Ujian?

2.9K 350 40
                                    

We should respect blind people.

Why?

Because they judge others by their personality,

not by their looks.
.

.

.
Wangi lavender menyebar ke seluruh ruangan karena beberapa tangkai yang di potong kemarin, sengaja di bawa untuk di taruh di kamar Kuroko dan anak anak Akashi,

Lavender memiliki aromatik yang menenangkan, membuat mimpi buruk Kuroko hilang sedikit demi sedikit,


Seperti biasa Seiji, Seiya dan Seichi tidur di kasur yang sama dengan Kuroko,

Sedang orang orang kerajaan sudah kembali ke kerajaan mereka masing masing, Akashi dan Midorima tengah mengantar mereka.

.

.

.

Pintu di buka oleh Akashi kasar, namun penghuni di dalamnya tidak memperhatikan sama sekali.

"Apakah kalian selalu tidur di kasur yang sama seperti ini?" ucap Akashi menatap ke 4 orang itu.


"Engh?" Seichi mulai terbangun.

"Sh~

Tidurlah lagi, Seichi.

Biar Ayah yang bangun~" ucap Kuroko bangun dengan rambut yang sangat berantakan.

"Emp~" lalu Seichipun kembali terlelap dalam mimpinya,

"Ada apa Akashi-sama datang ke mari?" ucap Kuroko menunduk tanda hormat pada sang penguasa.

"Ikut aku, dan malam ini tinggal di kamarku,

Kau mengerti bukan apa maksudku?" ucap Akashi menatap tajam Kuroko, karena sudah lama tidak mendapat jatah nya dari sang istri.


"Hai, wakarimashita" ucap Kuroko sebenarnya sedikit takut.

"Ayo ikut aku,

Ada yang ingin ku berikan padamu"



"Wakarimashita, Akashi-sama" ucap Kuroko tanpa mandi dan berganti baju dia langsung mengikuti Akashi.

.

.

.

Sampailah mereka bedua di ruangan Akashi,

"Mandilah di kamarku dan berganti pakaian yang pantas" ucap Akashi masih dingin seperti biasa.

Lalu Kuroko menurut dan masuk ke dalam kamar mandi yang terdapat mini kolam dengan air hangat.

"Huft, nyamannya~" bisik Kuroko sembari menghela napas, namun belum sampai 5 menit, tiba tiba pintu di buka menampakkan Akashi yang sudah bertelanjang dada, dan hanya menggunakan kain handuk di bagian bawahnya saja.

"A-akashi-sama?" ucap Kuroko panik, dia sudah telanjang bulat di dalam kolam air panas kecil ini.

"Kenapa?

Kita suami istri bukan?

Lalu apa salahnya bisa mandi bersama, hmp?" ucap Akashi melepaskan handuknya dan masuk ke dalam kolam bersama dengan Kuroko.


"Kemari lah, berikan tanganmu" ucap Akashi menarik tubuh Kuroko ke tubuhnya alhasih kini tubuh Kuroko berada di depan Akashi.

Tangan Kiri Akashi meraih jari manis Kuroko, dan menyematkan satu cincin giok hitam.

"Cincin ini terbuat dari tulang rusuk ku yang dahulu patah,

Aku minta bawahan ku membuatkannya,

Anggap ini nyawamu,

Kalau cincin ini hilang maka nyawamu dan ke tiga anak itu akan hilang bersamanya,

Ingat itu, Tetsuya" ucap Akashi berbisik seolah mengancam,


"Ba-baik, Akashi-sama" ucap Kuroko mau tidak mau harus menurut,

.

.

.

Setelah itu, Akashi memilihkan pakaian untuk Kuroko dan siang itu mereka pergi berjalan setapak demi setapak, hingga sampailah mereka di suatu ujung tebing perbatasan dunia spiritual dan dunia manusia,


Dibawah sana terpampang hijaunya sawah dan luasnya langit yang membentang menampakkan desa desa dan ujung kota dari dunia manusia,


Kuroko yang sudah lama tidak melihat dunia manusia sangatlah terpanah akan pemandangannya,


"Apa kau suka?" ucap Akashi lembut,


"Hai, ini sangat indah" ucap Kuroko terpesona.

PUSH~


"Eh?

Akashi-sama?" ucap Kuroko sesaat setelah Akashi mendorongnya dari atas tebing dan mulai terjatuh ke bawah.

TBC

Pengantin Dunia BawahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang