"Rindu yang paling berat itu bukan rindu nya dilan,tapi rindu kepada orng yang telah berpulang"
"Sekedar mengingatkan, boleh bersedih tapi jangan terus-menerus. Cheer up!"
20 September 20**, Tian Marteen Nugroho meninggal karena penyakit ya...
"Selamat pagi anak-anak." Sapa seorang guru di depan gerbang. Namanya pak Gunawan guru BK kelas 11 dan 12.
Pagi ini aku berangkat sekolah bareng Wahyu.
"Nah kita udah sampai." Wahyu.
"Gimana kita langsung ke kelas Saras?." Tanya Wahyu.
"Ayok aja, tapi kita letak tas dulu gimana hehe?."
"Oke." Kami menuju kelas dan melekatkan tas.
Setelahnya itu kami menuju kelas XI bahasa 2, yap kelas Tian dulu dan juga kelas si Saras.
Dari kejauhan terdengar suara orang sedang menyanyi. Suaranya merdu banget udah kayak Agnes mo:v wkkwk.
Kami mendekati cewek yang sedang menyanyi itu. Anjirr itu Saras, kalau ketemu langsung lebih cantik woeee.
"Saras." Panggil wahyu.
Saras berhenti menyanyi. "Apaan Wahyu? Tumben Lo ke sini?." Tanya Saras.
"Lah ga boleh? Gw cuma mau ngomong bentaran dah. Kenalin ini Lena,mantan nya Tian."
Saras tersenyum dan mendekati ku. "Tau kok, dulu pacar Tian kan? Gw jg dulu pacar nya Tian. Ada urusan apa kesini?." Cetus Saras.
"Bisa kita ngobrol di luar aja?." Ajak ku, karena di kelasnya ramai dan banyak cewek-cewek yang sok preman.
"Gw ga banyak waktu ya. Kalau mau ngobrol yaudah cepet."
Diana Sarastia, kalau kalian liat dari gaya nya emang rada kutu buku. Rambut kepang dua, pakai kacamata. Tapi bibir nya pink bukan main cuyy.
Saras berdiri di depan kami. "Mau ngomong apa huh?."
"Eh,g-gin-."
"Biar aku aja yang nanya Len." Lanjut Wahyu.
"Ras, Lo ada masalah gak sama Tian?."
Saras sedikit kebingungan. "Hah? Masalah apaan sihh. Lagian masih bawa-bawa nama Tian tu ngapain?."
"Gw denger terakhir kali Lo minta balikan sama Tian kan?."
Saras menaikan salah satu alis nya. "I-iya tapi kan Tian nya juga gak mau. Kenapa sihh?!!. Gw juga udah minta maaf ke Tian gara-gara ngajak balikan terus." Jawab Saras kemudian berjalan meninggalkan kami.
"Woi tunggu dulu!." Wahyu mencoba menyusul Saras.
Aku menghentikan Wahyu. "Udah yu. Dia bilang udah minta maaf, ya berarti gak ada urusan lagi kan?."
"Tapi Len."
"Temenin aku ke kantin yuk?. Aku blm sarapan hehe." *Brtkkkk perut ku berbunyi:v.
"Hadehh dasar."
Sesampainya di kantin kami melihat Wahyu memperhatikan bibi Kantin. Ini Tian laper juga apa gimana dahh.