09

16 1 2
                                    

Raut wajahku berubah 180 derajat.

"Eh na? Kenapa?? Ada apa??" Ucap Sasya.

"Eh, ternyata Dinata yang di rawat, aku kira ada nama Bernard yang lain" Ucap Wanda.

"Kalian saling kenal??" Tanya Sasya.

"3 Tahun lalu" Ucapku.

"O-ok, Wan, kamu pulang aja deh, kayaknya dia gak mau ketemu kamu" Ucap Sasya.

"Yaudah sih" Ucap Wanda meninggalkan ruangan.

Sasya pun berjalan mendekatiku.

"Kenapa belum pulang?" Tanyaku datar.

"Kepikiran kamu, jadi gak bisa pulang" Ucap Sasya.

"Na, coba ceritain ke aku, apa yang terjadi 3 tahun lalu" Lanjutnya.

Flashback

"Eh Din, Lu lebih suka yang mana? Warna ungu apa biru?" Ucap Wanda.

"Mending dua duanya aja gabungin, bagus tuh" Ucap Caca.

"Hmm" Ucapku sambil membaca novel.

Wanda yang semakin bingung akhirnya mendekatiku.

"Serius, yang mana yang bagus?" Tanya Wanda.

Aku pun asal menunjuk dan terpilihlah warna ungu.

"Ungu?" Tanya wanda

"Hmm"

Aku tak berkata apa apa dan terus melanjutkan membaca novel. Tak berselang lama, wanda mendekatiku.

"Din, kalau ini bagusnya yang mana?" Tanya wanda seraya menunjukkan kain berwarna pink dan hijau

Aku pun menoleh.

"Pink" Ucapku.

"Kenapa pink?" Tanya wanda.

"Biar serasi" Ucapku.

"Serasi?" Ucap wanda.

"Hmm"

"Kalau aku jadian sama kamu, bakal serasi gak?" Tanya wanda.

"Hmm" tanpa menyadari pertanyaan dari wanda.

Tak berselang beberapa waktu, aku pun mulai menyadari apa yang ditanyakan wanda kepadaku.

"Eh, bentar dulu! Lu nanya apa tadi?" Tanyaku.

"Tentang warna kain" Ucap wanda.

"Setelah itu bodoh" Ucapku.

"Tentang jadian?" Ucapnya dengan 'sok' polos.

"Asal lo tau ya, lo bukan siapa siapa gw" Ucapku seraya membaca kembali buku novel.

"Dasar kutub utara" Gumamnya yang masih dapat aku dengar.

Tak lama setelah perdebatan, Caca mendekatiku.

"Na, bagus yang mana bajunya?" Tanya Caca.

"Dress aja" Ucapku.

"Perlakuannya jauh beda ya!" Ucap Wanda.

Aku pun menatap Wanda dengan sinis dan kembali memperhatikan Caca.

"Jadi mending dress aja? Yaudah, makasih ya na" Ucapnya seraya menyubit pipiku.

Entah mengapa hal itu membuat diriku senang, berasa terbang ke angkasa.

"Bengong aja terus!" Ucap wanda.

"Apaan sih lu" Ucapku seraya meninggalkan Wanda.

"Awas aja lu ca" Gumam wanda yang masih dapat aku dengar.

I Am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang