Jongho ingin menangis saja rasanya. Semenjak dirinya diterima bekerja sebagai bodyguard untuk pewaris tunggal keluarga Kang, dirinya terus saja dihadiahi hal-hal tak terduga.
Pertama, dia yang diberi sebuah mobil mewah milik Daesung. Kedua, diberi tempat tinggal berupa apartement mewah. Ketiga, dia yang dipaksa pindah sekolah yang sama dengan Tuan Mudanya. Jongho sudah berusaha menolak semua, tapi seperti yang dikatakan Daesung kalau Ibunya itu setuju akan semua itu, jadi Jongho tidak punya alasan lebih untuk menolak.
Dan sekarang dirinya sudah duduk tenang di ruang makan milik keluarga Kang, menunggu Yeosang yang masih belum selesai bersiap. Di ujung tempat duduk ada Daesung yang tengah mengotak-atik ponselnya, dan Jongho yang memperhatikannya dalam diam.
Namun pandangannya langsung teralihkan begitu terdengar derap langkah yang begitu jelas di indra pendengarannya. Ada Yeosang di sana yang tengah berjalan menuruni tangga dengan pakaian khas anak sekolah, hanya yang membedakan di sini adalah seragam Yeosang yang tak dimasukkan dan tak dikancing hingga atas, serta memakai jaket dan bukannya almamater sekolah, bahkan Yeosang tak memakai dasinya. Benar-benar terlihat seperti berandal sekolah, pikir Jongho.
"Tunggu, kenapa kau memakai seragam sekolahku?" tanya Yeosang setelah mendudukkan dirinya di seberang Jongho.
"I-itu..."
"Ayah yang menyuruhnya. Mulai hari ini dia resmi menjadi murid baru di sekolahmu." sahut Daesung memotong kalimat Jongho.
"Apa?!" Yeosang menatap tak percaya ke arah Jongho yang tengah menunduk.
"Dia? Satu sekolah denganku?" Daesung mengangguk menanggapi pertanyaan sang anak.
"Astaga, tidak cukupkah Ayah selalu memberiku bodyguard? Kenapa juga dia harus satu sekolah denganku? Bukankah dia bisa mengawasiku dari jauh?" Daesung yang semula masih mengotak-atik ponselnya itu seketika terhenti kala mendengar protesan sang anak.
"Dengarkan Ayah, Yeosang! Kau adalah satu-satunya putra Ayah, kau adalah pewaris tunggal di keluarga Kang. Jadi Ayah harus melakukan apapun demi melindungimu."
"Tapi kena-"
"Cukup, Yeosang! Tidak perlu mengeluh lagi. Kali ini tolong turuti perintah Ayah, ini juga demi kebaikanmu." pada akhirnya Yeosang hanya mampu mendengus kesal lalu menatap tajam Jongho yang duduk dihadapannya dengan kepala menunduk.
"Cepat habiskan sarapanmu, dan ayo berangkat." Yeosang berujar dingin pada Jongho yang masih menunduk. Lalu setelahnya dia beranjak pergi tanpa berniat menyentuh sarapannya. Biarlah, Yeosang akan sarapan di kantin sekolah nanti.
Jongho hampir saja menangis, tapi Daesung lebih dulu menenangkannya dengan cara mengelus lembut bahu Jongho yang sedikit bergetar karena menahan tangis.
"Maafkan, Yeosang. Dia memang seperti itu, tolong maklumi dia ya?" Jongho mengangkat kepalanya, menatap Daesung dengan mata berkaca-kacanya, lalu mengangguk pelan.
Setelahnya kedua orang itu pun memulai acara sarapannya dalam diam.
~•°•°•°•~
Begitu acara sarapannya selesai, Jongho pun buru-buru keluar rumah keluarga Kang dan berlari menghampiri mobil miliknya yang diberi Daesung semalam.
Ternyata sudah ada Yeosang yang duduk di kursi penumpang seraya memainkan ponselnya. Jongho sempat menghela nafasnya sebelum masuk ke dalam mobil.
Jongho tak langsung tancap gas, sebelumnya ia menoleh pada Yeosang yang dihadiahi tatapan bingung sang lawan karena mobilnya yang tak kunjung melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 4. FEAR; YeoJong
FanfictionRasa takut ketika dia datang dan masuk dalam hidupku. Aku yang seharusnya melindungi justru menyakitinya. Warn-! - bxb - Kys: top Cjh: bot start: 09-04-2020 end: 16-10-2020