Bagian 17

25 2 0
                                    

"Gue janji, gue akan lindungin elo, jagain dan selalu ada buat lo, gue janji itu"

"Ih , ngomong apa sih lu, tiba tiba serius gini, canggung jadinya kan gue"

" Nggak Lira, gue nggak main-main, omongan gue semuanya serius"

" Iya lo sih, ngomongnya tiba-tiba gitu, gue bingung kan jadinya"

"Gue serius Lira, lo juga mau nggak janji sama gue"

"Janji apa???"

"Gue mau elo selalu bersama gue dalam apapun itu, lo mau kan??"

Lira memandang cowok
didepannya dengan hangat dan kemudian dia tersenyum.

"Gue mau kok, Ed"

" Oke, janji ya. Btw Lo biasanya manggil gue Ward, Trus sekarang Lo manggil gue Ed. Ehem panggilan kesayangan ni yee"

" Heem"

"Ya udah Ra, gue pulang dulu ya kalau gitu"

"Oh, okey bye"

" Tidur yang nyenyak kalau bisa mimpiin gue"

"Apaan sih, em...Ed, makasih ya"

Edward tampak kebingunan dengan ucapan Lira, dia sempat berbalik dan mengangkat satu alisnya.

"Makasih buat semuanya Edward, btw gue nggak bisa antar lo sampai depan, hati-hati di jalan ya"

"Nggak papa kok Lira, sampai jumpa besok"

Edward pun memasuki mobilnya dan mulai menancap gas , dan anehnya dia sedikit bergumam sambil tersenyum.
"Gue dapat lo!"
***
Suara hentakan sepatu terdengar diantara lalu lalangnya halaman sekolah di malam itu. Terlihat seorang gadis yang coba mengejar sosok yang seakan-akan hilang disaat itu.

" Dei,tunggu!! Lo udah mau pulang???"

" Ya ialah Dir, kan acaranya udah selesai"

"Bisa nggak gue ngomong sesuatu ama lu, tentang kejadian tadi siang?

"Boleh. Kenapa?"

"Okay, gini gue mau lo minta maaf sama Sena dan Edward"

"Maksud lo??"

"Gue tau wajar aja kalo lo marah, dan pastinya kita semua marah atas kejadian tadi, tapi lo juga jangan mudah nyalahin mereka kan"

"Apa sih"

"Gini Dei, lo mikir deh gak mungkin kan salah satu dari kita ngelakuin hal tadi? Apalagi Sena"

"Ya gue tau, tapi itu kan tanggung jawab mereka"

"Iya gue tau, makanya esok kita harus ngomong baik-baik, supaya kita bisa cari tau siapa pelaku sebenarnya"

"Ah ,udah, nggak tau gue. Gue mau pulang. Ggue cape"

"Eh, Dei tunggu"

Dira menatap kepergian sahabatnya dengan wajah murung, dia tidak menyangka akan mendapat tanggapan seperti itu dari sahabatnya. Dia pun berbalik melangkah, tapi tak disangka dia menabrak seseorang di belangkangnya.

"Au,,au,,,au,,au,, sakit tau.. nggak liat apa orang lagi pusing ni". Teriak Dira dengan ekspresi yang benar-benar lebai.

"Jalan dong yang benar"

"Eh!!! Ahhh... lo lagi Orgel!! Kenapa ya gue sial mulu tabrakan ama lo, waktu pertama masuk juga gitu, memang beneran alien lo"

Suasana menjadi hening, Agler hanya menatap diam gadis yang melotot didepannya, dia tahu semua celotehan yang dilontarkan gadis didepannya ini hanya sebagai pelampiasan walaupun tak seberapa.

2DSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang