HOSTAGES 2

90 11 0
                                    

3 April, 2020

1.03 PM
Entah ini aneh atau gak, tapi gua ngerasa rada excited gitu jadi sandera perampokan. Selama dipaksa jalan dengan mata tertutup gua ngerasa beda aja gitu, biasanya gua yang nakut-nakutin orang, sekarang orang berusaha bikin gua takut.

Tapi gua sekarang bingung, apakah gua harus nangis? Teriak-teriak? Pura pura pingsan? Sesak nafas? Kejang? Apa yang harus ku lakukan?

Tapi akhirnya gua memutuskan untuk stay calm, tapi gua mencoba untuk bikin badan gua gemetar kayak orang shock. Supaya para perampok ini gak curiga.

Tiba-tiba gua didorong sama orang yang nuntun gua. Gua jatuh dengan posisi berlutut. "Now you can take your blindfold off", 'sekarang kalian boleh membuka penutup mata kalian', kata seseorang dengan suara dan logat yang gua kenal.

Baru gua menggerakkan tangan buat buka penutup mata gua, tapi penutup mata gua udah kebuka, dan yang gua liat adalah orang yang mengenakan baju cover all merah. Pas gua nengok ke atas, ternyata dia adalah bapak andrés de fonollosa.

Dia ngeliatin gua dan smirk, Gua cuman diem gak berkutik. Dalem hati gua mau ngeliatin mata dia seharian, tapi gua inget doyoung, gua juga inget Deera. Gua langsung nengok kanan kiri buat nyari Deera.

Deera ada di barisan belakang gua, nomor 3 dari paling kanan. Gua dan Deera bertukar pandang, gua senyum buat nenangin Deera, tapi kayaknya gak berhasil.

"First of all, good day", 'pertama-tama, selamat siang', kata manusia bernama andrés itu sambil ngeliatin seluruh Sandra.

"I'm sorry for interrupting your Friday, all of you here will be our hostages for the next maybe 10/11 days. So as long as you obey all of our rules and do as what we tell you to do, you'll live", 'maaf kami mengganggu hari jumat kalian, kalian semua akan menjadi sandera kami selama 10/11 hari kedepan. Jadi, selama kalian menuruti perintah kami, kalian akan tetap hidup', lanjut dia sambil mengelilingi para sandera.

"If you need anything you can just tell us, my name is Berlin, beside me is Nairobi, on your left we have Tokyo, Helsinki, Denver and on your right we have Stockholm, Melbourne, and Rio", 'jika kalian butuh sesuatu kalian bisa bilang ke kami, saya Berlin, di samping saya Nairobi, sebelah kiri kalian ada Tokyo, Helsinki, Denver dan di sebelah kanan kalian ada Stockholm, Melbourne, dan Rio', lanjutnya lagi, berdiri di depan gua sambil nunjuk ke arah temen temennya.

Selanjutnya para sandera di suruh ngumpulin semua hp mereka dengan password nya satu satu ke orang yang namanya Rio. Dia keliling ruangan buat ngumpulin hp, pas giliran gua buat ngumpulin hp, dia nanya "name?", Kata dia. Ragu-ragu gua jawab "Catherine Birkins", "password", jawab dia. "I don't use password", 'saya gak pakai password', jawab gua nyantai. Dia cuman liat gua terus lanjut ke orang lain.

Mereka terus bagiin pakaian yang sama kayak yang mereka pake ke sandera, dan nyuruh semuanya ganti baju di tempat itu juga. Pas gua nengok kanan kiri, gua ngeliat cewek cewek pada ragu. Gua sih bodo amat, gua pernah ganti baju di halaman Vatikan waktu mau nyuri lukisan.

Dengan santai gua ngangkat tangan dan ngomong "Berlin, I'm a woman and I'm not gonna strip down here", 'Berlin, saya perempuan dan saya gak akan buka baju di sini', Denver yang ada di deket gua langsung nodongin senjatanya ke gua dan bilang "you dare to dissobey our command?!", 'lu berani ngelawan perintah kita?!', kata dia dengan nada ngebentak. Dengan santai gua jawab "yes", gua dan Denver jadi pusat perhatian orang orang yang pada ketakutan.

Dari jauh Berlin jalan mendekati kita dan bilang "shh Denver, don't be rude to this young lady, she's right", 'shh Denver, jangan bersikap kejam ke perempuan ini, dia benar', kata Berlin sambil megang pipi gua tapi gua langsung mengelak dan natap dia tajam dan dia juga natap gua tajam, tatapan marah, tapi gua gak peduli.

"All woman follow Nairobi to the bathroom, you can change there", 'semua wanita ikutin Nairobi ke toilet, kalian boleh ganti disana', kata Berlin masih belum ngelepasin pandangannya dari mata gua. Denger itu gua langsung senyum dan pergi ninggalin dia untuk ngikutin Nairobi ke toilet.

HOSTAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang