PERSONA : 8

142 13 0
                                    

"Persona-ku cukup baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Persona-ku cukup baik.
Namun, fisik-ku berkata tidak."

***

Aku memutuskan untuk menginap sementara di rumah Kintan. Aku tidak tahu harus kemana lagi, tidak mau ke rumah Saka karena lelaki itu sudah sangat sering membantuku. Aku tidak mau melibatkan lelaki itu lagi.

"Makasih ya, Kin." Aku menerima secangkir teh hangat dari Kintan. Wajahnya terlihat antara sedikit marah atau kasihan padaku.

"Kenapa sih lo nggak cerita, Na?"

Menyeruput sedikit tehnya, aku menggeleng sambil tersenyum. Tanganku sudah diperban olehnya. Dan kakiku sudah terasa lebih baik.

"Nggak, Kin. Nggak apa-apa. Gue cuma bertengkar sama Papa tadi, terus ya udah gue kabur, tiba-tiba jatuh di jalan."

Dia menarik tangan kananku. Melihat buku jariku yang tertutupi perban. "Tapi ini gue lihat tadi nggak kayak habis jatuh, Na. Lo kayak habis ninju sesuatu!"

"Gue boleh nginep di rumah lo buat sementara ini nggak? Ya sampai 3 hari ke depan aja deh, boleh?"

"Selamanya juga nggak apa-apa. Lo disini aja dulu, jangan pulang kalo belum baik suasananya. Tapi bilang Mama Papa lo kalo lo nginep disini."

Aku menggeleng. "Nggak usah dibilang. Mereka nggak bakal peduli."

Tiba-tiba pintu kamar Kintan terbuka. Menampilkan sosok pria tinggi dengan celana pendeknya. Kak Gean, kakaknya Kintan.

"Nana udah makan?" tanya Kak Gean sambil duduk ditepi kasur.

"Udah, Kak. Makasih," aku tersenyum sopan ke arahnya. Kak Gean memegang kakiku yang terkilir dan sedikit memutarnya. Aku meringis.

"Masih sakit ya?"

Kak Gean ini adalah seorang mahasiswa kedokteran. Dia merupakan orang terpintar yang pernah aku temui. Kak Gean itu jenius, saat kami mencoba memecahkan teori yang menurut kami tidak ada jawabannya, dengan mudah Kak Gean menggunakan logikanya untuk memecahkan soalnya. Kami cukup tercengang saat Kak Gean menemukan jawabannya.

"Mau kakak pijetin, Na?"

Aku menggeleng dengan cepat. "Ih, nggak usah, Kak! Nggak apa-apa serius,"

"Besok nggak usah sekolah dulu ya? Kamu kayak masih terguncang gitu. Kaki kamu juga belum sembuh."

"Aduh, Kak. Bisa dimarah Mama nanti kalo nggak sekolah. Nggak apa-apa, Nana bisa kok!"

PERSONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang