11

20.6K 1.2K 241
                                    

Haechan berlari kecil dengan rasa panik dan takut yang menyelimutinya di dalam lorong hotel itu. Lelaki manis itu berdiri diam di depan salah satu pintu sambil mengatur nafasnya sebelum memasukkan kode dan masuk ke dalam kamar hotel itu.

Pesan yang di kirim Mark membawanya ke sini. Mark tidak mengatakan apapun selain menyuruh pria manis itu harus sampai di sini dalam 15 menit. Bersyukur kalau apartemen Mark tidak terlalu jauh dari hotel ini. Tapi rasa syukur itu tetap tidak bisa menutupi perasaan ganjil yang Haechan rasakan.

Dengan gusar Haechan berkeliling ke dalam salah satu kamar hotel yang cukup mewah itu. Ketika ia tidak menemukan Mark di ruang depan Haechan langsung berinisiatif membuka salah satu pintu di sana.

Haechan sedikit menghembuskan nafas lega ketika melihat Mark yang berada di dalam sana. Terduduk di sofa ukuran sedang yang menghadap ke arah sisi kamar yang terbuat dari kaca dan menampilkan hamparan kota Seoul yang terlihat indah di malam hari.

"Hyung" panggilnya pelan, tapi Mark mendengarnya dengan jelas. Mark berdiri dari kursinya dan berbalik ke arah Haechan. Tanpa sadar Haechan mengambil satu langkah mundur kebelakang melihat senyum Mark yang terlihat sangat menakutkan di matanya.

"Wah, lihat ini, Jalang kecilku sudah datang." Haechan mengernyit, jelas menyadari ada yang salah.

"Hyung mabuk" Haechan sedikit ngeri menyuarakan pengamatannya. Apalagi ketika melihat ekspresi Mark yang berubah tidak senang.

"Apa aku terlihat mabuk untukmu? Kemarilah. Aku perlu memberikanmu pelajaran" Haechan diam, terlalu takut untuk menghampiri Mark yang sedang mabuk itu.

Mark yang melihat adanya perlawanan itu semakin merasakan ketidak sukaannya.

"Aku tidak akan mengulangnya dua kali Seo Haechan" kali ini rasa takut membanjiri tubuh Haechan dengan deras. Rasa takut pada Mark bertambah berkali-kali lipat karena nada suara, tatapan tajamnya dan Mark yang sedang mabuk.

Rasa takutnya pada Mark membuat Haechan pada akhirnya menghampiri Mark. Mengantarkan dirinya sendiri sebagai mangsa seorang predator.

"Lepaskan pakaianmu" sekali lagi ketika Mark melihat keraguan itu, ia menggeram marah.

"Jangan membuatku bertambah marah"

Haechan menelan ludahnya kasar sambil melepaskan seluruh pakaiannya di bawah pengawasan Mark yang tidak melepaskan pandangannya dari Haechan barang sedetikpun.

Setelah Haechan berdiri di hadapannya tanpa sehelai benang pun, Mark melepas dasinya kasar.

"Kemarikan tanganmu" Haechan yang tahu kalau menolak tidak akan membuahkan apapun, pada akhirnya menyerah dan langsung mengikuti apa yang Mark inginkan. Berharap itu akan cepat selesai.

"Sakit Hyung" Mark jelas terlihat tidak perduli dengan ringisan Haechan ketika ia mengikat pergelangan tangan Haechan di depan tubuhnya dengan cukup keras.

"Kamu ingin sakit atau tidak?" Haechan tidak perlu jadi peramal untuk tahu apa yang Mark maksud. Jadi dengan enggan Haechan menggeleng.

"Good boy" ucap Mark ditengah seringainya ketika Haechan menurunkan tubuhnya, mensejajarkan wajahnya di depan gundukan milik Mark yang masih dilapisi celananya.

Butuh beberapa saat bagi Haechan untuk melepaskan belt serta celana Mark dengan tangan terikat.

Aku harus cepat menyelesaikannya.

Haechan benar-benar tidak tahu darimana firasat tidak enak yang menderanya saat ini. Ia hanya merasa harus cepat menyelesaikan apa yang Mark inginkan sebelum pergi dari kamar hotel itu.

Unconditionally Yours (MarkHyuck)Where stories live. Discover now