Bagian 13

21 3 0
                                    

Dira melongo melihat apa yang dilakukan cowok disebelahnya ini yang sedari tadi sibuk melihat sekelilingnya sedangkan pekerjaan mereka tadi tidak  ada perubahan.

"woi...siapa nama lo tadi, oh iya orgel, lo seberapa deket sama my Ziel?"
ya ampun dalam keadaan begini aja Dira masih sempat nanyain Ziel, wkwkw otaknya memang isinya Ziel mulu
" lo nanya ke gue?"
"engga ama batu tuh di bawah, ya ama luh lah,lo aja kan yang sama gue sekarang"
"oh"
"Yaaa...lo!!!"
" Dira brisik!!" ucap Sena yang kebutulan lewat karena risih dengan temannya yang satu ini tidak ada pergerakan sama sekali sejak dari tadi, dia pun menegurnya.
"heeh... ya maap Bu killer
Sena hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini.
" Okay, sebenarnya gue nggak sudi sih sekelompok sama lo, tapi ya terpaksa. Jadi ehm sekarang apa yang perlu kita lakuin?"
" nggak tau"
" haa!!, tadi kita disuruh apa sih sebenarnya maksud gue kita di bagian apanya"
" Hias"
"oh, maaf-maaf, soalnya gue nggak denger"
"Hm"
"btw ni alien irit banget ngomongnya, tambah kesel"ucap Dira dengan suara kecilnya.
Karena tidak tahan dengan situasi hening, Dira yang tanpak kesal dan wajahnya tampak memerah.
" woi,, gue nggak tahan lagi ni yah! bisa nggak lo senyum dikit gitu ,terus jangan gue terus yg ngomong ni dari tadi, sumpah gue kayak ngomong ama patung hidup tau nggak"
"jangan peduliian gue, gampangkan?"
mendengar itu, Dira benar-benar kesal dan hendak melontarkan segala cacian untuknya,tetapi melihat pekerjaan mereka yang belum kelar,dia mengubur dalam-dalam emosinya itu.
"Agler"
"maksudnya?"
"nama gue"
" nggak tanya tuh, tapi...ehm.. nama gue Dira" sambil memalingkan wajahnya kearah lain.
"mungkin maksudnya berkenalan kali ya,gue bukannya geer, tapi gue juga bukan orang jahat yang nggak hirauan orang, yang penting bukan gue duluan kan" batin Dira.
" udah tau"
"lo udah tau, gila, jangan-jangan lo adem-adem gini ternyata suka stalkerin gue ya atau jangan-jamgan lo suka dari gue udah lama"
" jangan mimpi, gue tau lo dari Ziel"
"ohh,,,tapi maaf ya, meskipun lo udah kenalin diri lo, tapi orgel sih nama yang tepat untuk lo,hahahahha"
"hm, lo jangan pernah deket ama gue"
"ih, ogah!! Kalau bukan karena pensi sialan ini gue nggak mau dekat-dekat ama lo"
"Sekarang kita pikirin apa yang perlu dipersiapin"
"ya, menurut gue sih kita cari aksesoris yang pantas terus didatain satu persatu"
"ok"
Setelah itu mereka berdua sibuk dengan pekerjaan mereka,ya meskipun kadang mereka sekali kali berkelahi.

"ah... udah selesai , sekarang tinggal belanja, yok pergi "ucap Dira sambil berdiri dari kursinya meregangkan otot-ototnya.
"lebay"
" ih cerewet amat ni alien, tadi aja kayak patung hidup, nggak liat gue pegel nih gara-gara kelamaan sama lo"
"Bawel amet sih, ya tinggal pergi aja ke mall, pake acara senam segala"
" ih betulkan ni alien emang nggak waras, pintar ngeloceh mulu"
"pergi nggak nih!" sambil berjalan mendahului Dira
"enggak, ihhhh",Teriak Dira mengejar Agler.
***
Kedua remaja itu berjalan berdampingan dengan sebuah buku yang dipegang oleh  salah satu dari mereka, jika dilihat mereka tanpak seperti pasangan dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh keduanya. Keadaan yang cukup rame  di mall tersebut membuat keduanya kebingungan, ya mereka berdua adalah Dira dan Agler.
"wahh,,," takjub Dira saat tiba disebuah toko bunga
"eh, ayam kita ngapain kesini?" tanya Agler
"mau ngemis, ya beli lah , sinting lo!" -Dira
"tapi wahhhh,,, disini bagus banget banyak bunga yang cantik-cantik"
"ia nggak kaya ayam disebelah gue"
"apa lo panggil gue ayam, eh maksud lo apaan, ha!"
" berisik kaya ayam, jangan buang waktu, pilih tu bunga yang mau di beli"
"issshhhhh,mau gue tabok lo! Ehm, gimana kalau kita pilih bunga mawar kuning , ini kan pensi untuk mengerat persahabatan antar sekolah dan kebutulan mawar kuning melambangkan suka cita dan kenangan dalam sebuah persahabatan dan juga kita beli Krisan putih yang melambangkan kejujuran dan kesetiaan. okey?? Menurut lo?"
" serah lu"
"okay"ucap Dira kemudian memanggil pelayan tokonya untuk menyiapkan pesanan bunga mereka.
setelah itu mereka melanjutkan untuk membeli pernak pernik lainnya.
" ayam lo tau juga ya yang begituan tadi"
"apa eh, lo keseringan ya panggil gue ayam, gue nggak terima tau"
"cocokan sama lu"
Bagaimana  bisa Dira nggak tahu tentang kedua bunga itu, keduanya benar benar memiliki arti yang mendalam bagi hidupnya.

2DSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang