°•10. Entahlah

1.1K 160 142
                                    

Hari ini adalah hari minggu, sudah menjadi tugas Jongho untuk menemani sang Tuan Muda di kediamannya, biar nanti pemuda Kang itu yang menentukan apakah ingin bepergian atau tidak.

Dan pada akhirnya pilihan Yeosang jatuh pada kemalasannya, pemuda Kang itu berkata bahwa dirinya hanya ingin berdiam di rumah sembari memainkan salah satu koleksi drone kesayangannya di halaman rumah.

Ngomong-ngomong tentang drone, Yeosang jadi ingat kejadian seminggu yang lalu, saat seharian itu ia diganggu oleh kucing berbulu kelabu milik tentangga sekaligus sahabatnya- Choi San. Hal itu yang membuat dirinya harus merasa kesusahan untuk berjalan selama beberapa hari, untungnya sekarang sudah lebih baik, kalau tidak ia pasti akan membuat ulah dengan kucing yang ia sebut sialan itu hingga pemiliknya akan memarahinya habis-habisan seraya menangis tersedu-sedu karena kucingnya yang sudah pasti akan sekarat akibat ulah Yeosang.

Lupakan itu dan lihat apa yang sedang pemuda Kang itu lakukan.

Kedua tangannya asik mengendalikan drone kesayangannya lewat remot kontrol yang ada di genggamannya, pandangannya terfokus ke arah benda yang terbang tak terlalu tinggi di atas sana, sedang mulutnya tengah sibuk mengunyah buah apel yang disuapkan oleh Jongho yang duduk di sebelahnya seraya sibuk memotongi beberapa jenis buah untuk Tuan Mudanya.

Tak ada yang membuka mulut di antara keduanya, hanya ada alunan lagu yang terputar dari ponsel milik Jongho. Sengaja, karena ia sedikit tak menyukai keheningan dan suasana canggung seperti ini.

Jongho yang sibuk memotongi buah pun sesekali menyuapi Yeosang dengan tangan kosongnya. Begitu pun sekarang, namun ada yang aneh saat pandangan Jongho tengah terfokus pada ponselnya, sedang tangan kanannya tengah menyuapi Yeosang.

Tunggu!








"AAAAA! JARI HOHO TERNODAI!!!" pekiknya keras setelah menoleh ke arah Yeosang dan mendapati ibu jari dan telunjuknya tengah diemut oleh Yeosang.

Dengan cepat ia hendak menarik keluar jarinya dari mulut Yeosang, namun pemuda Kang itu lebih dulu menahan tangannya.

"Sebentar saja, jarimu manis." ujar Yeosang sebelum kembali mengemut jari Jongho, kali ini jari telunjuk dan jari tengahnya.

Sedangkan Jongho yang melihatnya pun membelak terkejut dan hendak menarik tangannya kembali, namun Yeosang buru-buru menahannya seraya menatapnya tajam, mengatakan padanya agar diam lewat tatapan matanya. Nyalinya pun seketika menciut, dan pada akhirnya ia hanya menurut dan membiarkan Yeosang mengemut jarinya.

Namun entah kenapa ada perasaan aneh saat Yeosang melakukan hal itu. Entahlah, Jongho sendiri tidak tahu itu.

Dan kenapa Jongho baru sadar kalau sebenarnya Tuan Mudanya itu terlihat sangat tam-


'Astaga! Apa yang kau pikirkan, Choi Jongho?!' batin Jongho seraya menggelengkan kepalanya.




"Ada apa denganmu?"

Jongho menegakkan kepalanya, menatap Yeosang yang tak lagi mengemut jarinya. "Eoh?... A-aku tidak apa-apa." senyum canggung pun ia sunggingkan pada Yeosang, membuat pemuda Kang itu mengernyit bingung, tapi akhirnya ia hanya mengendikkan bahunya acuh sebelum terfokus lagi dengan mainannya.

Jongho menghela napasnya, meraih beberapa lembar tisu, lalu mengelap tangannya yang basah akibat air liur Yeosang.

Jorok memang, tapi mau bagaimana lagi? Itu sudah menjadi tugas Jongho untuk mematuhi perintah Tuannya.

~•°•°•°•~

Hari sudah sore, kegiatan Yeosang dan Jongho sekarang adalah menyiapkan makan malam. Seharusnya pelayan yang bekerja, namun Jongho yang keras kepala pun akhirnya memaksa untuk membantu, sedangkan Yeosang yang dilanda kebosanan pun berniat ikut membantu Jongho. Tapi sebelumnya ia menyuruh semua pelayan yang ada di dapur untuk pergi meninggalkannya dengan Jongho, alasannya karena ia ingin memasak berdua dengan pemuda Choi itu.

[✔] 4. FEAR; YeoJongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang