cukup untuk disebut teman?"

Jongin jadi lega mendengar perkataan Seulgi barusan, dia tau bahwa memang Seulgi adalah gadis yang baik walau kadang terlihat kasar, tentu saja gadis itu pasti akan memaafkanya. Itu juga salah satu alasan mengapa ia susah melupakan wanita ini, tidak perlu perdebatan yang dramatis saat berbicara denganya.

"Tentu, hmm apa setelah ini kau masih ada waktu?"

"Memangnya kenapa?"

"Mau pergi ke sungai Han? ada pertunjukan kembang api disana" ajak Jongin.

Sebenarnya Seulgi sangat malas menerima ajakan Jongin. Tapi mendengar kata Sungai Han dan pertunjukan kembang api ia pun tertarik dan jadi rindu akan tempat itu. Sejak pulang ke Korea, ia memang belum menyempatkan diri untuk sekedar jalan jalan.

What If #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang