Chapter 21

79 25 4
                                    

Terkadang apa yang membuat kita terluka itulah kebahagiaan bagi orang lain. Tak bermaksud untuk melukai tetapi tak pernah mau memahami.
Cinta itu sesuatu yang rumit, beragam rasa tercampur aduk menjadi rasa yang berbeda. Setiap cinta tak ada yang sempurna, karna pada hakikatnya cinta yang tulus akan terus diuji untuk mengetahui seberapa engkau mencintai dia.
Setiap orang mengekspresikan cintanya dengan cara yang berbeda, ada yang dengan cara keromantisannya, kelucuannya, kekocakannya, kebodohannya, dan apapun itu yang membuat dirinya tertarik denganmu.

Cinta itu abstrak dan universal.
Ya, cinta itu umum untuk siapa saja, bahkan setiap umat manusia berhak merasakan apa itu cinta.

Apa kalian pernah menyadarinya, orang yang selalu jahat itu tak semuanya benar-benar jahat, karena disetiap kejahatan pasti ada penyebab.
Seseorang yang paling jahat pasti ada hati nurani yang terselip didalam hati,
Sedangkan seseorang yang paling baik sekalipun pasti pernah ada kejahatan atau kesalahan yang pernah ia lakukan.

Nggak nyambung banget sih 😂
Gaje

Happy Reading

🍁🍁🍁

Setelah Angga dan Adit selesai makan. Eh ralat, hanya Adit yang makan, Angga hanya menemani dan meminum es teh. Serta membuat hatinya kembali mengelupas dari luka yang masih basah itu.
Karena apa? Melihat Anin bahagia itu juga termasuk kebahagiaan Angga, tapi lebih bahagia bila Anin dapat bahagia bersamanya.


Kring ... Kring ...


Bunyi bel terdengar nyaring di setiap pendengaran para siswa, dan membuat mendegus.

"Yuk Ga masuk kelas, lo dari tadi bengong mulu," Adit menarik tangan Angga untuk menuju ke kelas mereka karena jam istirahat sudah berakhir 10 menit yang lalu dan dapat di pastikan bila Bu Tari, guru yang kalau udah marah ngasih hukumannya nggak naggung-naggung. Kadang disuruh nata buku di perpustakaan sesuai nama awal judulnya, atau warnanya, atau nggak, sesuai sama genrenya.

"Eh lo tau nggak? Ayam tetangga gue mati karna kebanyakan bengong," kelakar Adit yang menerima jitakan mulus yang berada di kepalanya. Siapa pelakunya? Jangan di tanya, karena Adit hanya bersama dengan Angga.

"Enak aja lo, berarti lo nyumpahin gue gitu," sergah Angga yang membuat Adit ketakutan.

"Ampun bos," ujar Adit yang sedikit tertawa dan melarikan diri masuk ke dalam kelasnya.

***

Para siswa yang sedang berada di dalam kelas. Ada banyak jenis siswa sih sebenarnya.

Pertama : Siswa yang mendengarkan penjelasan guru (biasanya yang masuk dalam juara 1-5 dikelas)

Kedua : yang hanya mencoret-coret buku.

Ketiga : mainan pulpen.

Keempat : ngegosip.

Kelima : tidur.

Kalau Angga sih pastinya termasuk murid yang mendengarkan materi yang dijelaskan guru. Sedangkan seseorang yang ada disebelahnya termasuk murid yang suka tidur, ya itu Adit.
Buktinya sekarang, jam ini, menit ini, detik ini juga, Adit sedang memasuki alam mimpi yang terlihat sangat pulas, sehingga keluarlah iler nya 😂


Pletak

Bu Tari melempar penghampusnya dan tepat mengenai seseorang yang tertidur pulas di samping Angga.

"ADIT! Kamu tidur pas jam pelajaran ibu, berarti kamu harus terima hukuman!!" teriak Bu Tari sambil melototkan mata dibalik kacamata yang bertengger di hidungnya yang nggak mancung itu.

Sedangakan Adit yang kena lempar penghapus tepat di kepalanya, langsung terduduk tegap dan mengusap-ngusap kepalanya yang sangat sakit itu.

"Kamu harus menata seluruh buku di perpustakaan dengan sangat rapi!!" sungut Bu Tari yang menahan amarahnya. Soalnya dia nggak suka pada murid yang mengabaikannya disaat dia menjelaskan materi, karena buat apa dia capek-capek menerangkan tapi tak di perhatikan.

Kayak hati, capek-capek menunjukkan tapi tak di perhatikan, sungguh sangat sakit, sampai tak berdarah.


Etdah malah curcol.
Balik lagi 😉

"Cepat Adit, se.ka.rang! atau ibu tambah lagi hukuman kamu," ancam Bu Tari yang menekan kata 'sekarang' sungguh sangat marah.

"E-eh ... J-jangan bu. Jangan di tambah lagi, itu aja udah terlalu berlebih," ujar Adit yang langsung menuju kepintu.

Sedangkan Angga yang melihat itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Sejak pertama ketemu Adit di masa MOS dia emang nggak terlalu mikirin pelajaran, tapi yang membuat Angga berteman dengannya, ia itu asik kalau di ajak bicara, nggak gampang baperan. Kayak cewek gitu, salah dikit musuhan, jambak-jambakan 😎😂, adu bacot dan lain sebagainya.


***

Kring ... Kring ...

Semua yang sudah lesu dan mengantuk berubah menjadi sorakan bagi penghuni kelas.

Angga masih duduk di bangkunya walaupun bel pulang sekolah sudah berbunyi.

"Eh lo belom pulang, atau lo nungguin gue? So sweet banget sih," ujar Adit yang baru memasuki kelas dengan suara yang dibuat-buat seperti cewek.

"Idih jijik gue. Gue cabut bye," sahut Angga yang menaikkan bahunya jijik dan meninggalkan Adit sendirian di dalam kelas yang sedang mengemas bukunya.

"Abang Angga, jangan tinggalin aku dong aku takut tau," Adit masih saja menggunakan nada menjijikkan itu, dan berlari mengejar Angga sambil melambai-lambai.




Bersambung ...

--o0o--

Janga lupa
#Vote
#Coment dan share

Enjoy All

Stay with my story readers
😗

Always There For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang