21

17.7K 1K 93
                                    

Aduh si manis😍😍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aduh si manis😍😍

Kalian udah nonton WAM & FM berapa kali nonton?

Saya ada ditahap udah berulang-ulang kali nonton dan masih belum ketemu titik bosen🙃

Btw, rencana awal saya mau upload special chapter untuk minggu ini🌚  Tapi berhubung chapter itu progressnya baru 30% jadi saya pending sementara.

Belakangan ini progress saya nulis turun, padahal cerita udah muter-muter di dalem kepala tapi buat dituangin ke tulisan tuh saya suka kena virus mager💩

Makanya untuk Deluded dan Let We Take Your Pain ke pending sementara😩

Tapi sebagai kompensasi seperti yang saya bilang minggu lalu, chapter ini Mark berkubang sama kebucinannya.










###





















Haechan melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa. Perpaduan antara gelisah karena rasa takut dan gugup oleh rasa senang benar-benar bukan hal yang baik untuk perutnya. Terbukti dari isi perutnya yang kini terasa seperti berputar seiring dengan semakin dekatnya Haechan pada sumber rasa gelisahnya, Mark.

Haechan bahkan tidak sadar kedua temannya yang sekarang sedang mengekorinya tapi juga menjaga jarak aman mereka. Karena baik Seulgi dan Yeri sama sekali tidak memiliki gambaran orang yang seperti apa Hyung yang dimiliki Haechan ini. Mereka hanya ingin menjaga privasi adik dan kakak itu.

Yang kini ada di kedua mata cantik itu hanya Hyung nya yang kini sedang bersandar pada mobilnya dengan ponsel yang menempel di sebelah telinganya. Terlihat tampan seperti biasanya. Cukup untuk menarik beberapa pasang mata yang kebetulan melewatinya. Tapi Mark tetaplah Mark. Tidak begitu peduli dengan apa yang berada di sekelilingnya.

Rasa gelisah itu memang masih ada, tapi Haechan tidak bisa menahan kupu-kupu yang juga mulai memenuhi perutnya hanya karena melihat wajah Mark. Membuat Haechan semakin mempercepat langkahnya sebelum berhenti tepat di hadapan Mark. Dengan senyum kecil di sudut bibirnya dan rona merah di kedua pipinya. Bagaimana tidak? Seperti tidak cukup Mark yang selalu terlihat tampan, kali ini juga adalah kali pertama Mark menjemputnya. Itu juga sukses membuat dirinya dibanjiri rasa bahagia.

"Katakan pada pak Kang untuk menyelesaikannya malam ini. Memangnya ada sesuatu yang menghambatnya?" Haechan hanya berdiri diam di hadapan Mark. Tanpa berniat menganggu Mark yang masih berkutat dengan ponsel di telinganya meskipun kini atensi pria tampan itu sudah beralih padanya. Sejujurnya Haechan sama sekali tidak keberatan menunggu Mark, ia hanya senang menatap wajah tampan Mark kini.

Apalagi ketika sebelah tangan Mark yang bebas naik untuk menyisir lembut rambut Haechan ketika pria itu mendengarkan apapun yang dikatakan orang pada sisi lain sambungan telpon itu. Haechan memejamkan matanya dengan senyum yang masih belum meninggalkan sudut bibirnya. Menikmati sekaligus menyerap Mark yang terasa begitu lembut untuknya.

Unconditionally Yours (MarkHyuck)Where stories live. Discover now