08

25 1 0
                                    

"Na? NANA!!" Ucapku menitihkan air mata.

"Sasya?" Ucap Bernard

Back To Bernard's POV

Entah apa yang telah terjadi, aku terbangun di ranjang rumah sakit dengan Sasya dan Aldo.

"Apa yang terjadi disini??" Ucapku.

"Udah udah, tenang dulu. Kamunya duduk dulu na, sini aku bantu" Ucap Sasya seraya membantuku duduk.

"Kenapa aku bisa di rumah sakit??" Tanyaku.

"Kamu gak inget?" Ucap Aldo.

"Inget apaan?" Tanyaku.

"Kamu kecelakaan kare-"

Sebelum Aldo menyelesaikan ucapannya, dokter masuk ke ruanganku.

"Apa kalian saudaranya pasien?" Ucap sang dokter.

"Enggak dok, bukan, tapi kami bisa ngasih tau ke keluarganya" Ucap Sasya.

"Baiklah, ikut saya sebentar" Ucap sang dokter.

Sasya dan Aldo pun mengikuti sang dokter keluar ruangan.

"Apa yang sebenernya terjadi disini?"

Setelah berbincang cukup lama dengan dokter, Aldo dan Sasya pun kembali masuk ke ruangan.

"Apa kata dokter?" Tanyaku.

Aldo dan Sasya saling bertatap tatapan.

"Jangan kayak drama, kelamaan" Ucapku.

"K-kata dokter, 3 hari lagi kamu bisa pulang kerumah na" Ucap Sasya.

Entah mengapa, mendengar hal itu aku merasa sangat senang.

"Serius?! Yes! Bisa sekolah lagi dong" Ucapku seraya tersenyum.

"Bukan itu aja ben, tadi juga ka-"

"O-oh iya, kata dokter juga kamu harus banyak istirahat dan juga banyak makan biar cepet sehat" Ucap Sasya.

Aku merasa ada yang disembunyikan oleh Aldo dan Sasya, tapi aku berusaha untuk menghiraukan hal itu.

"Kalau itu udah pasti dong" Ucapku.

"Yaudah na, kita pulang dulu ya? Bye" Ucap Sasya seraya menarik tangan Aldo.

Sasya's POV

Aku pun menarik tangan Aldo untuk membawa dia keluar ruangan. Saat berada di luar ruangan, mukaku memucat.

"Sya, yakin gak bakal ngasih tau dia? Kasian loh" Ucap Aldo.

Mukaku semakin pucat, tanganku dingin, kakiku gemetar dan air mata tak dapat aku bendung lagi. Tangisku pecah di luar ruangan Bernard.

"A-aku gak tau harus gimana lagi do, aku gak tega ngasih tau dia kalau kecelakaan itu ngeakibatin sebagian ingatan dia ilang, dan juga, kalau kita kasih tau dia, bisa bisa dia stres" Jelasku.

"Iya sih" Ucap Aldo.

Tak lama kemudian, seorang perempuan menggunakan seragam yang sama dengan sekolah kita datang menghampiri. Aku pun buru buru menghapus air mata dipipiku

"Loh do? Udah mau pulang?" Ucap sang perempuan.

"Enggak juga sih, oh iya sya, ini Wanda" Ucap Aldo.

"Hai, aku Wanda. Wanda Saqinah" Ucapnya.

"Sasya. Sasya Dewi Pratama" Ucapku.

"Jadi, gimana? Boleh masuk gak??" Ucap Wanda.

"Boleh, aku ikut ya? Biar gak sendirian" Ucapku.

Wanda memberi jempol kepadaku.

Saat hendak masuk ke ruangan Bernard, Aldo berkata.

"Eh, bentar dulu, nyari makan dulu dong, laper nih"

"Ish, uang kamu tinggal 20 ribu juga, nanti kamu pulang gimana?" Ucapku.

"Kan ada kamu sya, hehe" Ucapnya.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Yaudah, kita nyari makan dulu aja" Ucapku seraya pergi menuju tempat makan terdekat.

Back To Bernard's POV

Setelah Sasya dan Aldo keluar ruangan, aku pun bertanya tanya.

"Apa yang tadi mau di ucapin Aldo ya?"

Aku pun mengambil jeruk yang ada di meja lalu mengupas kulitnya dan memakannya. Setelah beberapa lama, aku pun mulai memikirkan apa yang ingin Aldo katakan kepadaku.

"Yang tadi mau diucapin Aldo apa ya? Kok jadi penasaran sih? Tapi, kalau di liat liat, dia sama Sasya cocok juga ya?" Ucapku omong kosong.

Aku pun mulai bosan dan berusaha untuk keluar dari tempat tidurku. Walaupun masih terasa sakit, aku tetap berusaha mencari perawat diluar ruanganku.

Di lorong rumah sakit, aku bertemu seorang perawat.

"Mba, maaf, apa ada kertas sama alat tulis? Saya bosen mba di kamar" Ucapku.

"Oh, ada mas, bentar ya mas, masnya kembali ke kamarnya aja, nanti saya datang ke kamar mas" Ucap sang perawat.

"Iya mba, makasih ya mba" Ucapku seraya kembali ke kamarku.

Tak berselang lama, sang perawat datang membawa alat tulis dan kertas, tak lupa juga aku berterima kasih ke perawat tersebut.

"Kira kira, gambar apa ya?" Ucapku.

Setelah memikirkan beberapa lama, akhirnya aku menggambar wajah Sasya.

"Kalau di pikir pikir, dia cantik juga ya?"

Entah mengapa, aku bisa sampai berpikiran seperti itu.

Saat gambaranku hampir setengah jadi, ada seseorang mengetuk kamarku.

"Siapa?" Tanyaku.

"Sasya"

"Masuk aja"

Aku dapat melihat Sasya membawa seorang perempuan dibelakangnya. Sontak, aku terkejut saat melihat sosok perempuan tersebut.

"K-kamu kenapa bisa ada disini?!"

I Am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang