Part 10

793 128 7
                                    

Kini Seulgi telah puas melihat pertunjukan kembang api yang sejak 2 hari lalu gagal dia saksikan karena hujan badai menerjang Kota Seoul. Seusai pertunjukan dia dan Jaebom pun langsung kembali ke parkiran dan masuk kedalam mobil putih milik Jaebom itu.

"Chaaa... Im Jaebom mampir dulu sebentar ke minimarket" perintah Seulgi kemudian

"Mwo? Kang Seulgi, sejak kapan aku jadi supirmu?"

"Memangnya kau sudah kenyang?"

"Wae? Kau belum kenyang?"

Seulgi lalu mengutak atik ponselnya "Jaebomah, lihat ini" Seulgi lalu menyodorkan ponselnya kewajah Jaebom.

Jaebom pun menelan ludahnya yang tiba tiba saja menerobos tanpa ampun di mulutnya gara gara melihat gambar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaebom pun menelan ludahnya yang tiba tiba saja menerobos tanpa ampun di mulutnya gara gara melihat gambar itu.

"Otte? Setuju??" Tanya Seulgi yang yakin strateginya ini berhasil.

"Aishh.... " Jaebom terdiam sebentar "Sudah pasti setuju!" Lanjutnya dengan semangat dan senyumnya yang lebar

"Yeah let's go! Pali pali Im Jaebom! ^^"

"Kita tidak akan berangkat sebelum kau pasang sabukmu"

Seulgi menuruti Jaebom dan mereka segera pergi keluar dari parkiran hotel mewah itu untuk menuju minimarket mana saja yang terlihat paling sepi sepanjang perjalanan menuju apartement Seulgi.

Satu porsi steak saja sama sekali tak memuaskan perut kelaparan mereka yang sama-sama sejak sepulang kerja tadi belum mengunyah makanan apapun.

Satu porsi steak saja sama sekali tak memuaskan perut kelaparan mereka yang sama-sama sejak sepulang kerja tadi belum mengunyah makanan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaebom menunggu di luar minimarket yang terlihat tak ada pengunjung itu, ia menunggu di tempat duduk yang tersedia didepan toko. Sedangkan Seulgi masuk dan membuat ramen instan untuk keduanya, selain itu dia juga membeli banana uyu, kimbab, sosis, dan kimchi instan. Ia membawanya kesebuah nampan dan menaruhnya dimeja mereka.

"Uwahh lihat ini, benar benar tak ada yang mengalahkan ini" cetus Seulgi sambil menelan ludahnya, dia ingin menangis saja saking senangnya melihat ramen berkuah yang amat menggoda itu.

Jaebom yang melihat sekumpulan makanan itu tersenyum gembira, seketika perutnya yang tadi tak begitu lapar kini menjadi berkali lipat lebih lapar saat aroma ramen tercium mengelilinginya.

What If #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang