31 05 2020
Kangen gua ga?
"Aku akan mengadakan pesta dansa di sini. Apa kau keberatan?" Wajah dingin serupa dengan dewa yunani itu menatap dalam pada setiap orang yang kini duduk di hadapannya.
Mereka berkumpul pada meja makan untuk bicara bersama seperti biasanya. Raja dan Ratu istana itu saling berpandangan sesaat sebelum akhirnya sang Raja balas menatapnya. Lalu mengulas senyum seadanya seperti biasa.
"Tentu saja. Itu tidak masalah. Aku akan mempersiapkan segalanya."
Raja Eunwoo, penguasa negeri Aldene itu mengangguk setuju seperti yang sudah-sudah. Sedangkan putra pertamanya Kim Seokjin yang duduk di samping Ibunya hanya menatap miris Ayahnya, juga semua keluarganya yang duduk pada meja panjang itu. Mereka semua penuh kepalsuan. Mereka terlihat seperti boneka di bawah naungan kuasa Raja angkuh yang duduk di hadapannya.
Kim Marquez Taehyung, si penguasa hampir seluruh daratan.
"Tidak perlu menyiapkan segalanya. Aku akan mengutus desainer interior milik ku untuk mempersiapkan pesta mewah dan segalanya. Aku ingin semua tamu ku terpesona melihat pesta di istana calon ku. Dan aku tidak ingin membuat mereka kecewa, jika ku paham maksud ku Raja Eunwoo." Taehyung merendahkan suaranya.
Lagi dan lagi pria rupawan itu menghinanya. Merasa bahwa Eunwoo tidak bisa membuat seluruh tamu nya terpukau melihat jamuan yang di siapkan. Namun Ia tidak bisa bertindak gegabah pada Raja agung sekaligus penyihir handal yang kini duduk di hadapannya. Eunwoo hanya bisa mengepalkan tangannya kuat, lalu menghela saat belaian lembut telapak tangan istrinya menyambut nya. Lagi dan lagi Ia menyungikan senyumnya. Palsu. Tentu saja.
"Baiklah kalau begitu, aku serahkan semuanya pada mu." Jelas Eunwoo.
Seokjin hanya menghela tak suka. Sejak tadi Ia hanya mengaduk-aduk makanannya. Muak dengan setiap adegan drama yang seolah terpampang di hadapannya. Adegan drama dimana protagonis selalu tertindas tak berdaya karena kuasa yang di miliki si antagonis. Lalu pandangan pangeran tampan itu mengarah pada Adiknya yang duduk tepat di samping Raja Taehyung. Diam saja sejak tadi seolah fikirannya berkelana kemana mana. Menunduk tak ingin memperlihatkan wajahnya, apa pemuda itu juga sudah habis semangat seperti Ayah dan Ibu nya?
Maka darinya perlahan Seokjin menendang pelan kakinya di bawah meja. Membuat Jungkook sontak menatap linglung sekitar. Dan mendapati manik Seokjin yang menatapnya penuh arti. Jungkook hanya mengangguk lalu mengulas senyum terpaksa nya. Ia kemudian menyendok kembali makanan dan memasukkanya ke dalam mulut.
Seokjin kembali menyimpulkan, ada yang tidak beres dengan adiknya itu. Apa Taehyung melukainya?
"Jungkook." Panggil Seokjin, yang di panggil mendongak dan menatapnya.
"Ya?"
"Kau baik baik saja?"
"Ya, aku baik. Kenapa?"
"Dia tidak melukai mu kan?" Seokjin melirik tajam Taehyung yang membalas tatapannya dengan datar.
"Oh..tidak.. Kau lihat sendiri kan. Aku baik-baik saja." Jungkook berujar menyakinkan. Ia bahkan mengulas senyum agar Seokjin yakin padanya.
"Aku menjaganya dengan baik. Tak perlu khawatir sayang ku." Ucap Taehyung lembut padanya.
"Sampai ku lihat ada lecet atau luka dalam bentuk apapun pada tubuh Adik ku Jeon Jungkook, aku bersumpah akan membunuh mu." Ucap Seokjin, pelan namun menusuk relung hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opera [NAMJIN]
RandomON GOING. Seokjin tidak pernah menonton pertunjukan Opera. Ia hanya pernah membacanya pada buku-buku usang di istana megahnya. Hingga suatu hari di malam yang dingin, Seokjin meneduh pada bangunan besar indah yang dia ketahui sebagai gedung opera...