"Rindu yang paling berat itu bukan rindu nya dilan,tapi rindu kepada orng yang telah berpulang"
"Sekedar mengingatkan, boleh bersedih tapi jangan terus-menerus. Cheer up!"
20 September 20**, Tian Marteen Nugroho meninggal karena penyakit ya...
"Yann..ntar pulang sekolah kita mampir ke toko buku dulu ya..aku mau beli manga baru soalnya" ucap lena
"Ehh kenapa tuh si Lena ngomong sendiri?manggil nama Tian lagi..belum bisa ikhlas yak??" Bisik seseorang di belakang Lena
"Stttt udah dehh,kamu kayak gak pernah ngerasain aja, udah lah biarin aja" jawab teman yang lain nya
Tak lama setelah mendengar teman nya itu mata Lena berkaca-kaca seolah ingin mengeluarkan semua air matanya dan menangis se kencang-kencangnya.. tapi Lena tidak melakukan itu. Dia malah berlari ke luar kelas dan menuju taman.
Sesampainya di taman Lena duduk di bangku taman tempat favorit Lena dan Tian.
"Kenapasihhh orang-orang pada gak ngerti, orang-orang gak bisa liat kamu yannnn.. maksud kamu apa?mau buat aku di bilang orang gila? Mati gak mati kamu tetap jahat." Kata Lena sambil sedikit menangis:').
"Kamu kan emang gila:v, tapikan yang di omong teman kamu benar?mereka gak salah,kamu yang salah.
"Enak aja bilang aku gila. Kamu tuh ya bener bener deh. Datang tanpa assalamualaikum, pergi tanpa wassalamu'alaikum." Bentak ku.
"Auh ahk Yann kamu mah gitu jadi hantu tetap bisa ngelawak" jawab Lena di iringi air mata dan senyum nya yang manis.
-------------------------------------------------------------- Three Days ago. Lena POV
*Hump hump (kesedihan menyelimuti kedian orang tua Tian)
"TIANNNNN"
"Yang sabar ya om,Tante...Tian sekarang udah jauh lebih tenang di sana,kalau om dan Tante nangis terus ntar Tian nya malah nangis juga"
Ya aku cuma bisa menenangkan orang lain tanpa memikirkan cara menenangkan diri sendiri.
20-September 20**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat tinggal Tian,Sayonara Tian,doa terbaik untuk mu.
Setidaknya hanya itu yang bisa aku katakan di depan semua orang yang datang. Di belakang mereka aku terlihat seperti orang yang paling kehilangan.
Setelah pemakaman selesai aku pulang ke rumah untuk menenangkan diri. Saat sampai di rumah aku langsung masuk kamar dan tertidur sampai magrib tiba.
"Hoi bangun Bego"
Ehemm,anjir aku ketiduran sampai magrib? Alhamdulillah masih bisa bangun...tapi tadi yang bangunin aku siapa ya? Mimpi mungkin..
Kemudian aku bangun dari kasur ku.
"Tadi suara siapa ya? mirip banget dengan suara Tian. Udah harus ikhlas." Ucap ku sambil menahan tangis.
"Lena..ini emang aku, aku Tian kamu gimana sih?"
"Hah???"
Anak laki-laki ini emang mirip Tian sihh tapi kelihatan lebih muda 2 tahun dari Tian.
"Woi kamu maling ya? Ngapain bocah bisa masuk ke kamar ku?? Aku panggil satpam nanti, kamu keluar gak?!!" Bentak ku pada anak kecil berbaju biru polos itu.
"Ini aku loh Len, Tian, Ya lebih tepat nya hantu Tian..tapi aku gak suka di sebut hantu heheh"
"Anjing apaan sih,kalau kamu emang Tian coba kasih tau aku hal yang paling aku suk--"
"Baca manga kan,terus nonton anime...aku tau kok len...udah biasa punya pacar bau bawang." Ucap anak laki-laki itu
"Tian!? Anjir aku indigo.. ehh tunggu dulu-- *gubrakkk" tanpa aku sadari pandangan ku mulai kabur dan perlahan badan ku jatuh dan kembali menyentuh kasur.
Tunggu,apa benar itu hantu nya Tian?gak mungkin sih mustahil pasti.. tapi hawa nya benar-benar kayak Tian, aromanya itu kayak orang belum mandi 1 Minggu.
Ada apa nih? Kenapa tiba-tiba "hantu" nya Tian menemui Lena? Menurut kalian gimana. Apakah Tian dan Lena masih bisa saling menjalin hubungan walau pun sudah beda dunia.
Kita lanjutkan nanti ya, segini dulu. Maaf kalau kependekan.
