CS 11

21 3 2
                                    

Hollaaaa manteman, doakan aku untuk selalu rajin dalam up nya yaaa muach sayang kalian deh:*

Happy Reading zheyeng😌😌

***

Bulan bersinar menerangi alam semesta, namun senyum tidak ku tampakkan. Bukan aku yang menginginkan, tapi keadaan yang membuatku seperti ini.

-Sheila

***

Bu Nida menghukum seisi kelas untuk lari keliling lapangan basket sebanyak 20 keliling. Sementara Sheila dan Bima, mereka ditugaskan untuk membersihkan toilet dan setelahnya berdiri di depan tiang bendera sambil hormat hingga waktu istirahat pertama selesai.

"Shei lo bener gak punya pacar ?" Tanya Bima tanpa mengalihkan pandangannya dari tiang bendera.

"Bukan urusan lo" jawab Sheila singkat, Sheila sangat malas berhadapan dengan Bima yang tingkat ke kepoannya tertinggi.

Hari ini adalah hari yang sangat sial menurut Sheila. Karna ia harus dihukum bersamaan dengan Bima orang terngeselin yang pernah Sheila kenal.

"Oh gitu nih, terus Ilham siapa lo ?"
Mendengar nama Ilham, refleks Sheila menengok ke arah Bima di sampingnya.

"Gue bilang bukan urusan lo Bima" sahutnya dengan menekankan kata Bima.

Sheila tidak tahu apa motif Bima yang terus menerus mencari tahu tentang dirinya.

Sungguh tidak ada kerjaan sekali Bima ini -batin Sheila

"Udah deh Shei jangan ngelak lagi, gue tau semua tentang lo. Lo nya aja yang gak peka sama gue. Ada yang lagi liatin lo" Sheila melirik Bima lagi
"Tuh belakang" lanjutnya.

Sheila pun memutarkan kepalanya untuk melihat ke belakang.

Jauh di tempat Sheila berdiri, Ilham dan teman-temannya sedang berkumpul di tepi lapangan.
Mata mereka beradu namun hanya beberapa detik, karna Ilham memutuskan pandangannya secara sepihak.

Mata itu, seolah masih ada rasa peduli, seolah masih ada rasa ingin memiliki. Namun semua harus dipendam karna keadaan yang memaksa.

Senyum sekilas terukir di bibir Sheila, dia bergeming tak bisa berkata apa-apa. Dia benci dengan situasi yang sedang dia hadapi. Seolah semesta sedang mempermainkannya.

Sheila kembali menatap lurus kedepan namun...

Cup..

Seseorang tengah mencium pipi Sheila, siapa lagi jika bukan Bima pelakunya. Tangan Sheila terangkat untuk menampar Bima namun kalah cepat karna Bima berhasil mencekal tangannya.

"Ssstts jangan marah, gue cuman pengen tahu seberapa peduli dia sama lo. See ?Dia tidak marah apalagi cemburu. Jadii lupain aja dia, hidup lo lebih berarti untuk menangisi orang yang udah sia-siain lo" bisik Bima ditelinganya.

"Yah tapi gak seharusnya lo cium gue Bima!" balas Sheila penuh penekanan.

Untung saja saat Bima cium Sheila tadi tidak ada yang memperhatikan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang