15 (b)

21 3 0
                                    

Penampilan kedua pun dimulai dan aku semakin gugup untuk tampil. Aku pun kembali ke belakang panggung.

"Eh na, mau kemana?" Tanya Sasya.

Dia mengikutiku dan menggenggam tanganku.

"Tanganmu kok dingin na?" Ucap Sasya.

"Muka kamu juga pucet gitu. Kamu kenapa? Sakit?" Ucap Sasya seraya menyentuh keningku.

"Tapi gak panas kok" Lanjutnya.

"Aku kayaknya gak bisa cha, gak bisa tampil deh kayaknya, kamu aja sendiri ya?" Ucapku.

"Loh? Kok gitu sih? Kamu bisa, katanya gak gugup" Ucapnya.

"Enggak, gak bisa, aku gak bisa bikin para manusia itu kagum dengan penampilanku" Ucapku.

Sasya menggenggam tanganku dengan kedua tangannya lalu menatapku yang membuat diriku terfokuskan kepadanya.

"Na, kamu bisa, kamu bakal buat para manusia itu terkagum sama penampilan kita berdua, paham?" Ucapnya.

Aku hanya mengangguk.

"Ok, untuk penampilan selanjutnya, akan ada satu pasangan yang membawakan lagu Location Unknown dan Someone You Loved, mari kita sambut Sasya dan Bernard!" Ucap pembawa acara.

"Ayo" Ucap Sasya mengulurkan tangannya.

Aku pun mengambil nafas panjang lalu menggenggam tangannya.

Kamipun berjalan menuju tengah panggung lalu membungkuk.

Author's POV

Bernard lantas berjalan menuju piano yang sudah di siapkan oleh panitia. Ia pun duduk dan memberi kode kepada Sasya bahwa ia telah siap.

Tuts demi tuts piano ia tekan diikuti dengan lagu yang dinyanyikan oleh Sasya. Seluruh penonton terpana dengan penampilan mereka berdua. Semakin jauh lagu itu dimainkan, semakin dalam juga perasaan yang dirasakan oleh para penonton.

Tuts terakhir dari lagu pun di tekan, menandakan akhir dari pertunjukan yang telah di perlihatkan. Seluruh penonton memberikan Standing Applouse, menandakan bahwa pertunjukkan dari mereka berdua benar benar mengagumkan.

Bernard pun menghampiri Sasya dan memegang tangannya lalu mereka berdua membungkuk. Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka.

"AKHIRNYA SELESAI! YES! AKU BANGGA!" Teriak Sasya seraya memeluk Bernard.

Bernard tak menunjukkan sebuah ekspresi. Mukanya benar benar datar walaupun dia sedang di peluk oleh Sasya.

"Cha" Ucap Bernard.

"Apa?" Jawab Sasya.

"Mau sampe kapan di peluk?" Tanya Bernard diikuti dengan sadarnya Sasya yang perlahan menjauh dari Bernard.

"Selesai festival ke kafe, yuk?" Ajak Bernard.

"Di traktir gak nih?" Tanya Sasya.

Bernard menggelengkan kepalanya.

"Gak ada traktir traktiran" Ucap Bernard.

Senyum yang semula terukir di wajah Sasya, sontak berubah menjadi senyum tipis.

"Cowok ngajak ke kafe tapi gak di traktir, gimana sih?!" Bentaknya.

Bernard menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah iya, bawel dasar" Ucap Bernard.

Senyum lebar kembali terukir di wajah Sasya. Saat sedang asik berbincang, Aldo datang dengan membawa bingkisan di tangan.

I Am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang