Belajarlah sama orang gila, walaupun ia dicaci maki, dibenci, diusir, dan selalu direndahkan, tapi ia tetap dengan tawanya.
😅~C
🍁🍁🍁
"Aduh, sakit Angga," tangan Angga terulur dan mencubit kedua pipi Anin yang sedikit cubby. Terlebih sejak kejadian yang hampir merenggut nyawa Angga kemarin Anin lebih care terhadap Angga.
"Habisnya gemes deh. Aku seneng tau nggak, kamu sekarang lebih perhatian sama aku, nggak kayak dulu marah-marah mulu," ucap Angga yang awalnya bahagia tetapi diakhir kalimat ia cemberut.
"Yaudah sih kan yang penting sekarang, nggak usah ngungkit-nggungkit masa lalu, oh ya aku mau nanya?"
"Mau nanya apa," Angga mengernyitkan dahinya bingung dan penasaran.
"Kok kamu mau sih nolongin aku, taruhannya nyawa lagi?"
"Akukan sayang kamu," jawab Angga singkat tetapi dapat membuat Anin blushing.
"Dih a-apaan sih," ucap Anin gugup.
"Yaudah cari makan aja dulu sana, atau mau aku anter."
"Jangan macem-macem ya, kamu masih sakit," ancam Anin sambil melototkan matanya.
"Nggak takut tuh," ejek Angga.
"ANGGA," teriak Anin.
"Iya sayang," blus dan ini kedua kalinya Anin blushing hanya dengan kata 'sayang'.
"Ish apaan sih," Anin yang sudah mulai kesal dan juga gugup, ia memilih meninggalkan Angga dan pergi ke kantin rumah sakit untuk mencari makanan.
***
Sudah seminggu lebih Angga dirawat di RS dan hari ini ia sudah diperbolehkan pulang.
Anin membantu Laras membereskan keperluan yang akan dibawa pulang. Setelah selesai ia menghampiri Angga yang duduk di pinggir brangkar."Kamu udah sembuh benerankan?" tanya Anin yang semakin berjalan mendekat kearah Angga.
"Iyalah masa main-main," canda Angga yang membuat Anin mengerucutkan bibirnya.
"Jangan ngambek dong jadi makin gemes deh," Angga mengangkat tangannya dan mengusap pucuk kepala Anin.
"Udah siap nih, ayo kita pulang," suara Laras membuat dua insan yang sedang berbicara mengalihkan pandangan mereka pada Laras.
"Ayo," ajak Anin sambil menuntun Angga.
"Aku nggak perlu dituntun kali," Anin mendongakkan wajahnya dan mengangkat satu alisnya.
"Yaudah," seketika Anin melepaskan tangannya pada lengan Angga.
"Idih ngambek, bukan gitu maksud aku," bujuk Angga sambil merangkul Anin.
"Nggak usah rangkul-rangkul," Anin menghentakkan bahunya untuk melepaskan rangkulan Angga, bukannya dilepas Angga malah semakin memgeratkan rangkulannya.
"Jangan ngambek dong, udah ya," bujuk Angga sambil mencolek hidung Anin, sungguh tak kuatnya Anin menahan senyumnya.
***
Hari ini hari dimana yang paling tak disukai oleh para siswa. Hari senin, yang mana hari terasa panjang dari pada hari lain, (apa cuma perasaan aku aja😂).
Angga sudah diperbolehkan untuk bersekolah karena kondisi tubuhnya yang mulai membaik.
Angga sekarang menyenderkan tubuhnya di bagian samping mobil, dan tangannya ia silangkan, ia sedang menunggu seseorang dihalaman rumah orang tersebut.
Pandangannya beralih kearah pintu yang terbuka dan keluarlah seseorang yang telah ia tunggu beberapa menit yang lalu."Eh lo ngapain kesini?" tanya Anin yang berjalan kearah Angga. Ya, Angga sekarang didepan rumah Anin, dan mengajaknya untuk berangkat sekolah bareng.
"Ya mau jemput kamu lah," Angga membukakan pintu yang sedari tadi menjadi senderannya.
"Eh kayaknya nggak usah aku-kamu, lo-gue aja, nggak biasa tau nggak," ucap Anin yang ingin masuk mobil.
"Makanya dibiasain lah," ucap Angga sambil tersenyum smirk.
"Udah pokoknya lo-gue, ok," Anin langsung masuk dan Angga memutari mobilnya dan memasuki tempat kemudi.
"Emang kenapa sih?" tanya Angga setelah melajukan mobilnya.
"Apanya?" bukannya jawab Anin malah balik bertanya karena ia nggak tau apa yang di maksud Angga.
"Yang tadi itu," Angga menatap kearah Anin.
"Oh ... Nggak papa, biar nggak canggung aja," jawabnya yang mengalihkan pandanganya kearah samping.
"Aku nggak canggung tuh," jawab Angga enteng.
Oh iya dia kan bukan manusia mana lagi bisa ngerasain canggung, dia kan titisan valak, batin Anin.
"Pokoknya kalo lo masih ngeyel, gue marah," ancam Anin.
"Iya my dear,"
Blush
Ntah yang keberapa kali Anin seperti ini hanya karena kata-kata sepele.
Mobil Angga sudah memasuki parkiran sekolah. Mereka turun dengan bersamaan, terdengar banyak celotehan dari siswa-siswa yang melihat mereka turun dalam satu mobil.
Alah bullshit tuh si Anin, katanya benci
Calon suami gue napa sama dia
Couple goals nih
Kerjaannya kok nyari sensasi
Dia rebut pacar gue omaygat
Angga please, jangan mau sama dia
Aduh ... Kak Anin sama kak Angga cocok deh, jadi adem liatnya
Harusnya gue yang ada disana
Lah bukannya Anin sama Dito
Yah seperti itulah omongan para warga sekolah saat melihat mereka.
"Kuping lo nggak panas?" tanya Angga yang berada sejajar dengan Anin.
"Udah biasa," jawab Anin singkat.
"Nggak usah ditanggepin," lanjutnya.
Mereka pun langsung melenggang melewati koridor dan banyak pasang mata yang melihat kearah mereka. Tak mau ambil pusing mereka langsung menuju ke kelas.
"Nanti istirahat bareng gue ya," Angga mencekal tangan Anin yang berada diambang pintu.
"Emang kenapa?" Anin mengernyitkan dahinya.
"Nggak papa pengen aja," Angga melepas cekalannya, Anin akan menjawab, tetapi Angga sudah melenggang menuju kelasnya terlebih dahulu.
Bersambung ...
Jangan lupa
~Voment~
Np : disetiap quotes nggak nyambung sama ceritanya 😂
Tekan🌟
⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
Always There For Me
Ficțiune adolescențiBagaimana perasaanmu bila orang yang engkau sukai malah menyukai orang lain dan membenci dirimu. Apakah sakit ? Maybe yes. Tapi apakah engkau akan terus berjuang untuk mendapatkannya atau malah menyerah, dan meninggalkannya. Mungkin sebagian kalian...