°•20. Akhirnya

989 115 33
                                    

Brush!

“Sial!” semburan minuman yang disusul umpatan itu menyapa pendengaran Yeonjun dan Haru, membuat pemuda Choi dan gadis Kim itu mengalihkan atensinya pada sosok pemuda tinggi yang tengah duduk di atas meja di samping jendela.

“Ada apa, Binie?”

“Hyunjin sedang menuju kemari.” sahut Soobin sembari menunjukkan layar ponsel Jeongin pada Yeonjun dan Haru yang tengah menatapnya dengan terkejut.

“Sialan! Ayo kita pergi. Soobin, hancurkan benda itu sekarang.”

Soobin mengangguk patuh akan perintah Yeonjun, dengan segera ia membanting ponsel milik Jeongin dan menginjaknya sampai hancur tak berbentuk. Setelahnya ia membantu Yeonjun dan Haru yang tengah melepaskan ikatan pada tubuh Jongho dan Jeongin yang sudah tak sadarkan diri sejak beberapa saat yang lalu.

Tepat setelah Yeonjun menghubungi bawahannya, beberapa orang bertubuh kekar pun masuk ke ruang kelas itu, mengangkat tubuh penuh luka milik Jongho dan Jeongin layaknya karung beras, lalu membawanya keluar dari area sekolah lama itu.

“Jangan sampai kita tertangkap!”

~•°•°•°•~

Ckit!

Roda mobil yang dipaksa berhenti itu bergesekan dengan lantai halaman sekolah, menciptakan bunyi decitan yang lumayan keras. Tepat setelahnya banyak orang yang keluar dari mobil mereka masing-masing, termasuk Yeosang, Hyunjin, Hongjoong, Wooyoung, dan Mingi. Yang lain memang sengaja Hongjoong larang untuk ikut dengan mereka, karena takut akan ada kejadian yang berbahaya. Jadilah, ia menempatkan kekasihnya dan temannya yang lain di tempat yang berbeda.

“Cepat temukan mereka, cari di semua tempat!” teriak Yeosang memerintah semua bawahan yang datang bersamanya.

Yang diperintah pun langsung berhamburan memasuki gedung sekolah, memcari keberadaan Jongho dan Jeongin yang pasti diculik oleh Yeonjun dan Haru.

Selagi menunggu laporan bawahannya, Yeosang pun terus mencoba untuk menghubungi Jongho. Sedangkan Hyunjin sedang melacak keberadaan kekasihnya melalui gps ponsel Jeongin, Hongjoong tengah menghubungi pihak kepolisian, dan Wooyoung yang tengah menghubungi pihak rumah sakit.

Tak lama kemudian para bawahan Yeosang kembali dengan napas yang terengah-engah. “Lapor Tuan, kami sudah memeriksa semua tempat, tapi tidak ditemukan adanya Choi Jongho dan Yang Jeongin.”

“Arghh!” geram Yeosang frustasi, kakinya menendang ban mobilnya dengan keras. “Choi Yeonjun keparat! aku pastikan kau akan mati di tanganku malam ini.”

“Tenanglah, Kang!” ujar Hongjoong yang sudah lumayan kesal akan emosi Yeosang yang kian lama semakin meledak saja.

“Tapi kami menemukan ini.” ujar salah satu bawahan Yeosang sembari menyodorkan sebuah ponsel yang sudah hancur tak berbentuk. Hyunjin yang melihatnya pun meraihnya dengan cepat.

“Ini ponsel Jeongin. Sial! Pantas saja aku tak bisa melacaknya.”

“Dan mereka pasti kabur dengan membawa Jongho dan Jeongin.” tutur Mingi ia menoleh pada Hyunjin. “Apa tidak ada cara lain untuk melacaknya?” namun pertanyaan yang dilontarkan Mingi justru direspon gelengan pelan oleh Hyunjin.

“Tak ada yang bisa kugunakan melacaknya, ya kecuali kalau ada nomor ponsel Yeonjun atau Haru.”

“Ck, kenapa tidak bilang?! Aku punya keduanya.” sungut Yeosang, ia pun menyodorkan ponselnya pada Hyunjin setelah mengalihkan layarnya pada bagian tab yang berisi nomor ponsel Yeonjun.

[✔] 4. FEAR; YeoJongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang