"Rindu yang paling berat itu bukan rindu nya dilan,tapi rindu kepada orng yang telah berpulang"
"Sekedar mengingatkan, boleh bersedih tapi jangan terus-menerus. Cheer up!"
20 September 20**, Tian Marteen Nugroho meninggal karena penyakit ya...
"Wahh cantik banget calon menantu mama, pinter banget kamu cari pacar ya bang." Kalimat itu keluar dari mulut seorang wanita berusia sekitar 40 tahun, awet muda tampak nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A
ku hanya terdiam karena tidak mengerti maksud wanita ini.
"Apaan sih mama, ini teman Wahyu namanya Lena, Lena ini mama aku panggil." Ucap Wahyu.
"Oalahh teman abang ternyata. Panggil aja Tante Rika, tapi Lena kok bisa sih cantik bangett Tante bingung dehh. Oh iya ayo silahkan masuk Lena." Wanita itu memperkenalkan diri nya. Ya dia mama nya Wahyu, Tante Rika baik banget ramah lagi.
"Ma Abang sama Lena mau bikin tugas dulu." Kata Wahyu kepada mama nya. Oh jadi Wahyu kalau di rumah di panggil abang, berarti dia punya adek dong :>.
"Ini kamar aku len." Wahyu menunjuk kamar dengan pintu berwarna hitam dan terdapat tulisan "WAYAN".
"Oi Wahyu kenapa mama mu tadi bilang kalau Lena ini menantu nya?." Tanya Tian kepada Wahyu.
"Calon menantu, kenapa lu yang sewot sihh. Lena aja gak marah-marah tuh." Jawab Wahyu dengan sedikit mengejek Tian.
"Udahh kalian ini gelud terus. Aku gak masalah kok di bilang gitu. Wahyu, emang kita mau belajar apa?." Aku nanya gitu karena sebelumnya kita gak ada rencana buat belajar bareng.
"Gak ada belajar.. cuma Tian mau kasih tau sesuatu, IYA KAN TIANNNNN!?." Ucap Wahyu dengan bernada.
"APAAN ANJENG, GW GAK ADA MAU KASIH APA AP--."
Saat Tian sedang ngomong, Wahyu mencoba memukul Tian.. eh gimana-gima??.
"HHAHAHHA GAK BISA KAN LU, GAYA GAYA AN SIH." Tian ketawa guede banget anjir.
"Udah langsung omong aja lah." Singkat Wahyu.
"Iyaiya sabar buluk. Jadi Len.. aku sama Wahyu itu udah temenan dari kelas 10." Jelas Tian.
"Itu doang? Kalau itu aku udah tau dari mama kamu yan -_-." Jawab ku dengan kesal.
"Cepetan Tian itu si Lena bakal marah kalau lu ngasih informasi gak penting kayak gitu." Ucap Wahyu sambil mencoba memukul Tian.
"Jangan kasar-kasar sama hantu!. Heeeeeem yaudah gw kasih tau nih. Ehh tapi males deh lu aja yu."
"Ngajak berkelahi lu yan. Gw singkat aja. Jadi dulu waktu kita kelas 10, aku naksir sama kamu duluan dari pada Tian. Tapi Tian malah nikung aku, terus kita musuhan." Wahyu menceritakan yang terjadi satu tahun yang lalu.
Spontan aku langsung tertawaaaa se tertawa mungkin:v.
"Kalian udah gede tapi masih bisa musuhan? Gak bercanda kan." Tanya ku untuk memastikan.
"Gak!."
"Ya santay aja, terus ngapain di kasih tau ke aku?." Aku masih bingung kenapa aku harus tau ini.
"Ini informasi yang bisa kita gunakan buat menyelidiki penyebab percobaan bunuh diri nya Tian." Sambung Wahyu.
"Bu..bunuh diri? Ah? Apa maksudnya yan? Lagian apasih yang kalian bahas?". Udah, aku makin gak paham dengan mereka.
"Lena, maap ya maap. Tapi aku juga lupa alasannya, yang aku ingat cuma pas mau bunuh diri malah sesak napas:v." Tian mencoba menjelaskan pada ku.
"Kenapa harus tau alasan kamu bunuh diri? Lagian semua orang juga tau nya kamu meninggal gara-gara habis nafas kan?." Lena.
"Alasan Tian masih di sini ya itu tadi Len,kita harus cari tau alasannya." Ucap Wahyu.
"Mungkin gara-gara kalian berantem terus OTAK TIAN GAK BISA DI PAKE LAGI." Balas ku dengan perasaan kesal.
"Bukan gara-gara itu Len."
Gak habis fikir, itu pasti masalah yang gak biasa. Kalau sekedar masalah pertemanan gak mungkin sih.

Emang cewek aja yang ngorbanin perasaan nya demi persahabatan mereka? Gak ya, cowok juga bisa. Walau akhirnya "kami" tetap bermusuhan. Tapi sekarang bakal gw genggam lagi apa yang sempat gw lepas. •𝑅𝒶𝒽𝓂𝒶𝓉 𝒲𝒶𝒽𝓎𝓊•