13 05 2020
"Aku berharap kau datang pada setiap pertunjukan ku"
-KnjSeokjin menatap dalam pria itu.
Lalu menyungikan senyum termanisnya.
"Tentu saja."
-KsjKedua bola mata indah itu mengintip di balik kelopak mata yang terbuka lebar. Jantung nya berdebar dengan kuat. Hari sudah nyaris tengah malam. Tapi kedua mata tak jadi mengantuk meskipun sejujurnya Ia ingin tertidur kembali. Saraf di otaknya tak mengizikannya tuk memejamkan mata dan meraungi dunia mimpi sekali lagi. Kejadian itu terus saja berputar dalam benaknya bak kaset vidio yang rusak.
Namjoon memintanya untuk datang pada setiap pertunjukannya. Tapi apa yang bisa Seokjin lakukan? Tentu Ia tidak bisa mengabulkannya. Ia terjebak, dan terkurung di sini seperti biasanya. Seperti hari-hari yang lain.
Malam itu Seokjin menatap sang raja malam itu. Kemungkinan seminggu lagi, purnama keduanya akan datang. Seokjin menghela. Ia menatap gedung di arah barat sana. Terakhir kali Seokjin bertemu pria itu saat di hutan beberapa hari yang lalu. Pria itu memberikan selembar tiket pertunjukan padanya. Lalu meminta Seokjin untuk pergi menghadirinya.
Akhir-akhir ini untuk pergi keluar rasanya cukup sulit. Penjagaan di perketat, dan Seokjin nyaris tidak bisa kabur. Entah apa sebabnya. Namun Seokjin tak sebodoh itu. Ia yakin, mungkin saja seseorang telah mencurigainya. Pandangannya bergantian pada tiket itu juga bangunan megah di ujung sana, Ia ingin pergi. Tak dapat di pungkiri bahwa Ia merindukan pria itu.
Seokjin ingin melihatnya.
Namun keadaan melarangnya tuk pergi.
Namun tekat yang bulat, juga rasa rindu yang menjerat, sepertinya telah membuat Seokjin menjadi gila. Dua hal itu membelenggunya, seakan menjeratnya tuk semakin dalam masuk dalam kubangan hitam. Ia terlanjur janji, dan Ia tidak bisa mengingkari.
Maka darinya, Seokjin mengambil jubah yang biasa Ia kenakan, lalu menyelipkan sebuah belati pada sepatu bootsnya. Selembar tiket Ia masukkan pada kantung. Kedua tungkainya menaiki pembatas balkon. Sejenak Ia menatap langit malam yang luas memenuhi pandangannya. Angin dingin berhembus seakan memeluknya, melarangnya tuk pergi. Seokjin memejamkan matanya. Meskipun Ia sering melompat tetap saja ini masih menakutkan baginya. Dengan satu tarikan nafas, tanpa ragu Seokjin melompat seperti ahli dari balkon kamarnya. Mendarat dengan mulus di atas rumput hijau tanpa rasa sakit.
Seokjin menenggok kanan kiri. Memastikan tak ada yang melihat aksinya. Lalu seperti biasa, Ia melarikan diri dari gerbang kecil di belakang.
Persetan dengan aturan.
Seokjin ingin bertemu dengan Namjoon.
"Malam, izinkan aku tuk bertemu dengannya. Sekali lagi."
-Ksj.
🎭Opera🎭
KAMU SEDANG MEMBACA
Opera [NAMJIN]
RandomON GOING. Seokjin tidak pernah menonton pertunjukan Opera. Ia hanya pernah membacanya pada buku-buku usang di istana megahnya. Hingga suatu hari di malam yang dingin, Seokjin meneduh pada bangunan besar indah yang dia ketahui sebagai gedung opera...