Mengalah tapi tidak kalah, yang kalah belum tentu dapat merelakan seperti yang mengalah.
-SS-
"Jen, gua mohon"
"Sekali ini aja"
"Gua mau bicara sama Kinan"
Yang diajak berbincang pun tak menanggapi hanya sibuk memakan kinderjoynya saja yang sudah habis 3 bungkus dan sampahnya tertampah di meja tanpa ia masukan kotak sampah.
Jeno menghabiskan bungkus ke-empatnya dan berhenti mengunyah.
Ia mendecih remeh, mengacak sedikit rambutnya kasar "gue gak rela bang, hati temen gua bahkan mentalnya sekarang udah sakit gara gara lo"
Ia membereskan sampah plastik kinderjoynya ke kotak sampah dan kembali duduk di seberang sang kakak terkesiap untuk dapat menguntaikan banyak hujaman hujaman kasar yang disiapkan Jeno untuk Doyoung, namun ia masih berpikir jernih untuk dapat melakukan hal itu.
"Kalo Haechan gak cerita sama gua. Lo gak akan tau bang kondisi Kinan gimana" tegas anak itu sambil membenarkan posisi duduknya yang sekarang sangat serius.
"Kinan lo lemah, makin kurus, mukanya pucet, udah seminggu dia ga ke kampus. Terakhir ngampus dia sempet pingsan di kantin ─bang, kinan lo ga berdaya".
Hatinya memekik didalam, rasa panas menjalar ke seluruh tubuh, ototnya kaku untuk dapat merespon apa yang barusan dikatakan Jeno, ─yah' Kinan memang bukan apa apa tanpanya. Tak ada yang mengurusnya selain lelaki itu.
Diacak rambutnya kasar beberapa kali, bahkan hal itu lebih buruk dibanding apa yang ia bayangkan, Doyoung mengira Jaehyun akan ada disana seperti yang ia lakukan terakhir kali di Jembatan. Matanya terpejam dalam, gadisnya sedang sakit saat ini, karenanya.
Anak itu menatap raut penuh kekecewaanya pada Doyoung, bagaimanapun Doyoung adalah kakaknya, melihat itu hati Jeno ikut meringis melihatnya.
"Bang, jangan bertele tele lagi lu bawa hubungan rumit kaya gini, lu harus milih cepat atau lambat. Lu harus nanggung semuanya, bang"
"Gua tau Jen" lirihnya pelan.
"Fine, besok malam, jam 9 di Starbuck, gue yang bawa Kinan kesana, kalo lo dateng artinya lo harus siap siap kehilangan Abel" Jeno meninggalkan sang kakak dengan raut wajahnya yang begitu berat.
─Sǝɔoud Soulɯɐʇǝ─
Seseorang membunyikan bel di apartementku. Aku sudah seminggu ini hanya berbaring di kamar dan tak keluar rumah. Rasanya sedikit takut, takut melihat orang lain, aku takut yang ada pada bayanganku rupanya tidak sampai.
"Kak maaf tadi aku di belakang"
"Its okay nan, ini ada yang ngasih sesuatu"
Semacam kantung belanjaan yang berisikan obat, vitamin, makanan instan bahkan Ia membawakan makanan siap santap untuk makan siangku, aku sudah izin pada kak Melody bahwa aku tidak bisa membantunya di toko, asam lambungku kembali kumat, jadi aku harus banyak beristirahat dirumah.
"Dari siapa ya kak?"
"Jun namanya nan, dia yang sering ke toko beli bunga rakitan kamu, dia seneng sekali sama buatan tanganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Soulmate | KDY [✔]
Fiksi Penggemar❝kita adalah dua hal yang saling terjerembab dalam satu bagian tentang suatu kesamaan, yaitu perasaan❞ Start : 1 April 2020 Finish : 19 June 2020