Logika dan Hati

11 6 0
                                    

Matahari masih setia menyapa dari timur
Pulau aurora yang terhampar luas di angkasa maha luas setiap malam
Juga radio yang selalu menyanyikan lagu-lagu cinta di pagi cerah
Semua masih berjalan pada takdirnya masing-masing

Mungkin
Hanya disini
Satu-satunya

Satu-satunya manusia yang menutup mata
Berdiri di tempat yang sama
Raga tidak bergerak sama sekali
Hanya mendengarkan logika yang berbicara omong kosong
Sedang hati diabaikan

Berdiri di padang rumput yang luas
Dengan dinaungi oleh gelapnya sang malam
Jika saja, ia berani membuka mata
Dan berlari sebentar saja
Maka sadarlah, banyak bintang meneranginya
Banyak bunga-bunga indah diantara rumput-rumput hijau

Sayangnya, manusia selalu mendengarkan logika

Dan akhirnya, hati yang selalu terkalahkan

𝙈𝙚𝙣𝙚𝙥𝙞 𝙎𝙚𝙟𝙚𝙣𝙖𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang