"Jangan terpaku pada masa lalu, lihatlah masa depan sedang menunggumu."
-----
Pagi ini nampaknya matahari enggan menunjukkan sinarnya, hanya awan abu abu khas mendung yang terlihat menghiasi langit. Ditambah lagi udara yang dingin membuat semua orang tidak mau beranjak dari tempat tidur dan memilih untuk tetap bergelung dibalik selimutnya .
Sama halnya dengan Adelia, ia masih betah memejamkan matanya, bahkan ia sama sekali tidak terganggu dengan teriakan sang bunda yang memanggil namanya berulang kali dari luar kamarnya.
"Adel, bangun sekarang!" Masih tak ada jawaban dari si pemilik kamar. Menyerah. Akhirnya Amel pun membuka pintu kamar Adel dengan kasar lalu mendekati Adel yang masih terlelap diatas tempat tidur.
"Adel bangun! Kamu mau sekolah gak sih?!" Amel berkacak pinggang menatap putrinya itu. Dengan segera wanita itu langsung menarik tangan Adel yang membuat Adel langsung membuka mata karena terkejut.
"Aduh, apasih bun tarik tarik" Adu nya dengan wajah menahan kantuk.
"Kamu mau sekolah gak sih? Ini udah jam setengah tujuh?!" Sontak saja bola mata Adel langsung terbuka lebar dan melirik jam dinding yang ada di kamarnya.
"Mampus!" Pekiknya, ia langsung berlari ke arah kamar mandi meninggalkan Amel yang masih terbengong melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Menghentikan ke bengongannya Amel memilih keluar dari kamar Adel dan menyiapkan sarapan.
15 menit berlalu, Adel keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah menempel ditubuh nya. Dengan tergesa-gesa ia mengambil tasnya dan menuruni tangga.
Saat sampai di meja makan ia melihat keluarganya sudah berkumpul. Namun ada satu orang yang menarik perhatiannya. Ketika sampi di depan orang itu ia langsung berteriak kegirangan."Bang Rafann," Adel langsung memeluk abangnya. Rafan juga turut membalas pelukan adiknya itu.
"Adel kangen" Rengeknya masih dengan pelukannya.
"Abang juga kangen sama adik abang yang satu ini" Rafan mengusap rambut Adel dengan sayang. Betapa rindunya ia dengan adik perempuan yang paling disayanginya ini.
"Udah udah pelukannya dilanjut nanti, kamu kan mau sekolah Del" Potong Wildan melihat adegan kangen kangenan dari kedua anaknya.
"Oiya, bang Azka mana bun?" Tanya Adel sembari melepas pelukannya dengan Rafan.
"Azka tadi udah berangkat duluan, kamu sih dibangunin gak bangun bangun."
"Yauda deh Adel berangkat sekolah dulu. Bye semua" Adel langsung ngacir meninggalkan meja makan.
"Kamu gak sarapan dulu del" Seru Amel ketika Adel langsung berlari keluar rumah.
"Gak bun, udah telat ini" Jawab Adel. Dengan cepat ia langsung memasuki mobilnya dan tancap gas meninggalkan pekarangan rumahnya.
√√√√√
Di tengah ramainya jalan raya, seorang pengendara motor ninja hitam memacu kendaraan nya dengan kecepatan di atas rata rata. Dibelakang nya nampak tiga kendaraan bermotor yang mengejar motor ninja hitam tersebut.
Banyak sumpah serapah yang dilayangkan para pengguna jalan raya untuk keempat motor tersebut. Namun sama sekali tak dihiraukan mereka. Mereka tetap mempercepat laju motornya. Hingga ketiga motor tersebut berhasil menghadang si ninja hitam. Arga. Pengendara ninja hitam itu adalah Arga.
"Sendirian aja nih, mana anggota lo?" Tanya Dikta, salah satu dari ketiga orang yang mengejar Arga dengan senyum meremehkan. Namun Arga hanya membalasnya dengan tatapan datar. Arga beranjak dari motornya dan mendekati Dikta dan temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA (On Going)
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! HAPPY READING GUYS:) Arga Putra Wardana Ketua geng Ranger. Badboy nya SMA Angkasa. Cowok ganteng, hobi tawuran, suka bolos. Cowo yang suka dengan tantangan. 'Sesuatu dari dirimu menarikku untuk mendekat'- Arga Adelia N...