PERSONA : 6

124 9 0
                                    

"Mengapa jatuh cinta itu sangat mudah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa jatuh cinta itu sangat mudah?"

***

Cahaya mentari mengusik mataku yang masih terlelap. Aku sedikit menggerakan badanku, rasanya sangat sakit.

Bangun dari tidurku, melihat tubuhku yang terpantul oleh cermin lemari di samping tempat tidurku. Aku terkejut bukan main.

Lihatlah badan ini.

Kaki dan tangan yang penuh luka goresan. Buku jariku memerah dan sedikit ada luka kecil disana. Kepalaku sedikit benjol dan akupun tidak tahu apa penyebabnya.

Kalian jangan heran. Aku sering mengalami ini. Dan aku sudah cukup terbiasa dengan rupa tubuh yang buruk ini.

Ya, aku memang buruk.

Mengambil ponselku, aku memeriksa banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab dari teman-temanku. Yang paling banyak adalah,

Saka.

Lelaki itu menelponku hingga 50 kali dan memenuhi isi pesanku sebanyak 100 lebih. Aku sampai pusing melihatnya.

"Gila emang." desisku sambil mengetikkan sesuatu untuk membalas pesannya.

Nana : keluar yuk

Send.

Keluar dari kamarku, aku berjalan menuju dapur. Mencari apapun yang bisa dimakan. Perutku sangat keroncongan karena tidak makan dari siang kemarin.

Aku melihat Mama tengah menyantap makanannya. Aku menghela napas, syukurlah dia sudah makan.

Mengambil sesuatu dari lemari dapurku, aku mulai meracik makanan instanku. Hanya ini yang bisa ku masak. Karena aku tidak pandai memasak.

"Itu di kulkas ada ayam. Udah Mama bumbuin, kalo mau makan tinggal goreng aja."

Mama melewatiku menuju mesin pencuci piring. Kata-katanya sungguh dingin, Mama seperti tsundere.

"Iya, Ma. Makasih."

Mama tidak menjawab. Hanya pergi melewatiku tanpa sepatah kata pun. Yah, begitulah kehidupan keluargaku.

Sunyi, tanpa interaksi hangat antar keluarga.

"Jangan lupa nanti kerja. Libur sekolah kan?"

"Iya, Ma."

"Kerja yang bener."

"Iya."

"Iya-iya mulu tapi nggak jalan ya percuma."

Hhh.. sabar. Aku memejamkan mata sambil mengatur napasku perlahan. Selera makanku jadi hilang.

Mematikan kompor dan menaruh bahan masakanku ke dalam kulkas, aku kembali masuk ke kamarku. Mengambil ponsel dan mengeceknya lagi sembari berjalan menuju balkon.

PERSONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang