06

33 4 2
                                    

Ternyata, otak Author bisa nyelesain chapter ini dalam sehari doang. Hehe...

Happy Reading

"Maksudnya apaan?" Tanyaku.

"Gitu aja gak paham, gw tuh ngasih jawaban ke lu, gw gak tega liat muka lo yang rumek gitu" Ucap Aldo.

Perlahan, aku pun mengambil buku catatan aldo yang dipenuhi dengan warna.

"Ni anak cowok apa cewek sih, bagus bet tulisannya, full colour lagi"

"Jangan kebanyakan mikir, tulis aja kali" Ucap Aldo.

Aku pun mulai menulis semua yang aldo tulis di bukunya. Aku lakukan dengan terpaksa, mengingat bahwa diriku ini bodoh dalam pelajaran B. Indonesia. Sampai sampai, diriku di cap sebagai "Manusia Ceroboh" oleh Ibu Yanti karena selalu melewatkan banyak hal.

Setelah pelajaran B. Indonesia selesai, aku pun bergegas memasukkan semua buku dan alat tulis ke tasku dan beranjak pergi dari kelas.

"Eh, ben, mau kemana lo? Main dulu lah" Ucap Aldo.

Aku pun menghela nafas.

"Udah ada rencana" Balasku seraya meninggalkan ruang kelas.

Baru saja keluar kelas, aku dikejutkan dengan kehadiran Sasya.

"Na, kuliner yuk?" Ucap Sasya.

"Ke rumah aku aja, nanti aku masakin" Ucapku seraya menarik tangan Sasya.

Ya, aku berfikir lebih baik bermain dengan Sasya daripada dengan manusia sok akrab seperti Aldo.

Baru sampai di depan sekolah, sasya bertanya kepadaku.

"Na, ada apa?"

Aku pun menghentikan langkah kakiku. Pandanganku, aku arahkan ke muka sasya.

"Gpp, aku males aja main sama Aldo" Balasku.

Sasya pun mengangguk.

"Yaudah ayo" Ucap sasya seraya berjalan di depanku.

Aku pun mengikuti langkah Sasya.

Sepanjang perjalanan, seperti biasa, tak ada percakapan yang terjadi.

Dari kejauhan, aku dapat melihat mobil Es krim terparkir di depan rumahku. Aku pun berlari menuju Mobil Es krim itu.

"Eh na, mau kemana?!" Ucap Sasya.

"Ada es krim!" Ucapku.

Tanpa sadar, ada sebuah mobil melaju sangat cepat dan menabrak diriku.

"Nana!!!"

Ya, begitulah ucapan terakhir yang aku dengar sebelum tabrakan terjadi.

***

Sasya POV

"Nana!!!" Teriakku.

Aku pun berlari menghampiri Bernard yang sudah terkapar dijalanan dan memeluknya.

"Na, bangun na! Ayo bangun! Katanya kamu mau masakin aku makanan, ayo na bangun, kita masak!!" Teriakku seraya menitihkan air mata.

"Telepon ambulan hey, cepat!" Ucap seseorang.

Tak berselang beberapa lama, ambulan pun datang, aku ikut kedalam ambulan untuk menemani Bernard.

Sesampainya di rumah sakit, Bernard langsung bawa ke ruang operasi.

"I hope you're ok na"

Aku pun duduk di bangku rumah sakit lalu mengeluarkan ponsel untuk mengabari Tante Yuli (mamah bernard).

Setelah menunggu beberapa lama, Tante Yuli pun datang dengan suaminya. Terlihat muka Tante Yuli sangat pucat.

"Sya, nana kenapa?! Kok bisa kayak gini sih?" Ucap Tante Yuli seraya menitihkan air mata.

"Tante, tante sekarang tenang dulu, nanti kalau udah tenang sama sasya di ceritain ya. Tantenya tenang dulu" Ucapku.

Disaat Tante Yuli sudah merasa tenang, aku pun mulai membuka pembicaraan.

"Jadi gini tante, tadi sore aku mau ke rumah nana bareng nana. Soalnya, nana mau masakin aku makanan. Tapi pas mau nyampe rumah, nana ngeliat mobil es krim dan langsung gitu aja, gak ngeliat kanan kiri. Dari arah belakang, ada mobil, gitu tante" Jelasku.

"Ternyata gitu. Emang sya, Nana kalau udah liat es krim tuh pasti lari untuk beli, sangking sukanya dia sama es krim" Ucap Tante Yuli.

"Kayak kamu gak suka es krim aja" Ucap Papahnya Bernard.

"Eh om, maaf, Saya Sasya om, temennya nana" Ucapku.

"Ooohhh. Jadi ini yang namanya Sasya, cantik juga ternyata. Saya papahnya Bernard, Angga" Ucap Om Angga.

Setelah beberapa lama, dokter pun keluar dari ruang operasi.

"Kalian keluarga korban?" Ucap dokter.

"Saya mamahnya" Ucap Tante Yuli.

"Korban mengalami benturan di kepala dan mengalami patah tulang di bagian tangan kiri serta beberapa rusuknya. Tapi korban akan baik baik saja. Korban akan kami pindahkan ke Kamar Inap" Ucap Dokter.

"Apa kami boleh melihatnya dok?" Ucap Om Angga.

"Silahkan"

Kami bertiga pun bergegas menuju kamarnya Bernard. Setelah sampai, Tante Yuli membuka pintu kamar dan kami bertiga dapat melihat tubuh Bernard yang terbaring lemas tak berdaya di kasur rumah sakit.

"Maafin mamah sama papah ya nak" Ucap Tante Yuli.

"Maaf om, tante, boleh gak ngebiarin dulu aku sama Nana berdua?" Ucapku.

"Boleh kok sayang, yuk ga kita keluar dulu" Ucap Tante Yuli seraya menarik tangan Om Angga.

Tersisa aku dan Nana di dalam ruangan. Aku pun mulai menitihkan air mata.

"Maaf na, ini semua salahku, kalau aja tadi aku narik tangan kamu, ini gak harus terjadi" Ucapku.

Tak lama kemudian, aku dikejutkan dengan suara Bernard.

"S-sya, h-harusnya k-kamu beli es krimnya" Ucap Bernard.

Aku kembali menitihkan air mata.

"Iya na, harusnya aku yang beli es krimnya, bukan kamu"

Apa yang bakal terjadi ya sama Nana dan Sasya setelah kecelakaan itu? Coba dong, Author mau tau pendapat kalian readers. Hehe

I Am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang