Bagian 12

18 3 0
                                    

Sena ingin bertanya pada Raka tetapi kelihatannya dia sedang sibuk sama hal lainnya.

"Tuh bocah nggak berubah deh. Masih aja penuh tanggung jawab. Wkwkwk" batin Sena. Yah Sena dan Raka memang sudah bersahabat sejak kecil. Jadi Sena tahu bagaimana Raka, sifat nya gimana, kelakuannya gimana, dan semuanya. Hampir semuanya Sena tahu. Begitupun Raka.

"Woy, ngelamun aja lo. Kerjaan Lo dah selsai emang?" tanya Lira.
Melihat Lira, Sena jadi mengingat sesuatu. Ia harus bertanya sesuatu pada Edward. Ini kesempatan yang bagus buat introgasi Edward. Sena merasa mungkin saja Edward mengetahai atau mungkin mau membantunya tentang cowok yang Sena lihat di cafe waktu itu.

"Ha. Eh Lira. Ohh belom selsai sih. Bagian Lo gimana? Dah selsai?

" Blom juga. Wkwkw." Jawab Lira.

"Eh kalau gitu gue balik ke kelompok gue dulu ya"

"Oke" ucap Lira

Sena pun menemui Edward yang sedang memikirkan daftar makanan.

"Eh cepet amat. Udah nanya nya?"

"Blom. Raka lagi sibuk keknya."
Hening. Keadaan menjadi hening. Sena pun memperhatikan Edward. Merasa diperhatikan Edward pun merasa ada yang aneh

"Woy na ngapain Lo liatin gue gitu amat? Naksir Lo?"

"Hedeh apaan sih Lo. Gue pengen nanya sesuatu sama Lo"

"Apaan?"

" Tiga hari yang lalu, Lo ada ke cafe Grana nggak? Emm sekitar sorean." Tanya Sena

"Ha? Tiga hari lalu? Emm... Oh iyaa gue inget. Gue ada di sana sih. Sorean. Pas banget. Kenapa? Tumben Lo kepo. Lo kan terkenal nggak peduli sama urusan orang lain. Jangan-jangan...."

"Jangan-jangan apa? Gue suka sama Lo? Atau gue diam-diam ngikutin Lo? Ngintilin Lo gitu? Ck nggak ada waktu gue ngelakuin hal kek gitu. Mendingan gue sibuk sama buku gue. Buku gue lebih menarik dibandingin Lo."

"Yaelah gitu amat Lo."

Kecurigaan Sena pun semakin bertambah. Tapi ia akan terus bertanya dan memastikan apakah benar Edward melihat cowok yang juga dilihatnya atau munkin dia salah satu dari mereka.

"Lo ke cafe itu sama satu cowok nggak? Yah usia anak kuliahan lah. Bener nggak?"

" Eh nggak tu. Gue perginya sama squad gue. Kenapa sih?"

"Beneran?"

"Iya astaga. Lo kenapa sih? Salah orang kali Lo. Gue mah biasanya juga perginya sama squad gue."

"Tapi...."

Belom selesai Sena melanjutkan kata-katanya, Raka tiba-tiba memanggil Sena. Sena pun segera bergegas menuju Raka.

"Kenapa dah tuh anak? Tumben kepo sama urusan orang lain." ucap Edward

Tanpa mereka berdua sadari ada sosok yang mendengar pembicaraan mereka dari awal.
                          ***
"Kenapa Ka? tanya Sena.

"Lo sama Edward udah selesai?"

"Oh belom. Ehee. Gue masih bingung sih, tadi gue mau nanya tapi Lo keknya sibuk amat."

"Apa yang Lo bingungin hm?"

"Ah iyaa. Ituu. Emm.."

"Apa? Lo kenapa sih? Belakangan ini gue lihat Lo nggak fokus. Kenapa? Ada masalah? Lo juga jadi tertutup sama gue. Na.. kalau ada apa-apa tu cerita. Jangan dipendem sendiri. Biasanya juga Lo cerita sama gue"

"Eh bukan kek gitu Ka. Duh.. gimana yaa. Hedeh udah deh. Tadi gue mau tanya bagian konsumsi itu tu apa aja?"

"Pinter banget ngalihin topik pembicaraan Lo. Yah Lo bisa sediain makanan, misalnya Snack,cake Trus Lo sediain nasi kotak buat guru-guru, OSIS, sama anak-anak yang nanti bakalan perform. Trus minuman jgn lupa. Trus..."

"Astagaaa banyak banget Ka."

"Wkwkwk ya mau gimana lagi. Kan nggak mungkin ada makanan tapi nggak ada minuman."

"Iya iyaaa. Trus buat rapat ini juga berarti gue sama Edward harus siapin makanan sama minuman?"

"Iyaa. Lo sama Edward tinggal pesen aja. Oh iya bentar lagi kan jam makan siang. Pesen gih. Grab food aja."

"Iya..."

"Oh iya Na. Lo bawa mobil?"

"Nggak, kenapa?"

"Yaudah Lo nanti pulang bareng gue ya. Q time kita mah. Dah jarang juga kan?"

"Yaelah Ka. Q time nya nanti aja. Pas dah selesai pensi nya"

"Nggak ada penolakan loh"

"Okeee pa ketos."

Sena pun kembali menghampiri Edward intuk menyampaikan semua info dari Raka.

"Em btw lanjutin yah yang tadi tentang yang di kafe"

"ya lanjut aja gue sanggup kok denger"

" ehm gini hari itu gue denger  ada yang mau celakain Lira dia juga pake seragam yang sama sama kita, apa kebutulan lo juga denger?"

"nggak tuh, gue hari itu main sama squad gue, jadi nggak terlalu perhatiin sekitar"

" oh, oke kalau gitu"

"but, lo bilang dia mau celakain Lira, siapa cowok  yang berani nyelakian dia disini , brengsek banget"

" itu gue masih bingung, lo mau bantuin gue nggak cari cowok itu, gue tau lo cukup deket dan peduli sama Lira"

" tentu, gue pasti bantuin ,gue pasti lindungin dia dari siapapun. Btw, lo percaya sama gue? Dan lo udah bahas ini sama mereka bertiga?"

"iya , gue percaya sama lo dan untuk mereka bertiga gue nggak mau bebanin mereka, jadi mohon bantuannya"

"ehem, tenang aja, tapi gue jadi terharu lo"

" jangan pikir yg aneh-aneh"

" iya..iya, oke sekarang lanjutin kerjaan kita"

Sena mengangguk dengan antusias setidaknya ada satu orang yang mampu mengatasi ini dengannya.
Namun ada sedikit kegelisahan didalam hatinya.
 

                          

Maaf ya kalau gak jelas.....
Happy reading...^-^

2DSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang