CS 1

73 8 0
                                    

Genggamlah harapan yang kau miliki, pasti suatu saat akan menjadi kenyataan.

~~~

"Gak kerasa ya Fid, udah seminggu lebih kita sekolah disini" Ucap Sheila. Yang di ajak bicaranya pun hanya menatapnya dan kembali pada Novel yang ia baca.

"Tapi selama gue disini, gue belum liat pacar gue" lanjut Sheila dengan nada sedih. Dan meletakkan wajah nya pada kedua tangannya. Melihat seisi kelas yang belum terlalu ramai.

"Lo punya pacar ?" Tanya Fidly dengan tatapan mata menerawang.

"Lo tuh gimana sih? Gue kan pernah cerita ke lo kalau gue punya pacar kakak kelas disini. Lo lupa ?" cerocos Sheila dengan nada geram.

Capek jika terus mengulangi curhatannya pada Bonita. Memang terkadang sifat lupanya Bonita membuat Sheila kesal namun ntah mengapa Sheila sangat betah berada dekat dengan Bonita.

"Oh iyah gue lupa" Jawab Fidly seadanya dan kembali fokus pada novel yang sedang ia baca.

"Ternyata selain kutu novel, lo juga pikunan yah. Dasar nenek-nenek"
Ledek Sheila pada Fidly dan berlalu meninggalkan Fidly sendiri di bangkunya. Fidly hanya menatap kepergian Sheila dengan bingung.

"Gue salah lagi yah ?Padahal dari tadi gue diem. Ah mungkin lagi PMS" Tunjuknya pada diri sendiri.

Di koridor sekolah, Sheila merutuki dirinya sendiri. "Mimpi apa sih gue semalem sampe nemu temen kaya si Bonita." -rutuknya

Ntah bisikan dari mana saat ini Sheila melangkahkan kakinya ke dalam perpustakaan sekolah. Padahal Sheila sangat anti memasuki ruangan tersebut sejak SMP. Ia berjalan pelan melihat buku-buku yang berjajar rapih dihadapannya dengan tidak bergairah.

Dan ketika Sheila berada di ujung rak buku, Sheila memberhentikan langkahnya. Tatapan Sheila lurus kedepan melihat seorang laki-laki yang sedang mengerjakan tugasnya di atas meja yang telah tersedia di perpustakaan.
Wajah Sheila terlihat sangat bahagia, akhirnya tanpa ia caripun seseorang itu ada dihadapannya. Dengan langkah perlahan Sheila menghampiri laki-laki itu.

"Hai" sapa Sheila.

Orang yang dipanggilnya pun memberhentikan aktivitasnya dan langsung mendongkakkan kepalanya ke atas. Dilihatnya soerang perempuan yang kini sedang melambaikan tangan dan tersenyum manis kearahnya. Setelah melihat wajah Sheila, laki-laki itu langsung berdiri dari duduknya. Dengan wajah terkejut, secepat kilat tangan laki-laki itu langsung menyambar tangan Sheila hingga tubuh Sheila hampir terhuyung karna mengikuti pergerakan laki-laki itu yang membawanya ke ujung ruangan perpustakaan. Dimana tidak ada seorang pun disana. Wajah laki-laki itu terlihat sangat cemas, namun Sheila ?Jangan ditanya, dia malah tersenyum melihat tingkah laki-laki itu.

"Apa yang kamu lakukan disini Shei ?" Tanya laki-laki itu dengan wajah panik, namun tetap dengan nada halusnya.

"KEJUTAN !!Aku sekolah disini, satu sekolah sama kamu" Senyum mengembang di bibir Sheila. Berharap rencananya itu berhasil.

"APA ?Bukannya kamu sekolah di luar kota ?Gak mungkin dong kamu ada disini ?" Sheila merasa aneh dengan nada bicara laki-laki itu, senyumnya pun kini sudah memudar. Nadanya seperti terlihat tidak suka dia berada d sini.

"Memangnya kenapa kalau aku sekolah disini Ilham ?" Tanya Sehila, namun tidak dihiraukan oleh Ilham.

Iyah seseorang itu adalah Ilham, yang selama 2 tahun terakhir ini menjalin hubungan dengan Sheila. Ilham memiliki postur tubuh yang cukup bagus diusianya. Kulitnya sawo matang, wajahnya sangat bersih dan selalu menarik perhatian kaum hawa. Hidungnya mancung, ia mempunyai mata yang sangat indah, bibir yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Ilham jarang tersenyum, bahkan dapat dikatakan hampir tidak pernah. Namun pada saat ia tersenyum, ia makin tampan dan mempesona. Dan membuat wanita disekitar tergila-gila padanya.

Sejak SMP sampai sekarang Ilham memang sangat dingin. Namun ia sangat populer dengan ketampanan dan kepintarannya. Maka sangat beruntung lah Sheila ketika ia dinyatakan berpacaran dengan Ilham oleh pihak sendiri. Dan satu lagi, Ilham dijuluki sebagai "Prince Ice" di SMA nya.
Ilham tampak berfikir sejenak, apa yang harus ia lakukan dengan kekasihnya ini. Ia tidak ingin semua murid disini mengetahui jika Sheila adalah kekasihnya. Bukan karna malu mempunyai pacar seperti Sheila, tetapi Ilham takut kejadian satu tahun lalu terjadi lagi hanya karna dirinya.

Rencana Sheila gagal, dia fikir Ilham akan terkejut bahagia melihat keberadaan Sheila disini. Sheila bukan lagi anak kecil, dia tidak bodoh dalam soal menilai mimik muka. Seperti saat ini, Sheila sangat bahagia bisa menemukan kekasihnya itu. Tetapi ada yang mengganjal di hati Sheila saat melihat kecemasan di wajah Ilham. Senyum Sheila memudar, bergantian dengan senyum kecut dan melipat kedua tangan Sheila.

"Kamu kira aku anak kecil apa ?Gerak gerik kamu dan wajah kamu mengatakan jika kamu tidak menyukai keberadaan aku disini" Ucap Sheila dengan penuh penekanan.

Ilham yang sedari tadi mondar mandir, memberhentikan langkahnya saat mendengar suara Sheila.

"Sheila bukan begitu, maafin aku yah. Aku gak bermaksud.... Aku.... Aku cuma khawatir sama kamu. Disini itu bukan tempat yang aman buat kamu" Ucap Ilham terbata-bata.

"Maksud kamu apa sih ?Sudahlah bilang aja kalau kamu gak suka aku ada disini." Sheila pun bergegas pergi meninggalkan Ilham dengan penuh salah paham.

Ckrek !!Mereka tidak menyadari, ternyata secara diam-diam ada yang mendengar perdebatan mereka dan mengambil foto mereka. Lihatlah apa yang akan terjadi pada Sheila dan Ilham esok di sekolah.

Sheila memasuki kelasnya dengan wajah yang sangat kesal. Menghampiri tempat duduknya yang berada di barisan ketiga dekat guru. Dan melihat Bonita yang nampak sedang asik berbincang dengan Rizka.

"Minggir dong, gue mau duduk !" Ucap Sheila pada Rizka yang asalnya menduduki bangku Sheila.

"Lo kenapa Shei ?Muka lo kok di tekuk gitu ?" Tanya Rizka sambil berpindah tempat duduk di depan Bonita dan Sheila.

"Tau ah, gue sebel banget sama Ilham" Ucap Sheila yang telah duduk disamping Bonita dengan kesal.

"Lo udah ketemu Ilham ?" Tanya Rizka sedikit teriak dengan suara cempreng nya.

"Ilham siapa ?" Tanya Bonita

"Eh nggak buk...." Jawab Sheila terpotong oleh kedatangan Bu Wati.

"Assalamualaikum anak-anak" Sapa Bu Wati

"Waalaikumsalam Buu" Jawab murid serempak.

"Lo utang penjelasan sama gue" Ancam Rizka pada Sheila. Sheila hanya menghela nafas panjang.

"Baik, langsung saja buka materi halaman 18 yah" Suruh Bu Wati. Murid-murid pun membukanya dan memulai pelajaran fisika.

🐾🐾🐾

Holiday Gays !!! Ntar minggu aku balik pondok lagi 😉😉
Semangatin dong yeyeye💪💪
Ma'a najaah

Cinta SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang