CS 4

35 2 0
                                    

Untuk hati ?Siapa yang akan mengetahuinya. Hanya aku yang tahu kapan hati ini akan berpindah ke lain hati.

Happy reading👋

👣👣👣


Dari tadi Rina, Marcel, dan Rizka merasa aneh melihat tingkah sahabat nya ini yang terus tersenyum sambil memainkan handphone yang ada di genggamannya.

"Lo kenapa Shei senyum-senyum sendiri ?Kemaren aja galau." Tanya Rizka membuka suara.

"Kesambet kali" Timpal Rina

"WOII!!" Marcel menggebrak meja pelan sambil menatap Sheila. Karna Sheila sedari tadi tidak merespon ucapan sahabatnya. Sheila pun terlonjak kaget sampai menahan handphonnya yang hendak terjatuh tadi.

"Kenapa ?" Tanya Sheila, menatap bingung teman-temannya.

"Hallo sayang" suara bariton yang tengah duduh dipinggir Elrina membuat Sheila dan teman-temannya melihat ke arah suara tersebut.

Dia adalah Zaki Muharram Saputra salah satu sahabat Ilham dan sekaligus pacar "tersayang" Elrina. Mereka berpacaran sudah jalan 2 tahun. Mengapa di sebut pacar tersayang ?Karena menurut teman-temannya, semenjak Elrina berpacaran dengan Zaki, Elrina sangat jarang sekali berkumpul dengan para sahabat nya. Dan itu membuat sahabat-sahabat nya sedikit kesal. Tapi mereka pendam karna mungkin Elrina bisa sadar sendiri tanpa dikasih tahu.

Berbeda dengan Sheila, dia bisa membagi waktunya antara pacar dan sahabat.

"Eh sayang, gimana tadi ulangan hariannya bisa ?" Tanya Rina

"Gabisa sayang:(" Jawab Zaki pura-pura menyedihkan wajahnya.

"Loh kenapa ?katanya kemarin malem belajar. Masa gabisa isi sih?"

"Yah karna pikiran aku isinya Elrina Elrina Elrinaaaa semua" Ucap Zaki gombal

"Ih kamu apaan sih" Jawab Rina sedikit malu-malu.

"Ekhem gue haus panas lagi" sela Rizka karna merasa melihat adegan untuk para si jomblo.

"Iya nih kalo pacaran tuh tau tempat dong jangan disini juga kasian yang jomblo" lanjut Marcel sedikit meninggikan suaranya.

"Bilang aja lo semua sirik karna jomblo. Haha" Canda Zaki

"Eh kita tuh ga sirik, tapi liat situasi kalo mau pacaran" Rizka makin nyolot

"Udah udah kalian tu yah kaya anak kecil tau ga ?Biarin aja kenapa sih ?" Sheila menengahi.

"Eh ada Sheila, Shei lo tau ga___" Sapa Zaki terpotong

"Kagak apaan ?"

"Yaelah diem dulu ngapa ni bocah gue belum beres ngomong. Ini serius"

Setelah Zaki mengatakan itu, semuanya langsung saling bertatap karna melihat keseriusan di wajah Zaki.

"Apaan?" tanya Sheila penasaran

Zaki diam sejenak agak lama sih, di tatapnya mereka satu persatu

"Cieee penasaran yaaa hahaha"

"Iiiiih Zakiiiii!!!" geram mereka serempak karna merasa dipermainkan.

"Hhaha ngga ngga sekarang gue beneran. Dengerin Shei, tadi gue liat laki lo berduan sama si Riri di kelas beuh mesra bangeeet"

"Heh Zaki lo jangan ngada ngada yaa gak mungkin Ilham kaya gitu" Ucap Rizka

"Tapi Ilham bilang Kak Riri aja yang suka ngejar-ngejar Ilham, dia nyamah ga suka kan udah ada gue" Ucap Sheila percaya diri sambil senyum-senyum

"Lo udah kenal sama Riri Riri itu ?" Tanya Marcel ga percaya

"Kapan lo kenal ?Kalian kan baru jadi siswa sini" Tanya Zaki

"Kan kemarin Ilham ngejelasin semuanya sama gue. Riri itu orang yang suka ke cowo gue, dari awal dia masuk terus aja gangguin si Ilham. Ya lo semua tau kan gimana sifat si Ilham. Dia itu anak dari pemilik sekolah ini, jadi jangan macem-macem deh sama mereka."

"Mereka ?" tanya Elrina

"Iya, mereka itu Riri sama kedua temennya si Nelisa sama Azkiya" sahut Zaki

"Ko mendadak horor ya sekolah ini" Timpal Rizka

"Ya udah gue ke toilet dulu kebelet"Ucap Sheila langsung melangkahkan kakinya, meninggalkan teman-temannya yang sedang duduk.

Bukan toilet yang Sheila tuju, rasa penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Zaki membuat Sheila ingin melihat yang sebenarnya. Sheila telah menginjakkan kakinya di area kelas 11 ips. Kakinya ia langkahkan menuju ujung kelas sana, karna ia yakin Ilham pasti ada di kelasnya.

Suasana koridor yang memang sangat sepi membuat Sheila leluasa untuk hanya sekedar melihat Ilham. Tepat di ujung koridor sana Sheila melihat dua orang perempuan yang membuat semua orang tidak ingin berurusan dengan nya. Ia mereka adalah Nelisa dan Zakiya kedua teman Riri.

Tapi itu tidak membuat Sheila takut, karna ia tau mereka tidak akan mengenalinya selagi Sheila tidak membuat masalah.

Sheila terus berjalan hingga akhirnya tepat di ujung pintu kelas Sheila memberhentikan langkahnya. Tidak usah meredarkan pandangannya, karna dari kejauhan pun Sheila dapat melihat Ilham. Ia di bangku ketiga paling kanan terlihat Ilham sedang duduk membaca buku.

Dia tidak sendiri, apa yang diucapkan Zaki benar Riri ada di sana, duduk di sebelah Ilham. Tapi itu tidak membuat Sheila cemburu, Sheila tau Ilham sangat terganggu dengan keberadaan Riri.

Sheila hendak pergi meninggalkan koridor tersebut, namun pandangan yang ia lihat terakhir kali membuat ia sangat tercengang.

Sheila berlari sekencang mungkin meninggalkan koridor, air mata pun ntah dari kapan ia keluarkan.

Nelisa dan Zakiya yang melihat itu, tertawa lepas seakan mereka telah menang dalam perlombaan.

Sheila duduk di kursi taman belakang, dia ingin sendiri. Dia tidak ingin teman-temannya tau jika dia sedang menangis.

"Kenapa Ham kenapa ?Kemarin kamu bilang gak suka sama dia. Walau seberapa besar Kak Riri ngejar-ngejar kamu, kamu bilang kamu gak suka cewek yang posesif. Tapi apa ini cara kamu buat jaga aku ?Kamu gak bertindak Ilham!!" ucap Sheila sidikit berteriak, mengeluarkan cairan bening dari matanya.

Jika ada masalah, Sheila butuh tempat sepi untuk sendiri. Agar tidak ada orang yang tahu jika dia sedang bersedih. Itu yang slalu Sheila lakukan, dia hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan teman-temannya. Dia juga tidak ingin dikasihani. Jadi dia berusaha sebahagia mungkin di depan orang-orang terutama keluarganya.

"Shei lo kenapa ?" Suara bariton itu membuat Sheila terlonjak kaget, buru-buru Sheila menghapus air matanya cepat.

"Eh Kak Reza, Kakak ngapain disini ?" Tanya Sheila berusaha terlihat normal.

"Gue tadi pengen aja main ke taman belakang, eh malah liat lo disini. Lo abis nangis ya ?" Jelas Reza sekalian duduk di pinggir Sheila.

"Nangis ?Siapa yang nangis ?Aku lagi ngantuk kak. Biasa kalo aku ngantuk trus di tahan emang suka ngeluarin air mata gitu. Aneh sih emang." Ucap Sheila dengan senyum getir nya.

"Oh kirain, mau sampe kapan lo disini ?"

Sheila melirik jam yang tertempel di lengannya

"Eummm sekarang deh kak, bentar lagi bel masuk. Duluan ya kak by" Sheila pun pergi berlalu meninggalkan Reza yang masih kebingungan dengan sikap Sheila.

***

Hallooo Readers semangat yaa bacanya.

Maaf nunggu updet tannya lama banget.

Bukan pengen jadi orang so sibuk, tapi niat yang kurang kuat. Kemalasan terus melanda.

Sekali lagi maaf banget yaa buat yang sudah menunggu.

Loveyou❤❤❤

Cinta SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang