01

52K 2.1K 127
                                    

Pria bersurai hitam itu menatap puas pada hasil karyanya. Lelaki manis bersurai tembaga yang sedang merintih di atas tempat tidur berwarna abu gelap miliknya.

Dengan kedua kaki yang masing-masing menekuk di sebelah tubuhnya dan pergelangan tangan yang terborgol di masing-masing pergelangan kakinya.

Di lehernya terdapat neck collar berwarna hitam yang serasi dengan cuff di pergelangan tangan dan kakinya.

Di antara bibir ranumnya terdapat ball gag yang sejak tadi menahan isakan dan desahannya keluar. Pria cantik itu memiliki sebuah piercing di puting kanannya. Sedangkan di puting kirinya terdapat penjepit kayu yang menggantung di sana, menjepit tanpa belas kasih puting kemerahan itu.

Seolah itu semua belum cukup, di lubang pria manis itu terdapat vibrator dengan kecepatan sedang yang hanya dimasukkan setengah dengan sengaja.

"Mhhhh" suara desahan tertahan beserta air mata yang mengalir dari sudut mata cantik itu selalu membuat pria dengan alis camar yang menaugi tatapan mata tajamnya itu tersenyum puas.

"Shh, baiklah. Hyung akan memberikan mainan kesukaanmu Haechanie" seringai menawan sekaligus menakutkan itu terukir di sudut bibir tipisnya.

Lengan kekar pria itu terjulur mengambil benda di laci nakas. Mata cantik itu membulat sempurna sebelum kemudian menggeleng dengan panik melihat benda yang di ambil oleh Hyung nya itu.

Benda berwarna silver itu berbentuk pipih dan panjang tetapi ramping.

Benda kecil itu cukup membuat tubuh Haechan bergerak panik dan berusaha beringsut menjauh. Yang tentu saja sia-sia mengingat pergerakan tubuhnya sangat minim di tambah tangan besar Hyung nya mencengkram lengan kecil itu untuk membuatnya tetap pada tempatnya.

"Jangan bergerak, atau tanganmu akan memar nantinya" suara itu berkata dingin memperingatinya. Membuat pria cantik itu menciut ketakutan.

Setelah di rasa tubuh cantik itu tidak akan beringsut menjauh, si dominan melepaskan cengkraman tangannya dan meninggalkan bekas kemerahan di kulit Haechan yang berwarna kecoklatan.

Lalu tangannya meraih penis kecil Haechan yang sudah menegang sedari tadi tapi belum benar-benar mencapai pelepasannya. Sedangkan tangan yang lainnya mulai mengarahkan benda pipih tadi ke lubang urin milik Haechan.

Tubuh Haechan menegang menahan sakit di penisnya dengan erangan kesakitan yang tertahan. Ketika benda pipih itu berhasil masuk dan hanya meninggalkan pegangan berbentuk bulat yang melingkari ujungnya di kepala penis Haechan yang berkedut. Si dominan tersenyum puas melihatnya. Sedangkan Haechan hanya terisak menahan sakit yang sangat di bawah sana.

Oh, tentu saja sang dominan selalu puas melihat hasil karya nya di tubuh cantik adik tersayangnya itu. Apalagi ketika ia berhasil membuat rintihan kesakitan atau air mata yang keluar dari mata cantik itu. Ia selalu merasakan kebanggaan dan rasa puas yang hebat setelahnya.

Kedua mata Haechan berkabut oleh nafsu dan rasa frustasi. Tubuhnya bergerak tidak nyaman. Mata tajam si dominan bisa melihat gerakan tak nyaman adiknya. Lagi-lagi seringai terulas di sudut bibirnya ketika menyadari adiknya berusaha menekan agar vibrator itu masuk sepenuhnya ke dalam lubangnya dengan pergerakan tubuhnya yang terbatas.

"Lubang ini menginginkan lebih, huh?" Haechan bahkan tidak lagi perduli kalau Hyung nya saat ini sedang mengejeknya. Haechan mendesah tertahan ketika Hyung nya mengeluar masukkan vibrator itu dengan sedikit kasar, sesekali menyentuh prostatnya.

Haechan mengerang frustasi ketika Hyung nya mengeluarkan benda itu dari lubangnya. Haechan menatap pria dominan itu dengan puppy eyes nya yang hanya bekerja dalam keadaan seperti ini. Ketika Haechan terikat tidak berdaya di bawah kendalinya.

"Katakan yang kamu inginkan" sang dominan akhirnya melepaskan ball gag dari bibir tebal itu. Menatap tajam pada pria cantik di hadapannya yang terengah.

"M-milikmu, Mark Hyung" suaranya terdengar sedikit serak akibat mendesah dan memekik terlalu lama. Mata cantiknya menatap Mark dengan permohonan dan rasa frustasi.

Haechan kembali menelan ludahnya ketika melihat tubuh Hyung nya yang tercetak sempurna. Kumpulan yang pas di dada, lengan atas dan perutnya. Dengan pinggang ramping karena rutinitas renangnya. Ditambah dengan tonjolan urat di balik kulitnya di sepanjang lengan dan di daerah V line nya.

Pemandangan yang selalu memanjakan mata pria cantik itu karena Hyung nya selalu hanya mengenakan celana yang mengantung pas di pinggangnya tanpa atasan apapun. Sekaligus menyiksanya karena tidak pernah sekalipun ia bisa meletakan jari-jarinya untuk menyusuri otot-otot pada tubuh Hyung nya itu.

Seringai Mark kembali terlihat. Dengan sebelah tangannya melepaskan kancing dan zipper celana jeans nya. Sebelum menurunkan sedikit celananya untuk mengeluarkan penis berukuran besarnya yang sudah menegang sempurna.

Lalu tanpa aba-aba sedikitpun, Mark langsung melesakkan penis besarnya itu masuk ke lubang sempit Haechan. Menghasilkan geraman tertahan dan desahan Haechan yang kali ini lolos dari bibirnya.

Mark menekan sebelah kaki Haechan ke tubuh pria cantik itu dengan kuat, sedangkan sebelah tangan lainnya bertumpu pada tempat tidur di sisi tubuh Haechan, lalu mulai menghujam kejantanannya dengan kasar pada lubang Haechan.

Ringisan kesakitan Haechan sama sekali tidak dihiraukannya. Tubuh besarnya hanya terus memompa tubuh Haechan di bawahnya dengan kasar. Sambil sesekali terdengar geramannya dan desahan Haechan yang putus-putus oleh rasa nikmat.

Haechan melenguh nikmat saat ia merasakan tarikan pada piercing di puting kanannya.

"H-hyung shhh, ben-da ituhh" erang Haechan tertahan ketika merasakan rasa sakit pada penisnya. Tubuh mungilnya terhentak hebat seiring hentakan yang Mark hujani pada lubang Haechan.

Haechan mendongakkan kepalanya ke atas dengan mata terpejam saat Mark menarik benda itu keluar. Desahannya kembali lolos dari bibir tebalnya.

Haechan merasakan tubuhnya bergetar hebat sebelum cairan putih menyembur keluar dari penisnya. Napasnya terengah hebat, peluh membanjiri keningnya. Mengabaikan rasa pegal di tangan dan kakinya.

Mark menghentaknya beberapa kali lagi sebelum cairannya memenuhi lubang Haechan yang menghangat karenanya. Tubuh besarnya ambruk menutupi tubuh kecil di bawahnya.

Haechan bisa merasakan nafas Mark yang sama terengahnya. Indra penciumannya menangkap aroma mint yang tajam. Aroma favoritnya.

Mark bangun dari posisinya ketika Haechan hampir memejamkan matanya karena rasa kantuknya. Tanpa bicara sedikitpun melepaskan semua benda yang terdapat di tubuh adiknya itu. Turun dari tempat tidur dan memakai celananya kembali.

Haechan mengekori pergerakan Hyung nya dengan pandangannya. Menatap punggung lebar itu dengan sendu.

"Bersihkan dirimu" suaranya terdengar dingin dari balik punggungnya sebelum menghilang di balik pintu. Tanpa kecupan atau bahkan usapan lembut di kepala si pria cantik itu.

Meninggalkan Haechan yang meringis menahan rasa perih yang selalu ia rasakan di dalam hatinya.

Unconditionally Yours (MarkHyuck)Where stories live. Discover now