🎭Phase 9 : Happines?

318 36 15
                                    

09 06 2020











🔞🔞🔞Mature content🔞🔞🔞🔞











Dek adek,  skuy minggat dulu ya.
🙏🙏🙏
























Manusia itu adalah gambaran dari sebuah ketidak sempurnaan. Meskipun sesungguhnya Ia sempurna di bandingkan makhluk lain, namun makhluk fana itu tetap memiliki banyak kekurangan.

Seokjin dan perasaan yang telah di sadarinya, benar-benar membuatnya frustasi. Bukan karena Ia tidak menerima Namjoon yang bukan manusia, namun ini tentang perasaan terlarangnya dengan pria dari bangsa Blood Demon itu.

Tak dapat di pungkiri, Ia menyadari betul bahwa Ia sudah terjerat dalam permainan yang Taehyung mainkan untuknya. Ia telah berjanji bahkan bersumpah akan menikahi pria itu. Dan Seokjin tak mampu mengingkarinya mengingat semua hal berada dalam ambang jurang, ini menyangkut nyawa Jungkook yang sebagai tawanan, juga menyangkut ratusan orang rakyatnya yang tinggal di bawah naungan Aldene Empire.

Seokjin tidak bisa bersikap egois.

Sebagai putra mahkota Ia rela mengorbankan dirinya.

Namun Ia tau bahwa sepenuh hati dan jiwanya bukan untuk Kim Taehyung si raja angkuh itu. Hati dan jiwa nya hanya jatuh untuk Kim Namjoon seorang. Namun hal yang paling Seokjin takutkan adalah, akan kah Namjoon tetap di sampingnya, saat Pria itu tau bahwa Seokjin mengetahui kenyataannya?

Sebab bila Seokjin mengakui nya, pasti perlakuan Namjoon akan berubah dan tidak sama. Dan pangeran cantik itu tidak suka bila Namjoon merubah perlakuannya.

Seokjin hanya takut kehilangan Namjoonnya.

Langit siang itu begitu cerah. Seokjin memandangnya lepas menatap hamparan biru melalui balkon kamarnya. Angin siang itu cukup baik dengan hembusan pelan meniup sejumput rambutnya. Seperti yang para ahli perbintangan katakan, hari ini akan cerah dan malam akan terlihat meriah dengan jutaan bintang yang siap bersinar.

Itulah sebabnya Taehyung mengadakan pesta dansa itu malam ini. Yoongi utusannya telah membuat pesta itu di ballroom terbuka istana Seokjin. Pria pucat itu benar benar pandai dalam merancang sebuah pesta dengan konsep yang indah. Dari tempat nya berdiri Seokjin bisa melihat betapa sibuk orang-orang di bawah sana mempersiapkan pesta untuk nanti malam.

Lagaknya sebuah ketukan pada pintu mengintrupsi kegiatan bermimpi di siang harinya.

Seokjin terperajat pelan lalu menoleh spontan ke arah pintu kamarnya.

Tuk.. Tuk tuk..

Ketukan itu terus berlanjut, Seokjin menyahut singkat sebelum akhirnya menarik gagang pintu. Dan menemukan ibunya di sana dengan kursi roda. Obsidian milik Seokjin membuat, lagaknya sedikit terkejut melihat sang Ratu berada di depan kamarnya.

"Ibu.." Lirih Seokjin. Yang di sebut panggilannya tersenyum pelan.

"Seokjin-ah.. Boleh aku masuk?" Ratu Lisa tersenyum lewat guratan wajahnya yang terlihat letih. Entah apa sebabnya.

Seokjin mempersilahkan sang Ibu untuk masuk ke kamarnya. Dengan telaten Ia mendorong kursi roda. Dan menggendong ibunya untuk dapat duduk di atas kasur empuknya. Seokjin duduk bersimpuh di antara kedua tutut ibunya. Memeluk pingang wanita tercantik dalam hidupnya, menyembunyikan wajahnya di perut sang Ibu. Menghirup semerbak mawar dari fabrik putih yang di pakai ibunya.

Opera [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang