Ramuankaul

4 2 0
                                    

Di tengah malam, semua penghuni rumahmu sudah terlelap, hanya kamu yang belum.

Ditemani alunan lagu yang menyedihkan, kamu terus menatap layar ponselmu. Tidak peduli matamu yang kian lelah telah meminta untuk ditutup.

Jari-jarimu masih terus kamu mainkan di atas layar ponsel.

Apa sih yang sedang dicari?

Rasa penasaranmu sedang menggelora malam itu. Dengan akun palsumu, kamu mencari tahu tentang temanmu, mantan pacarmu, pacarnya temanmu, dan masih banyak lagi.

Kamu penasaran dengan perkembangan mereka. Seketika rasa takut menyelimutimu. Takut tidak bisa seperti mereka. Takut dengan kemungkinan gagal yang terjadi. Tanpa kamu sadari, kamu sudah membandingkan dirimu dengan mereka.

Hai, sini aku beri tahu sesuatu.

Kita itu punya zonanya masing-masing.
Kamu enggak akan bisa menyamakan langkahmu dengan mereka, tujuan hidup kalian berbeda. Impianmu tidak sama dengan mereka.

Ayo berhenti, tutup ponselmu. Jangan lagi membandingkan dirimu dengan mereka.
Percaya deh, suatu saat nanti kamu akan mengerti kalau dunia ini bukanlah ajang perlombaan.

Rangkul dirimu, jangan lagi mengingat penyesalanmu di masa lalu. Apresiasi dirimu dengan kelebihan yang kamu miliki.

Jangan pernah berhenti berusaha, ya. Kalau gagal, ya bangkit lagi. Memang tidak mudah untuk bangkit dari kegagalan, tidak semudah aku menulis tulisan ini.

Namun, gagal itu bukan aib, bukanlah hal yang memalukan. Gagal itu tanda kamu berproses. Dengan kamu gagal, kamu jadi tahu apa yang harus dibuang dan apa yang mesti ditambah.

Gagal, coba lagi. Cari jalan lainnya. Telusuri perlahan, hingga kemudian kamu tersenyum kepada dirimu sendiri dan berkata, "Oh, ternyata ini ya maksud Tuhan memberiku alur hidup seperti ini."

𝙈𝙚𝙣𝙚𝙥𝙞 𝙎𝙚𝙟𝙚𝙣𝙖𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang