"Sengaja diam tapi memperhatikan, sengaja bersikap nggak tau apa-apa tapi tau semuanya"
~Angga
🐸
🐸
🐸
Dua minggu telah berlalu, hubungan Shania dan Aldo sudah kembali membaik.
Shania dan Aldo kini tengah di Pantai menunggu sang matahari tenggelam.
"Shan,"
"Do," panggil mereka bersamaan, mereka terkekeh kecil.
"Kenapa bisa barengan ya?" tanya Shania.
"Jodoh kali," balas Aldo, Shania hanya tersenyum.
"Gue mau deh jadi senja buat lo Shan, datangnya memberi ketenangan perginya membawa sejuta kerinduan." kata Aldo sambil menatap Shania.
"Tapi gue nggak suka senja Do." ucap Shania.
"Kenapa?"
"Senja emang indah tapi ia hanya sesaat, disaat seorang sedang menikmati keindahannya dia malah pergi. Karena itu gue nggak suka senja." balas Shania.
"Tapi senja tau kapan waktunya pergi dan kapan ia harus kembali, tanpa adanya janji." ucap Aldo lagi.
"Tapi gue tetap nggak suka senja Do!" kata Shania.
Drttt...
Aldo melihat siapa yang meneleponnya, tanpa ia jawab.
"Kenapa nggak diangkat?" tanya Shania.
"Nggak penting."
"Emang siapa yang nelpon?"
"Bukan siapa-siapa,"
"Terus kenapa nelpon?"
Drttt....
"Bentar ya Shan," Shania hanya mengangguk.
"Shan kita pulang ya, gue ada urusan." kata Aldo, Shania bingung kenapa Aldo berubah sesudah menjawab telpon?
"Siapa yang baru nelpon lo Do?" batin Shania.
"Ayo Shan, gue buru-buru. Atau nggak gue pesenin taksi aja ya?" tanya Aldo.
"Gak perlu, lo pergi aja gue bisa pulang sendiri," kata Shania sambil tersenyum meyakinkan Aldo.
"Beneran?"
"Iya,"
"Yaudah gue duluan ya, hati-hati." ucap Aldo dan langsung berlari kecil menuju motornya.
"Dua kali Do," batin Shania.
Ini kali keduanya Shania ditinggalkan Aldo, dengan alasan yang sama.
Shania berjalan menuju halte, sudah sepuluh menit ia duduk sendiri. Hari sudah mulai gelap.
"Kok nggak ada angkot, atau taksi ya?" gumamnya.