Part 7

1K 142 12
                                    

Seulgi memarkir mobilnya cukup jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Dia berjalan pelan sambil memasukan tanganya yang kedinginan disakunya, sesekali ia melihat sekeliling sambil terus berjalan ke arah tepian sungai. Tidak banyak pengunjung hari itu. Seulgi heran dan bertanya tanya pada dirinya sendiri, karena suasana tempat itu yang kini begitu sepi.

"Kemana orang orang kenapa tempat ini begitu sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sepertinya pun turis asing, bukankah jika ada pesta kembang api disini akan menjadi sangat ramai. Bahkan penjual disini pun tak seramai biasanya..." pikirnya.

Tiba tiba dia memikirkan sesuatu. Seulgi lalu menepi disisi pagar sungai, ia menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada orang yang akan memperhatikannya.

"Hey!! Aku Kang Seulgi! Aaaaa! Aa!" Dia berteriak teriak hingga suaranya melengking dipinggiran sungai, dan lalu menengok ke kanan dan ke kiri lagi.
"Pfttt hahhhaha!!!" dia lalu menertawakan dirinya sendiri sampai puas.
"Woahh aku ingin berteriak lebih banyak tapi ini sudah cukup memalukan" dia lalu tertawa lagi karena merasa geli dengan diri sendiri.

Tapi entah kenapa ia begitu senang dan gembira bisa bertingkah konyol di tempat luas seperti ini.

Dulu dia tak pernah sekalipun lepas dari pengawasan bodyguardnya atau lebih tepatnya pak supir, ya mereka si "bodyguard" sama sekali tidak mengerjakan apapun selain menjadi supir Seulgi. Karena memang tak ada hal aneh apapun yang pernah Seulgi alami atau perbuat. Walau mereka sama sekali tak mengganggu, tapi tetap saja ia merasa ter usik jika harus didampingi kemanapun ia pergi.

Untung saja setelah dia lulus kuliah, ayahnya benar benar membiarkanya bebas tanpa didampingi bodyguard lagi. Maklum dulu ayahnya sangat protektif padanya, karena memang dia anak perempuan satu satunya dari ke-3 bersaudara.

Setelahnya ia melanjutkan berjalan menyusuri sungai, tak berapa lama ia yang kini kedinginan memutuskan membeli kopi panas di salah satu minimarket yang ada disana. Walau cuaca cukup dingin tekad dia tetap bulat, tak masalah jika tempat itu sepi dan dingin yang terpenting malam ini ia mau melihat kembang api Sungai Han yang sudah lama tak ia kunjungi. Ia menggosok gosokan kedua tanganya agar menjadi lebih hangat sambil menunggu kopinya jadi.

"Apakah nona sendirian?" Tanya seseorang wanita paruh baya penjaga minimarket itu.

"Nee ^^"

"Aigo kenapa seorang wanita cantik berjalan jalan sendiri di malam yang dingin" katanya sambil tersenyum ramah, dan mengutak atik mesin kopi didepannya.

"Hehe aniya gwenchana, hanya ingin melihat kembang api" Seulgi tersenyum

"Kembang api? aigo! Apa agashi tidak tau? Pertunjukan kembang apinya dibatalkan hari ini"

"Ne?!" Seulgi membelalakan matanya

"Iya nona, ramalan cuaca hari ini hujan badai deras, aku pun sebentar lagi juga akan menutup toko, sebaiknya nona juga cepat kembali pulang" katanya sambil menyerahkan kopi panas yang Seulgi pesan.

Pupus sudah bayangan Seulgi tentang kembang api yang indah, pantas saja tempat ini sepi sekali. Dia seketika ingin memaki Kim Jongin dengan infonya yang menyesatkan ini. Walaupun sebenarnya juga bukan salahnya.

"Nee.. kamsahamnida imo.."

Seulgi lalu berjalan lemas keluar dari minimarket, dia berjalan linglung ke arah taman yang biasanya digunakan untuk tempat berkumpulnya orang orang karena disanalah terlihat view terbaik dari Han River

Seulgi lalu berjalan lemas keluar dari minimarket, dia berjalan linglung ke arah taman yang biasanya digunakan untuk tempat berkumpulnya orang orang karena disanalah terlihat view terbaik dari Han River

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What If #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang