First Man ~ PJM

83 4 0
                                    


KIM YUJIN

Sudah seminggu penuh aku terkurung di dalam rumah besar ini. Bukan tak ada sebab aku terkurung, tepat seminggu yang lalu aku tak sengaja menabrak mobil seseorang dan membuatku harus bertanggung jawab. Aku yang hidup sendiri dengan keuangan pas pas an tak bisa melakukan apa apa kala itu dan sekarang ini orang yang mobilnya aku tabrak itu menyuruhku menjadi budak dirumahnya karena aku tak bisa membayar ganti rugi.

Pekerjaanku selama di sini hanyalah di suruh bersih bersih, ya seperti kalian tau walau tak terlalu sulit namun aku sedikit bingung mengapa pria itu hanya melakukan ini bahkan dia bisa saja menyuruh hal yang lebih berat dari ini.

Ting.. tong..

Siang ini aku dirumah sendiri. Pria pemilik rumah ini sedang pergi bekerja. Saat bel berbunyi aku menjadi sedikit takut bagaimana jika mereka bertanya siapa aku. Haruskah aku menjawab jika aku pembantu di sini.

Cklek..

“eohh, tuan mencari siapa?” tanyaku sopan kepada pria paruh baya yang tengah berdiri di depan pintu utama rumah ini.

“nugu? Aku mencari anakku!” jawabnya membuatku langsung tersadar jika pria paruh baya ini mungkin bapak pria yang mengurungnya itu.

“ahh silakan masuk tuan” buru buru aku langsung menyuruhnya untuk masukdengan membukakan pintu semakin lebar.
“tetapi tuan sedang bekerja dikantornya” lanjutku.

“jimin? Tapi aku mencarinya disana tak ada. Aishh kemana anak itu..” gerutu tuan itu.
“dan kau sebenarnya siapa? Kenapa kau ada di rumah anakku?” tanyanya

“saya hanya membatu membersihkan rumah ini tuan” jawabku

“jangan panggil aku tuan, aku bukan tuanmu”
“bukankah sudah ada pekerja yang membersihkan rumah ini” lanjut bapak itu.

“dia gadisku appa..” suara asing tiba tiba datang dari arah pintu utama dan aku langsung menolehkan pandanganku kepada sesosok itu.
Dia berjalan mendekat dan tiba tiba saja menarik pinggangku semakin dekat dengannya. Tanpa bisa melakuakan apa apa aku hanya diam mengikuti permainannya.

“sungguh?” tanya sang pria yang di panggil appa oleh pria yang tengah menempel denganku sekarang. Bagaimana jalan pikirnya sekarang bahkan di depan appanya sendiri ia tak malu berdekatan dengan wanita.
“apa dia mainanmu? Dan kau tak ingin berbagi dengan appa?” kalimat terakhir pria baya itu mampu membuatku membulatkan mata. Bagaimana pria tua itu bisa mengucapkan hal yang saru.

“jangan berani berani appa menyentuh gadisku kembali setelah ini. Atau aku akan mempercepat kematianmu”
Entah sebenarnya masalah apa yang sedang melanda keluarga ini hingga membuatku semakin bingung sekarang.
***

setelah kepergian tuan park tadi sekarang jimin terlihat termenung sendirian di teras belakang. Aku yang sendari tadi hendak menghampirinya dan memberinya teh hangat sedikit ragu karena aku agak takut saat melihatnya.

Kukumpulkan semua keberanianku lalu berjalan mendekati pria itu dengan secangkir teh hangat di tanganku. Aku berjalan pelan karena tanganku sedikit bergetar dan yang aku bawa ini jika tumpah karena tanganku yang bergetar bisa saja melukaiku.

“ini minumlah..” suruhku saat sudah berhasil menaruh cangkir itu di meja sebelahnya.

Untuk beberapa detik aku belum beranjak dari hadapannya harap harap dia akan mengucapkan terima kasih atau yang lain. Dan itu sia sia aku memutuskan untuk kembali masuk kedalam.

“kau bisa pergi dari sini besok” ucapnya saat aku sudah setengah perjalanan hendak masuk kedalam rumah.

“wae? Hutangku bagaimana?” tanyaku berbalik badan menatapnya.

“lupakan hutangmu, kau akan terlibat masalah besar jika berada disini terus”

***

pagi ini aku masih terbangun di tempat yang sama seperti kemarin dan aku juga melakuan kegiatan yang sama seprti hari hari sebelumnya.

“kau belum pergi?” suara pria tiba tiba mengagetkanku. Dengan setelan kerjanya ia terlihat lebih fresh dari pada kemarin aku sedikit menahan senyumku sekarang melihatnya.

“aku akan tetap disini untuk membayar hutangku” jawabku

“aishh, terserahh!!” dia terlihat sangat marah saat aku memutuskan untuk tetap tinggal disini dan dia langsung melenggang pergi untuk berkerja sekarang.

***
ting.. tong..

Lagi lagi siang ini rumah besar ini kedatangan tamu. Aku dengan malas melangkah ke pintu utama dan melihat siapa yag datang di siang bolong seperti ini.

Cklekk..

Uhh

Pria tua ini kembali saat aku baru membuka pintu dia langsung menarik tanganku paksa agar ikut dengannya dengan sekuat tenaga aku mencoba memberontak walau tak tau persis apa niatannya namun aku yakin jika pria ini akan berbuat hal buruk kepadaku.

“ayo ikut!!” bentaknya sambil terus menyeretku aku yang hanya gadis kecil tak memiliki tenaga besar terpaksa sedikit demi sedikit terseret oleh pria tua ini.
Dengan keberanianku aku menginjak kakinya dan mencoba untuk kabur darinya namun itu tetap sia sia ia masih dapat mengejarku dan menarikku kembali. Bahkan sekarang air mataku sudah turun dengan deras aku takut dengan pria tua ini.

“haruskah aku melakukannya disini jika kau memberontak terus”
Krekk..
ucapnya sambil menyobek bajuku dan bahu ku sekarang terbuka tanpa tertutupi kain.

Bugh.

Aku mulai terhempas ke lantai sekarang ada sedikit rasa lega karena aku sudah terlepas dari pria gila itu. dapat kulihat seorang pria nan tinggi tengah memukuli pria tua itu. aku yang masih syok hanya teduduk dengan tubuhku yang bergetar panik.

“kau tak apa?” tanpa kusadari pria tadi yang menolongku sudah berada di depanku dengan mencoba menanyaiku dan menenangkanku. Ia melepas jas yang ia kenakan dan mengantungkannya di bahuku menutupi tubuh polosku yang sedikit terlihat.

TBC..
MASI ADA LANJUTANNYA..
SEE YOU NEXT..
❤🧡💛💚💙💜🖤

❤🧡💛💚💙💜🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Several ChaptersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang