Tian mengajak kami balapan siapa duluan yang Sampai ke sekolah. Ga da akhlak..ya pasti dia lah yang menang.
"Kita pelan aja ya lenn. Ntar kalau jatoh gmn. Kan kasihan kalau blasteran syurga kakinya ada luka." Ucap Wahyu. Ini cowok ada-ada aja gombalan nya.
"Bisa aja yu.." sekitar 20 menitan kami sampai di sekolah. Tian terlihat di parkiran memasang wajah cemberut nya yang menjijikan wkkw.
"Lama kali lahh. Aku menang,kalian traktir makan yaa." Oceh Tian. Wahyu fokus memarkir motor nya. "Mata muu,mintak di traktir Mulu." Jawab ku, kemudian menggembung pipi ku.
"Kita ke kelas yuk lenn. Abaikan aja nih setan." Kemudian Wahyu menggenggam tangan ku. Dan kami menuju ke kelas.
Ehh gak taunya kami ketemu kak Reyhan di tangga. Langsung lah aku panggil. "Kak Reyhan!." Seru ku. Kak Reyhan menoleh ke sumber suara. "Hah,ohh Lena. Knp?." Tanya nya.
Aku mengeluarkan buku pinjaman Tian dari tas ku. Dan aku kembalikan ke kak Reyhan. "Nih kakk, bukunya." Ucap ku sembari menyodorkan buku itu.
"Ohh makasih ya kalian udah balikin buku nya. Yasudah saya mau ke ruang OSIS dulu ada urusan." Kak Reyhan pergi meninggalkan kami.
"Tuh ketos culun banget dehh." Tian menghina. Tiba-tiba saja Tian muncul di depan kami.
"Weh jangan asal muncul aja lu udah kayak setan njir." Ucap Wahyu.
"GW EMANG SETANNN!!!." Bentak Tian.
Wahyu tertawa kecil. Kalau gede-gede ntar di kira orang gila. "Terus sekarang lu gak berubah?." Tanya Wahyu. Seketika Tian menyentuh kepala dan rambutnya. "Enggak tuh." Jawab nya.
Kemudian kami menuju kelas. Pelajaran pertama kami sejarah. Wahyu duduk di sebelah ku. Dan Tian nyempil di tengah-tengah.
"Lu gak bisa cari bangku lain apahh." Keluh Wahyu. "Lu nya modus banget deketin Lena!." Mereka beradu mulut lewat hati.
"Nih nih ada yang lebih penting lagii." Ucap Tian.
Wahyu menatap tajam mata Tian, seolah-olah mengganggap itu penting. "Naon yan?."
"Santay aja gak sihhh. Hmmm, gw kayak nya tau deh masalah gw masih di bumi ini."
"Emang apa yaannn. Biar kita bantu." Jawab ku. Tian mengalihkan mata nya ke arah ku. "Pak Ardho!." Tiba-tiba Tian menyebutkan nama guru sejarah kami,yang sedang mengajar.
"Apa urusan Lo Ama pak Ardho Yann!!."
Tian meletakkan tangan nya di dagu. "Kalau gak salah gw belum ngumpul tugas kliping nya deh." Tian tersenyum menjengkelkan.
"Gw kira apaan njing!." Bentak Wahyu. "Ye maap" jawab Tian.
"Yaudah nanti kita bantu..." Sambung ku. Kalau sampai ini benar, ya gak berbobot sekali urusan Tian-_-.
>>>*Bel istirahat<<<<
"Nah karena sudah istirahat bapak akhiri pelajaran nya sampai sini." Ucap pak Ardho sambil membereskan peralatan mengajar nya dan menuju ke ruang guru.
Wahyu memegang tanganku. "Ayok Len kita ke ruang guru juga,terus kekantin..aku lapar." Aku hanya mengangguk dan mengikutinya ke ruang guru.
Sesampainya di ruang guru kami mengetok pintu. "Permisi pak.." ucap ku, terlihat di sana ada lumayan banyak guru yang sedang menjalankan kegiatan nya masing-masing.
"Eh Wahyu rambut mu belum di potong juga??!. Besok kalau belum di potong juga ibuk potong pakai pisau kantin ya!!." Seorang guru memarahi Wahyu,itu ibuk Jenar guru BK di sekolah kami,dia lumayan di takuti karena ganass.
Wahyu menggaruk kepalanya. "Ehehe,maaf buk..pulang sekolah nanti saya potong deh janji." Aku sedikit tertawa melihat tingkah Wahyu.
"Permisi pak Ardho." Ucap ku pada guru yang sedang bermain ponsel di meja nya,ya itu pak Ardho. Pak Ardho menoleh dan melihat ke arah ku.
"Ohh Lena,ada apa ya?." Tanya nya. Aku memutuskan untuk langsung ke intinya saja,biar tidak kelamaan.
"Jadi gini pak,saya mau nanya😊..apa benar Tian dari kelas XI bahasa 2 belum ngumpulin tugas kliping nya ke bapak?." Tanya ku pada pak Ardho, sedangkan Wahyu masih sibuk dengan urusan rambut nya.
"Ohh Tian?. Bapak sudah dengar berita tentang Tian itu,kasihan banget orang tua nya pasti terpukul. Ya tadi kamu nanyain tugas kliping nya kan?? Tugas nya udah di kumpul kok tenang saja,sudah saya nilai juga."
Lah kalau udah di kumpul trs ngapain kami repot-repot ke sini. Dasar si Tian 😩. "Okedeh kalau gitu pak saya permisi dulu ya.. ayo Wahyu kita balik."
"Wah saya ada keperluan di kantin buk,saya pergi dulu." Kemudian Wahyu berlari meninggalkan ruang guru.
Sesampainya di kantin. "Gimana Len? Kita perlu buat kliping nya gak?." Tanya Wahyu. "Gak,kata pak Ardho kliping nya udah di kumpul." Wahyu memasang wajah kesal. "Dasar si Tian ini nambahin tersangka yang salah."
Sebenarnya kami ingin langsung mengatakan itu pada Tian,tapi dia belum muncul juga.. mungkin lagi lomba makan pisang goreng kali ya..
𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧-𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐮 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 "𝐒𝐀𝐘𝐎𝐍𝐀𝐑𝐀 𝐓𝐈𝐀𝐍". 𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐛𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐯𝐨𝐭𝐞.
𝐀𝐫𝐢𝐠𝐚𝐭𝐨𝐮, 𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐬𝐨 𝐦𝐮𝐜𝐡, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤.𝙈𝙞𝙧𝙖𝙞𝙂𝙞𝙧𝙡𝙨

KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONARA TIAN (TAMAT ◕ᴗ◕✿)
Teen Fiction"Rindu yang paling berat itu bukan rindu nya dilan,tapi rindu kepada orng yang telah berpulang" "Sekedar mengingatkan, boleh bersedih tapi jangan terus-menerus. Cheer up!" 20 September 20**, Tian Marteen Nugroho meninggal karena penyakit ya...