18.0

4 0 0
                                    

   " aku ingin latihan " jawabnya sembari memakaikan sepatu pada kakinya, woomin melihatnya dan tadi langsung bertanya.

   " noona sudah lebih baikkan? " tanya pria itu khawatir, hankyung tersenyum meyakinkan.

   " iya tenang saja, kau di rumah saja membantu bibi beom, maaf aku kali ini tidak bisa membantu "

   " ba-baiklah.. hati hati noona "

   " iya " hankyung pergi meninggalkan rumah, gadis itu memutuskan untuk berlatih saja, menyanyi dan menari dapat membuat keadaan hatinya membaik.

   Setelah sampai hankyung langsung meletakan tasnya selempang kecilnya, menyetel lagu pada komputer yang sudah di sediakan teater, gadis itu melakukan sedikit peregangan, pemanasan juga agar tidak kram saat latihan.

   Ia mulai bergerak, melatih gerakan yang belum ia kuasai, mengulangnya sampai terjatuh berkali kali, peluh keluar deras dari keningnya, tanpa tersadar jika air mata ikut membaur dengan keringat. Membuatnya seakan tidak menangis-hanya keringat, punggung bajunya basah penuh oleh peluh yang jelas terlihat.

   Manatap dirinya sendiri dari kaca ruang latihan yang besar, memperhatikan dirinya sendiri yang kesakitan, merasa putus asa namun egois-ingin berhenti namun tak mau. bergerak dengan seharusnya yang sudah ia latih selama ini, terus menari tanpa henti, jatuh bangun tak dapat menghentikannya, yang ia rasakan bukan kesakitan namun kelegaan, merasa butuh pelampiasan namun tak tahu harus berlari kemana, tidak ada penampung dari seluruh air mata miliknya yang sebanyak air di lautan, sulit terkuras walau sudah menangis beberapa kali.

   Hingga sampai titik penghabisan, kakinya mulai terasa penat-lemah, masih berusaha menari walau ujungnya tetap terjatuh. Dan Menangis, menekuk kakinya kedalam menyembunyikan wajah penuh derai air mata, membiarkan dirinya menumpahkan air matanya selagi bisa.

   Ternyata yang ia ucapkan pada woomin itu adalah sebuah ke salahan, tidak ada kata baik baik saja pada dirinya, hanya ada hankyung yang sedih, terjebak dalam kegelapan yang tak membiarkannya bebas. Kegelapan sempurna menyembunyikan dirinya yang asli, sulit untuk di tembus, ia hanya butuh sendiri, mungkin hanya butuh ketenangan sementara di ruang latihan sepi kedap suara.

   Tidak akan ada yang mendengarnya menangis disini, ruang kedap suara yang tak tertembus sampai luar, hanya ada dirinya sendiri. Ditemani kesedihan dan kebingungan.


...

Tbc,

VOTENYA JUSEYO 、( '_' )、








Dance ✔ [ Short Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang