🎭Phase 6 : Black Rose

417 54 26
                                    

27 04 2020

Woi, dah tau belom? Suga ama IU collab an? Seketika Jungkook menangis🤣






























Komen ah biar seru.

































Sejak kejadian itu, Seokjin tidak bisa tidak tenang ketika Namjoon berada pada jarak terdekat dengannya.

"Kau sudah selesai?" Lagi-lagi suara bariton itu mengintrupsinya. Bahu dan sekujur tubuh Seokjin seakan membeku.

"B-belum." Lirih Seokjin, bahkan tuk berbicara rasanya sulit.

Namjoon yang berdiri di samping dirinya yang tengah melukis benar-benar menghancurkan ketenangannya. Pasalnya, degup jantung yang sejak tadi berpacu cepat tak kunjung mereda. Namjoon meraih kuas pada tempat kuas di samping kanvas lalu menorehkannya pada cat hijau.

"Kau harus memberi detail pada bagian ini. Paham?" Namjoon bertanya, meliriknya sekilas. Lalu Seokjin menahan nafasnya saat topaz itu bertubrukan dengan obsidian miliknya.

"Kau baik-baik saja?" Namjoon bertanya, nadanya cukup dingin dan cuek seperti biasa. Seokjin menghela tuk membuat dirinya serileks mungkin.

"Aku baik. Hanya saja, kau membuat ku gugup." Seokjin menyuarakan pikirannya. Setelah mengatakan itu pikirannya kembali lega.

"Aku tidak akan mengigit apalagi melukai mu. Kenapa kau begitu tegang?" Namjoon mengulas senyum tipisnya.

Ia kembali fokus pada lukisan Seokjin, rupanya pria itu juga menghindari kontak mata. Ia kembali menorehkan detail-detail pada lukisan taman di atas kanvas itu.

"Kau tau Namjoon-ssi, tak pernah terfikir oleh ku bahwa kau juga mahir melukis." Seokjin berujar sesuai kata hatinya.

"Aku hanya menyukainya." Jawab Namjoon singkat.

"Mengapa kau menyukainya?" Seokjin dan rasa penasarannya mulai muncul.

Kali ini Namjoon yang setengah membungkuk itu benar benar menatap penuh ke arahnya. Namjoon menarik bangku yang tak jauh dari Seokjin. Duduk di samping pria cantik itu, lalu kembali melukis.

"Hanya menyukainya." Jawabnya singkat.

"Kau pasti punya alasannya! Tidak mungkin seseorang menyukai sesuatu tanpa alasan." Ucap Seokjin, Ia menjadi bersemangat sekarang. Entah kemana perginya rasa gugup juga deru nafas yang tak beraturan tadi.

Namjoon kembali menatapnya, Seokjin benar benar menganggu konsentrasinya dalam memberikan detail pada lukisan.

"Bukankah menyukai, ataupun mencintai sesuatu itu tidak perlu memiliki alasan?" Kali ini Namjoon kembali bertanya.

Seokjin membuang pandangannya pada lantai oak berwarna coklat emas yang menjadi pijakannya saat ini. Sebelah tangan di letakan pada dagu, maniknya berfokus ketika benaknya mulai berkelana tuk berfikir.

"Menurut ku tidak." Ucap Seokjin, lalu Ia menatap pria tegap di hadapannya dengan tatapan yakin.

"Ada hal yang membuat mu tersentuh, sesaat sebelum kau mengatakan atau merasakan bahwa kau menyukai atau mencintai nya."

"Hal itulah yang menjadi pondasi alasan, mengapa kau mulai menyukai dan mencintai suatu hal." Jelas Seokjin penuh keyakinan.

Namjoon manggut manggut, Ia pria yang suka berfikir dengan logika. Menurutnya ujaran Seokjin barusan masuk dalam logikanya.

Opera [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang