Part 1 - Paris

2K 199 4
                                    

Paris, Januari 2018

"Hello, excuse me Sir, may i ask you how to rent one of these vélib?"
(Halo, permisi Tuan, bagaimana cara untuk menyewa salah satu sepedah velib ini?)

"Oh you just have to click this, madame"
(Oh, kau hanya harus memencet ini, Nona)

"Oh right, okay okay, thankyou Sir"
(Baiklah, terimakasih Tuan)

Berkeliling kota dengan bersepeda adalah salah satu hal yang ia sukai, terlebih lagi kali ini adalah Kota Paris.

Gadis manis itu memang tidak begitu mengenal kota yang kini di sambanginya, yang ia tahu tentu hanyalah Menara Eiffel yang amat kondang itu. Tapi dia sama sekali tidak takut berjalan jalan sendirian, justru sangat bahagia, karena ini adalah saat saat yang sudah ditunggunya, dimana ia tidak perlu lagi diganggu oleh bodyguard yang biasanya mengawasinya.

Dia berputar mengayuh sepeda yang baru saja ia sewa, berkeliling di jalanan paris ditemani lampu lampu jalanan yang indah, sesekali berhenti untuk mengambil foto.

"Ahh menyedihkan, tidak ada yang bisa memotretku... harusnya aku mengajak Wendy untuk menemaniku, bodoh" omelnya pada diri sendiri.

Dia berhenti di sebuah kedai di ujung jalan. Kedai itu sangat ramai hingga nyaris tidak ada tempat duduk yang kosong. Di atasnya tertulis Le Relais de l'Entrecôte.

Dia memang sudah memesan satu kursi untuknya malam ini, ia lalu bergegas memarkir sepedanya dan melesat masuk kedalam antrian menyatu bersama orang orang lokal Paris yang sama sekali asing baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia memang sudah memesan satu kursi untuknya malam ini, ia lalu bergegas memarkir sepedanya dan melesat masuk kedalam antrian menyatu bersama orang orang lokal Paris yang sama sekali asing baginya.

"Hello i've already reserved for tonight."
(Halo, saya sudah memesan 1 kursi untuk malam ini)

"Your name madame?"
(Bisa sebutkan nama Nona?)

"Seulgi, Sir."

"Okay u ordered one steak and red wine, right madame?"
(Pesanan anda adalah satu steak dan anggur merah, sudah betul Nona?)

Setelah lancar memesan, seorang pelayan tinggi segera mengarahkan dia ke tempat duduknya, tepat dipojokan, disisi jendela, dan berhadapan dengan seorang pria...

"Hah! Berhadapan dengan pria? menyebalkan." pikirnya.

"Is it okay madame? were really sorry there is no seat left at this time..."
(Apakah Nona tidak masalah duduk disini? kami mohon maaf hari ini sangat ramai...)

"Ah fine, its not a big deal, i want a steak not a comfy sofa."
(Ah tidak masalah, aku kesini untuk makan steak bukan untuk duduk di sofa yang empuk)

Pelayan itu pun tertawa kecil mendengar guyonanya, dan lalu pergi meninggalkanya bersama pria yang sedari tadi menatap mereka berbicara. Mata mereka bertemu, cukup mengejutkan bahwa pria itu memiliki wajah Asia, bahkan seperti orang Korea...? dan entah bagaimana Seulgi merasa wajah yang ada dihadapanya sungguh tidak asing.

Seulgi hanya terdiam... namun rasa penasaran cukup mengganggunya.

"Siapa dia, apakah dia juga dari Korea, apakah aku mengenalnya... haruskah aku mengajaknya bicara ??" Pikirnya.

***

What If #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang