Aku melangkahkan kakiku keluar kantor. Mencari orang yang mengingatkan ku terus menerus untuk mengambil mobilku dengannya. Mobilnya terparkir di tempat yang sama dengan pagi tadi. Aku melangkahkan kakiku sambil terus memperhatikan keadaan sekitar. Masih lumayan sepi. Mungkin beberapa sudah pulang dan ada juga yang masih didalam.
'sedang apa kau?' aku memutar badanku menghadap orang yang berbicara. Entah dengan siapa.
'aku bicara denganmu aeleasha' ucapnya yang melihatku hanya terdiam.
'kenapa?'
'sedang apa kau berjalan perlahan melihat ke kana dan kiri seolah olah akan melakukan kejahatan' jelasnya panjang lebar sambil meletakaan tangannya dipinggang. Dengan jarak sedekat ini dia terlihat sangat tampan.
'mencari waktu yang tepat untuk masuk ke mobilmu' dia berdecak. Lalu menarik tanganku kuat ke arah mobilnya.
Kalian tau bahkan dia membukakan pintu dan menyuruhku masuk. Jantungku seperti akan keluar dari tempatnya. Aku masuk dengan paksa dan terus memperharikan sekitar. Bahkan security kantor terus terusan menatap kearah kami sekarang. Bagus sekali Barsha. Dia menyusul naik ke dalam mobilnya.
'kau ingin ada gosip apa lagi tentangku barsha' ucapku penuh cerca. Dia menatap mataku tak percaya. Biarkan saja dia menganggapku tak sopan kali ini. Dia pun sudah bertingkah tak sopan padaku.
'kau baru saja menyebut namaku seperti teman biasa' dia tersenyum. Wahhhh. Sepertinya kepalanya terbentur. Bukannya marah malah tersenyum. Aku mengalihkan pandanganku darinya. Membiarkan dia melajukan mobilnya keluar area perkantoran.
Jalanan sore benar benar tidak sehat. Macat dimana mana. Orang orang berlalu lalang terburu buru menuju rumah. Ah jika saja rumahku disini. Mungkin aku akan seperti mereka juga. Bukankah rumah selalu jadi tempat terakhir untuk pulang. Setidaknya begitu kata orang orang. Walau pada prakteknya tidak selalu begitu. Ya begitulah yang kurasakan.
'aku akan mengantuk jika kau tidak mengajakku bicara sha' dia menatapku. Membuat aku mau tak mau menghela nafas melihatnya.
'aku harus bicara apa pak'
'jangan memanggilku bapak sha. Bukan aku yang menikahi ibumu'
'kau selalu saja mempermasalahkan itu. Lagian teman teman yang lain pun memanggilmu bapak. Kenapa hanya aku yang kau komentari' jelasku panjang lebar.
'tidak tau, aku tidak suka saja'
'aneh sekali'
'sudah sampai, sha' ucapnya sambil memarkirkan mobil. Aku melihat bengkel yang ada di depan kami. Benar saja mobilku ada disana. Sudah bersih dan rapi. Benar benar diservice mobilku itu.
Aku turun dari mobilnya langsung menghampiri mobilku. Dia menyusulku di belakang, langsung diikuti satu orang montir.
'sudah bisa kembali digunakan pak' ucap sang montir kepada barsha. Aku merogoh tasku. Mengeluarkan kunci mobilku dan mulai mencoba seberapa baru mobilku sekarang.
Barsha masih sibuk berbicara dengan montir tadi hingga 10 menit aku menunggu akhirnya dia mendatangiku.
'bagaimana?' tanyanya begitu tiba di depan pintu mobilku.
'luar biasa. Aku senang sekali membawa pulangnya dalam keadaan baik' aku masih sibuk mengagumi betapa bersihnya mobilku sekarang.
'yasudah, bawa dia pulang'
'dimana aku harus membayarnya' tanyaku menatapnya.
'tidak perlu, semuanya sudah selesai' dia berjalan menjauh dariku. Aku keliar dari mobilku menyusulnya. Dia berjalan sangat cepat sampai akhirnya tiba tiba berhenti. Aku menatapnya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
ACASHA
Roman d'amourKehilangan? Apa satu hal yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata kehilangan? Semoga cerita ini dapat menggambarkan apa yang kalian rasakan. Semoga dengan cerita ini, kalian tidak akan pernah takut untuk memulai kembali. Welcome to Aeleas...