Entah kenapa sampai saat ini zevan belum juga mengirim pesan untuknya, namun seketika Lena menjadi lupa akan kehadiran zevan sejak berada di dekat Zayn."Lo ga mau makan apa gitu len? Biar gue ambilin" Lena hanya menggeleng pelan, dan menatap suasana disana.
"Bener nih" Lena menatap Zayn dengan mata sipitnya, lalu ia mengangguk.
"Kenapa sih? Kok kaya badmood gitu?" Tanya Zayn lagi dan lagi.
"Engga papa kok, Lo udah makan?" Tanya Lena. Zayn mengangguk.
Semilir angin yang sangat dingin membuat badan Lena terasa sangat kedinginan. Zayn melirik Lena, ia pun melepas jaketnya dan memakaikannya kepada Lena.
"Eh zayn–"
"Keep silent" ucapnya dengan telunjuk ditempelkan ke bibir Lena.
"Thank you" Zayn tersenyum, mengangguk, serta mengacak rambut Lena gemas.
Kenapa 3 orang ini selalu memperlakukan gue secara berbeda? Batin Lena.
"Kak Zayn!!!!" Teriak seseorang diarahkan belakang mereka, Zayn dan Lena pun menengok ke arah belakang.
Anak berumur 5 tahunan itu mendekati Zayn dan memeluknya. Lalu Zayn menggendong anak itu.
"Kenapa cari kakak?" Tanya Zayn.
"Feliza miss Zayn brother, forget if Feliza from England?" Tanya anak itu dengan mimik wajah ingin menangis.
"don't cry baby, brother don't forget" balas Zayn mengelus pipi anak itu.
"who is this girl? so beautiful" tanya anak itu.
"Zayn harus banget ya pake bahasa Inggris?" Bisiknya kepada Zayn.
"Kakak cantik nggak perlu kok, aku bisa pake bahasa Indonesia" ucapnya menyadari bahwa Lena sedang tidak ingin berbicara bahasa inggris. Bukannya tidak bisa, ia keturunan London loh yaa, bolak balik London indo.
"Nama kakak Lena" ucap Lena tersenyum.
"Kakak, aku boleh minta sesuatu nggak?" Lena mengernyit dengan permintaan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In My Life
Teen FictionDorr... Ziad mengagetkan lena yang sedang melamun di depan kelas. Aish!!! Lena mengaduh kesal dan menjewer pelan telinga Ziad. "Ngga kapok juga?! Hm?!!" "Iya maap Len! Lepasin dong sakit nih!" "Mau diulangin lagi nggak hm?!" "Iya engga, janji!"...