Hostages 1

79 10 0
                                    

3 April, 2020

5.45 AM

Gua kebangun karena suara telepon dari doyoung, gua langsung keluar kamar buat ngangkat telepon doyoung biar gak ganggu Dira istirahat.

"hallo young", kata gua sambil duduk di sofa ruang tv. "hai hai my cathe", kata dia terus ngaktifin fitur face time.

"ngapain sih pake face time segala?", protes gua sambil nutupin setengah bagian muka gua pake sikut, jadi yang keliatan cuman mata. Doyoung senyum, "Miss you, udah 2 Minggu kita gak ketemu", kata dia dengan nada suara menggoda.

"Miss you too, cepet pulang makanya", kata gua bales pake nada suara yang menggoda juga.

"Hadeuh.... Harus sabar sabar aku 2 Minggu ke depan harus kayak gini terus sama kamu", kata dia pasrah. Gua cuman ketawa.

"Hari ini kamu ada kegiatan apa?", Kata dia. "Gak banyak sih, nanti jam 10 cuman ada pertemuan di museum Bank of Korea sama jam 3 nya nganterin Dira ke dokter". Jawab gua.

"Dira sakit apa?", Tanya doyoung penasaran "kok kamu yang nganterin", lanjut dia. "Dia hamil, tapi cowoknya nyuruh aborsi padahal dia maunya keep bayinya", jawab gua terus menghela napas panjang.

"Si inspektur polisi itu?", Tanya doyoung. "Ya siapa lagi?", Jawab gua seadanya. "Kasihan", sahut doyoung.

"Udah ya young, aku mau bikin sarapan", kata gua sambil berdiri, "iya, semangat ya... Sekalian salam buat Dira", jawab doyoung.

"Iyaa, bye Miss you", sahut gua. "Miss you more, bye", jawab dia terus nutup telepon.

9.28 AM

Gua diperjalanan menuju museum bank of Korea. "Cathe", panggil Dira tiba tiba dengan suara lirih. "Gua kayaknya mau aborsi aja", lanjut dia.

Gua nengok ke arah Dira abis itu fokus nyetir lagi dan menghembuskan nafas panjang. "Gua serahin itu semua ke lu dir, itu badan lu, lu yang ngalamin dan ngerasain", kata gua ke Dira dengan nada menenangkan.

12.48 PM

Pertemuan udah selesai kurang lebih satu setengah jam yang lalu. Gua sama Dira memutuskan untuk makan siang dan keliling-keliling museum dulu karena janjian sama dokternya masih lama.

"Dir, gua mau ke toilet, lu mau ikut apa tunggu sini?", kata gua ke Dira. "Lu aja lah, gua capek, gua tunggu sini dulu aja". Jawab Dira.

"Ya udah tunggu sini ya", kata gua yang dibales anggukan sama Dira. Gua langsung pergi ninggalin Dira.

Gua mulai jalan nyari toilet di lantai 2 museum, karena toilet lantai 1 rusak.

Ketika gua hampir selesai menyelesaikan bisnis gua di toilet, gua denger suara tembakan senjata dan teriakan orang-orang.

Gua langsung buru buru pake celana gua dan keluar dari bilik toilet. Ketika gua mau ancang-ancang loncat dari jendela toilet yang mengarah ke halaman belakang museum, gua inget kalo gua gak sendirian dateng kesini.

Gua langsung batalin niat gua dan langsung menuju pintu keluar toilet. Belum gua nyampe pintu toilet, pintunya udah dibuka duluan, lalu muncul sosok dengan topeng Salvador Dali yang mengenakan pakaian serba merah dan menodongkan ak-47 . Dia langsung nyamperin gua dan memasangkan penutup mata, terus gua dipaksa jalan.

Selama gua digiring untuk jalan, gua mengingat kembali pertemuan gua dengan seorang andrés de fonollosa 2 Minggu yang lalu. Gua smirk kecil sambil berpikir perampokan terbesar di dunia yang terjadi di Spanyol 3 tahun yang lalu, akan terjadi lagi di Korea Selatan.

HOSTAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang