"Rindu yang paling berat itu bukan rindu nya dilan,tapi rindu kepada orng yang telah berpulang"
"Sekedar mengingatkan, boleh bersedih tapi jangan terus-menerus. Cheer up!"
20 September 20**, Tian Marteen Nugroho meninggal karena penyakit ya...
Kisah ini bukan tentang perjodohan. Bukan tentang cowok berandalan ketemu cewek alim, terus tobat. Bukan pula tentang seorang cewek yang mengejar cowok. Begitu pula sebaliknya. Tapi kisah ini menceritakan banyak rasa yang di campur menjadi satu seperti sop buah. Terimakasih Tian, kalau kemaren kamu pergi saja, aku pasti tidak akan mencicipi banyak rasa di hidup ini.
Salam sayang ku,
Marsha -Lena-.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Setahun gw nunggu buat gantiin posisi Tian, sekarang gw bakal rebut kembali apa yang seharusnya jadi milik gw." -Rahmat Wahyu-.
"Wahyuu lu harus bantu gw dah." Pinta Tian.
"Hah? Gak gw gak mau! Lagian knp Lo masih di sini. Kita udah beda dunia yan!." Bentak Wahyu pada Tian, lebih tepat nya hantu Tian.
"Lu tau gak? Pertama kali gw liat arwah gw masih di sini yang bisa gw pikirin cuman lu." Tian.
"Ih Lo gay ya. Hemmmm trs Lo mau minta tolong apa?."
"Cari alasan gw mati."
"Anjir, Lo aja gak tau alasan Lo mati? Bukannya karna Lo asma?."
"Alasan sebelum itu. Kalo lu gak mau bantu, gw minta tolong Lena aja!"
"Gini aja? gw sama Lena yang bantuin lu? Oke kan?. Sekarang pergi Sono."
