[❗️DIMOHON UNTUK TIDAK TERPENGARUH/MENIRU ADEGAN DI DALAM CERITA INI❗️]
➖➖➖➖➖
PERSONA.
Sebuah arti dari sisi kepribadian dari seseorang.
Sebuah topeng yang ditampilkan di depan publik jika kita ingin dianggap 'ada' oleh orang-orang.
Sebuah sisi yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Persona, begitu banyak kebohongan dibalik topeng cantiknya."
***
"Ko Joan, aku mau nebeng boleh?"
Aku memberhentikan Ko Joan yang sudah duduk di atas motornya. Pria itu mengambil helmnya dan menatap wajahku.
"Gimana ya, Na,"
"Nggak bisa ya?" tanyaku sedikit kecewa.
"Koko ada janji sama Sarah. Dia lagi nungguin Koko."
"Oh, iya Ko, nggak apa-apa. Aku jalan kaki aja kalau gitu."
"Heh!" Ko Joan berteriak. "Ini tuh udah malem, Na. Jam 10 gini kamu nekat jalan sendirian ke rumah kamu?"
Aku tersenyum dan menepuk lengan Ko Joan dua kali. "Yaelah, tenang. Kan aku bawa semprotan yang Koko kasih."
Semprotan merica. Ini adalah alat pelindung diri yang Ko Joan berikan padaku. Dia selalu khawatir jika aku pulang sendirian ke rumah dan terkadang juga Ko Joan tidak bisa selalu mengantarku pulang.
"Pegang aja. Jangan dimasukin ke tas." Ko Joan mengusap lenganku pelan. "Hati-hati ya, Na. Nanti chat Koko kalo udah di rumah."
"Siap!" Aku sedikit mendorong badannya. "Buruaan! Kak Sarah nungguin!"
"Iya-iya." Ko Joan memakai helmnya dan mulai menstater motornya. "Duluan ya, Na!" Dia melambaikan tangannya.
Aku mengangguk dan melihat motor Ko Joan yang melaju kencang di jalanan yang gelap.
Oke, jalan kaki di malam seperti ini.
Sangat sepi. Hanya suara gesekan antara sepatuku dan aspal. Tidak ada motor yang lewat, hanya beberapa orang yang juga berjalan kaki bersamaku.
Dan aku mulai memasuki jalan masuk menuju rumahku. Dan aku harus berjalan sedikit lebih jauh lagi.
Oke Nana, kamu berani.
Aku berjalan setenang mungkin. Hampir tidak menimbulkan suara karena jantungku sudah lumayan berdebar.
Merasakan hawa dingin yang menerpa badanku, bulu kudukku berdiri. Aku merasa bahwa ada yang mengikutiku. Namun saat aku menoleh ke belakang,
Tidak ada siapa-siapa disana.
Aku makin panik. Lalu aku berjalan cepat, dan kemudian kini aku berlari agar cepat keluar dari jalanan yang sepi ini.