Pilihan pakaian yang akan nampak normal di tubuh Haechan dengan ukuran Mark hanya turtle neck Mark berwarna soft grey dan denim short warna soft blue. Terima kasih pada semua ruam merah di leher Haechan yang membuatnya harus memakai perpaduan pakaian yang agak aneh sekaligus membuatnya kewalahan dengan cuaca yang agak panas sekarang. Haechan bahkan harus menutupi beberapa titik dengan band aid karena tidak terjangkau oleh turtle neck yang ia kenakan.
Tapi hanya pilihan itulah yang bisa Haechan pilih untuk menemui Jeno pagi itu bersama Mark.
Setelah kesepakatan mereka semalam, sambungan telpon yang Haechan buat pagi ini pada Jeno-dengan Mark yang terus menatapnya tajam selama sambungan telpon itu- dan sedikit omelan Mark karena Haechan yang menolak makan karena masih merasakan rasa mual di perutnya. Mereka akhirnya berada di dalam mobil Mark yang membawa mereka ke apartemen Jeno.
"Kamu tahu, aku selalu bisa membelikanmu pakaian baru dan kita bisa lupakan soal semua pakaianmu di tempat pria itu" Mark lagi-lagi mengeluarkan 'jalan keluar' yang sama sejak mereka bangun pagi tadi. Dan Haechan selalu akan menolak itu dengan gelengan tegas yang sama.
Bukan hanya soal pakaian yang ia punya, meskipun semua barang vital Haechan seperti dompet dan ponsel ada di backpack yang ia bawa sejak kemarin. Tapi Haechan tahu Mark tidak akan mau mendengar kalau ia menyebutkan kalau ia juga memiliki alat lukisnya di sana. Terutama lukisan Mark yang sempat ia buat.
"Hyung" Haechan terpekik ketika Mark menariknya ke dalam pelukannya. Beruntung saat itu mereka sudah berada di dalam lift yang berjalan ke lantai unit milik Jeno.
Tanpa aba-aba Mark melumat bibir Haechan dalam. Membiarkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Haechan dan mengeksplor di dalamnya. Menarik lidah Haechan keluar dari tempat persembunyian dan bermain di sana. Menciptakan bunyi yang khas ketika lidah mereka saling memilin dan bibir mereka saling melumat.
Mark melepaskan ciumannya dengan satu hisapan kuat pada bibir bawah Haechan. Tidak langsung melepas pelukannya di pinggang Haechan. Menikmati wajah Haechan yang khas setelah di serang oleh ciumannya. Hal baru yang menjadi point teratas pada list favoritnya.
Mark bahkan tidak melepaskan tangannya di pinggang Haechan ketika mereka keluar dari lift. Tahu kalau Haechan masih belum mendapatkan fokusnya.
"Make it quick" bisik Mark memperingatkan. Melepaskan tangannya dari pinggang Haechan dan menekan bel. Tidak butuh waktu lama sebelum pintu di hadapan mereka terbuka dan menampilkan Jeno yang tampak segar dengan rambut setengah basah. Mark bisa melihat senyum di sudut bibir dan binar di mata Jeno ketika melihat Haechan. Tidak sampai Jeno menyadari Mark yang terhalang pintu dan berdiri angkuh di sebelah Haechan. Binar itu hilang, begitu juga senyumnya. Meskipun tidak lama kemudian Mark bisa melihat senyum itu kembali nampak, tapi tidak mencapai mata pria itu. Mata itu balas menatap Mark tajam.
"Jeno Hyung" suara Haechan memecah keheningan itu. Jelas Haechan bisa merasakan ketegangan yang lagi-lagi menguar di udara.
Haechan menelan ludahnya kasar, sebelum menggeser tubuhnya agar tidak lagi menutupi Mark di belakangnya.
"Mark Hyung ini Jeno Hyung, dan Jeno Hyung ini Mark Hyung" entah kenapa Haechan merasa perlu mengenalkan kedua pria yang saling beradu urat itu. Jeno yang pertama mengulurkan tangannya, dan Mark langsung membalasnya. Ada senyum di masing-masing wajah itu, tapi kedua senyum itu tidak sampai ke dua pasang mata itu. Kalau di teliti lebih jelas pun, akan terlihat rahang kedua pria itu yang sama-sama mengeras.
"Masuklah, kurasa kamu perlu membereskan kopermu terlebih dahulu" setelah melepas jabat tangan yang 'erat' itu, Jeno memiringkan tubuhnya, membuat jarak agar Haechan dapat masuk. Mark menyeringai ketika menyadari kalau Jeno lebih memilih untuk menutup pintu itu di hadapan Mark ketimbang membiarkannya masuk. Tapi tentu saja itu tidak dilakukannya mengingat Haechan yang berada bersama mereka.
YOU ARE READING
Unconditionally Yours (MarkHyuck)
RomanceMark Lee - 29 Tahun Selalu menyenangkan melihat wajah itu didera rasa sakit disertai air mata di tiap sudut matanya. Meninggalkan rasa bangga dan puas yang begitu hebat. Salahkan kebencianku padanya. Seo Haechan - 19 Tahun Tentu saja selalu terasa m...